Kalau MU Bersatu, Maka Pilgub Lampung Beres

Oleh: Edi Purwanto, wartawan.

----- Saya memilih judul ini, ngepasin aja singkatan yang mudah diingat. Manchester United (MU), Madura United (MU) atau Malang Utara (MU) juga.

Kenapa Pemilihan Gubernur (Pilgub) Lampung kok dihubungkan dengan sepakbola? Sebenarnya tidak ada hubungan dan tidak pula dihubungkan. MU di sini, mencoba menggandengkan Mirzani – Umar saja.

Sudah banyak spekulasi tentang suksesi BE-1 yang segera bergulir di Lampung, dengan berbagai hiruk pikuk pendapat beberapa Pengamat politik, tokoh dan politikus terkait para calon Gubernur dan rame bicara soal Kebon dan Gula.

Sepuluh tahun terakhir ini memang Pilgub Lampung beraroma Gula dan Tebu. Semua orang tahu soal itu. Dan hasilnya juga sulit diingkari, meskipun tidak mudah ditebak, bahwa “jago” dari Kebon pasti menang.

Tapi kali ini rasanya tidak akan lagi terjadi hal seperti ini. Kemungkinan, seluruh calon akan fight dengan modal sendiri. Dan tentu dengan kekuatan partai atau ketokohannya.

Beberapa calon yang sudah mulai terbuka menyatakan maju Pilgub, memang tokoh-tokoh politik yang di Lampung sudah diakui punya kakuatan pada diri masing-masing, seperti Herman HN, Arinal Djunaedi, Hanan Razak, Umar Ahmad, Nunik, Ridho Ficardo, dan yang terakhir mencuat adalah Ahmad Mirzani.

Banyak wacana spekulatif memasang-masangkan kandidat, ada yang memunculkan Mirza-Nunik, atau sudah ada yang bergerilya mencalonkan melalui jalur independen yaitu Ahmad Muslimin dan Ihsan yang mendeklarasikan sebagai Gubernur Rakyat Lampung.

Belakangan juga makin santer bahwa Hana Razak sebagai salah satu yang ditunjuk oleh Partai Golkar untuk maju Pilgub, sudah mulai bergerak dengan memanaskan mesin partai Golkar Lampung, sementara calon lainnya yang juga incumbent, Arinal Djunaedi masih irit bicara.

Umar Ahmad yang sudah lebih dahulu melontarkan niatnya otw BE-1, juga sudah membuat beberapa manuver politk, meski masih tersamar.

Tapi saya selintas saja melihat ada sebuah kecenderungan seperti saya sampaikan di atas, tentang tidak ikut campurnya Kebon, maka konstalasi politik jadi makin baik dan kompetitif, karena masing-masing mengandalkan kekuatan yang dimilikinya sendiri.

Belum juga tahapan dimulai, sudah banyak lontaran terkait ikut campurnya Kebon. Ada yang mereka-reka, siapa saja yang dibantu Kebon, siapa yang tidak.

Ada juga suara yang menggelagar menyuarakan penolakan, bahkan menghadirkan komentarnya “jangan pilih calon yang didukung kebon,” inikan sinyalemen yang juga bisa dilihat kasat mata.

Dengan begitu, pasti banyak yang kemudian ngukur baju badan sendiri. Sebab tidak ada sponsor utama bahkan sponsor tunggal, rasanya seperti berjudi untuk maju Pilgub Lampung ini.

Generasi Muda

Saya mencoba memasangkan Mirzani-Umar, dari kalangan generasi muda berpotensi dan luar biasa sepak terjangnya di Lampung.

Keduanya bisa saja bertukar tempat. Jika singkatannya MU, maka Mirzani posisi gubernur dan Umar sebagai wakil. Namun jika Umar yang cagub, maka kemungkinan singkatannya jadi lain.

Tetapi esensinya adalah bahwa keduanya anak muda. Siapapun gubernur dan wakilnya, maka masih memiliki waktu yang panjang untuk meniti karir  politiknya.

Namun gabungan keduanya tentu tidak mudah, mengingat Mirza adalah ketua Partai Gerindra pemenang Pemilu di Lampung, dan Umar adalah anggota partai PDI Perjuangan. Keduanya mendapat instruksi yang sama dari Partainya yakni menjadi Cagub.

Bukan meremehkan adanya Herman HN dan Hanan A Razak dan lain-lain yaa, jika mereka (MU) bisa bersatu, maka Pilgub di Lampung rasanya sudah beres. Akan sulit melawan keduanya dalam kontestasi Pilgub nanti.

Rumor-rumor terkait Kebon pun mungkin akan segera berlalu. Karena biasanya Kebon juga bisa berhitung dengan caranya sendiri. Seperti yang dilakukan dua periode Gubernur Lampung sebelumnya. Dan kalaupun Kebon harus kembali memilih, pasti akan memilih pasangan muda itu, mungkin sich.

Ya.. tapi masih menunggu juga hasil Keputusan Mahkamah Konstitusi besok. Apapun bisa terjadi dalam kehidupan politk Indonesia ini. Makanya mari kita tunggu saja, seberapa besar pengaruhnya hasil keputusan MK terhadap Pilgub Lampung nanti. ***