Menilai Rektornya Gagal Paham Soal Tuntutan, Aliansi Mahasiswa IAIN Metro Bakal Gelar Demo Lanjutan

DL/09112022/Kota Metro

----- Tidak puas dengan jawaban dari pihak Kampus, atas tuntutan yang diajukan oleh para mahasiswa saat menggelar aksi demo pada Senin 7 November lalu, Aliansi Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro mengancam akan melakukan aksi demonstrasi lanjutan.

Saat dihubungi media melalui pesan WhatshApp kordinator aksi Arlyan Pramana Syahputra, Rabu 9 Nopember 2022 menjelaskan, pihaknya belum mendapatkan jawaban sesuai dengan tuntutan yang dilayangkan ke pihak Rektorat.

“Hasil yang diberikan Rektor kepada mahasiswa dinilai tidak menjawab tuntutan yang ada. Massa tidak puas dengan jawaban yang diberikan oleh pimpinan kampus, karena kemarin itu masih menggantung juga," katanya.

Saat ini, lanjut Arlyan, aliansi mahasiswa tengah melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap aksi yang telah digelar.

“Kami masih melakukan kajian dan evaluasi kembali, dalam waktu dekat jika tak ada tanggapan sesuai yang diinginkan, maka kami akan menggelar aksi demonstrasi lagi di tempat yang sama,” jelasnya.

Ditegaskan, Arlyan dalam aksi tersebut akan berfokus pada permintaan pemecatan oknum dosen yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswi IAIN Metro.

“Fokus kami nantinya adalah bagaimana rektor mengeluarkan kebijakan agar oknum dosen yang diduga melakukan pelecehan seksual itu dapat diberhentikan, bukan hanya dikurangi jam mengajarnya,” tegasnya.

Fokus Kawal Pelecehan Seksual Oknum Dosen

Sementara Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Metro, Ridho Rama B menilai bahwa rektor IAIN Metro Hj. Dr. Siti Nurjannah gagal memahami isi dari tujuh tuntutan mahasiswa.

“Untuk sampai saat ini tuntutan masih di 7 point itu, dari tuntutan tersebut rektor gagal memahami point tuntutannya. Sebetulnya sudah dari awal kami kawal persoalan dugaan pelecehan seksual itu, dari bulan empat. Yang kami inginkan dosen itu tidak diberikan ruang kembali bertemu dengan mahasiswa, tapi masih saja diberikan ruang," jelasnya.

Dikatakan Ridho Rama, secara tidak langsung pihaknya berfikir bahwa IAIN Metro melegalkan aksi oknum dosen tersebut. Ridho menilai, Dr. Siti Nurjanah sebagai seorang pimpinan tidak memiliki ketegasan untuk memberhentikan status sebagai dosen oknum tersebut.

Para mahasiswa kawatir, jika oknum dosen yang diduga melakukan tindakan pelecehan seksual tidak dipecat dan masih membimbing, tidak menutup kemungkinan akan mengulangi perbuatannya.

Ridho juga mengakui bahwa upaya advokasi terhadap perkara dugaan pelecehan seksual sulit diungkapkan ke publik. Pasalnya, sejumlah korban kini ada yang telah bekerja dan membina rumah tangga.

“Karena memang advokasi kasus pelecehan seksual itu agak susah, dalam artian hal itu intim. Yang jelas, kalau tidak diberikan efek yang benar-benar membuatnya jera, siapa yang berani menjamin oknum itu tidak melakukannya lagi. Kabarnya, orang-orang yang mengalami pelecehan seksual ini ada yang sudah bekerja dan menikah. Makanya kalau mau kita ulang lagi, kita berbicara hati korban, kasihan. Sehingga kami akan fokus pada pengawalan atau pengusutan tuntas kasus ini, supaya tidak terjadi lagi," tandasnya. (Gun)