Layanan Informasi FORNAS, Masih Begini-begini Aja
SUDUT PANDANG
Oleh: Edi Purwanto – wartawan olahraga
---- Sudah dua kali saya ikuti Festival Olah Raga
Nasional (Fornas), maaf saya tidak menuliskan FORNAS dengan kepanjangan
Festival Olah Raga Masyarakat Nasional, karena singkatannya akan keliru. (?)
Memulai menulis “Sudut Pandang” ini dengan sebuah
kekecewaan yang datang menghampiri pikiran saya dan teman-teman peliput FORNAS
VII di Bandung tahun 2023 ini.
Kesan bahwa FORNAS memang tidak serius membenahi system informasi
menjadi nyata. Di Palembang tahun 2022, kami menemukan sebuah kenyataan
informasi yang membingungkan dari dua media center yang ada di sana.
Ini soal update
klasemen medali saja dulu. Dimana ini sebuah informasi yang oleh seluruh
peserta akan sangat ditunggu dan diperlukan, karena dari sana akan diketahui
apakah kinerja seluruh inorga peserta FORNAS ini.
Namun ternyata sisi informasi yang ini diabaikan, sejak
FORNAS VI dan sampai sekarang kok malah makin tak jelas. Mohon jangan marah
semua piihak yang terkait hal ini, atas kritikan ini, karena memang ini
kenyataannya.
Jika ini ditulis berdasarkan kenyataan, maka ini bukanlah sebuah artikel pencari kesalahan.
Klasemen Medali
Saya melihat dalam dua hari ini, memang baru dua hari
FORNAS digulirkan, dan pada aplikasi bugar.id
masih ditemukan bahwa update perolehan medali masih kacau balau.
Saya hanya ingin membahas klasemen medali atas nama
Lampung saja. Sampai tulisan ini diturunkan pukul 21.00 wib Selasa 4 Juli 2023,
perolehan medali provinsi Lampung posisi ke-7: 2 Emas, 1 Perak dan 1 Perunggu.
Padahal, perolehan medali Lampung pada Selasa, 3 Juli
2023 sudah ada 7 Emas, 2 Perak 2 Perunggu dari dua Inorga yakni YPOK dengan
(5-1-2) dan POGTI (2-1-0).
Satu lagi informasi medali yang saya dapat dan mencoba bandingkan lagi dengan satu link
yang dikirim ke kami dengan alamat
@fornas.vii/Linktre.
Coba dibuka klasemen sementara dengan update terakhir pukul 21.06.56 tanggal
04-07. Terdapat data klasemen Lampung urutan ke 12 dengan perolehan 2 emas dan
2 Perunggu.
Saya coba tidak usah menghitung yang hari kedua dulu, karena yang hari pertama saja ada yang tidak bisa dimengerti apakah angka dalam klasemen itu yang tertulis medali dari Inorga POGTI atau YPOK. Baik medali emas, perak dan perunggunya.
Dua Tempat, Dua
Data Berbeda
Ini kembali mengingatkan kami pada FORNAS VI di Palembang.
Sangat membingungkan, akan tetapi pertanyaan kami soal ini dijawab dengan
santai oleh petugas waktu itu, bahwa “data dari lapangan belum sampai”. Klasik
sekali dan menganggap kami yang peliput di lapangan ini tidak punya sudah
bertahun-tahun meliput kegiatan multy event seperti ini.
Jadi kalau mereka melemparkan jawaban seperti itu lantas
kami terima begitu saja dan pergi.
Tampaknya ini terulang di FORNAS VII di Jawa Barat ini.
Dalam dua hari, kondisinya seperti itu. Dalam dua klasemen yang dilempar ke
atmosfir online FORNAS kali ini, BERBEDA. Dari bugar.id dan http://linktr.ee/fornas.vii.
Dua tempat update, dua data berbeda, dan diluncurkan pada
waktu yang sama. Dahsyat kan.
Kami sebagai insan media menginginkan data yang akurat
dan valid, karena begitu data itu kami sampaikan ke masyarakat maka kami
tanggungjawab akan kebenarannya.
Jika data itu salah, maka kami sudah membohongi
masyarakat pembaca kami.
Meski ada yang aneh dari dua data itu. Data untuk Lampung
saja berbeda. Dan data untuk Jawa Barat berbeda juga, namun ada progress
peningkatan. Artinya ada update medali dari Inorga ke petugas atau panitia yang
bertugas di sini.
Data Jawa Barat peringkat 1 dengan perolehan (24-24-17)
ini diupdate oleh dan http://linktr.ee/fornas.vii.
Dan beberapa saat sebelumnya saya baca di bugar.id
datanya untuk Jawa Barat diperingkat satu (13-14-9).
Artinya, sudah pasti ada data-data masuk sebagai
pemutakhiran klasemen to? Namun kenapa hanya beberapa provinsi saja yang
bertambah, sementara Lampung tidak bergerak.
Saya sekali memang. Semakin banyak dan semakin dimintai oleh masyarakat Indonesia yang rela dengan biaya sendiri mengikuti pesta olahraga masyarakat ini dengan sekuat tenaga, namun ditanggapi dengan sangat “enteng’ oleh panitia FORNAS dengan penyajian data dan mungkin pelayanan yang seadanya.
Saya sampaikan complain ini setahun lalu di Palembang,
bahkan di hadapan Pak Hayono Isman, langsung dan terbuka diantara para wartawan
peliput lainnya. Bahwa ini kelemahan yang sangat signifikan.
Sebuah even besar dengan biaya besar, peserta besar…
memerlukan system informasi yang semakin akurat dan valid.
Ini sebuah penghargaan kepada seluruh peserta yang ikut
dalam pesta ini. Jika tidak dilakukan, yaa sama saja menyepelekan keseriusan
peserta, dan panitiannya sama sekali tidak serius.
Terima kasih. Tabik puun Salam dari Lampung.
(**)
Comments