Bunda Dewi Buka Seminar Radikalisme MUI Tanggamus

DL/Tanggamus/14092022
----- Bupati Tanggamus, Dewi Handajani mengajak seluruh
elemen masyarakat Tanggamus untuk terus waspada dan tanggap atas tanda-tanda
adanya radikalisme dan intoleransi antar umat beragama yang ada ditengah
masyarakat.
Ini diungkapkan Dewi saat membuka Seminar Sehari tentang
Penguatan Moderasi Beragama dalam Upaya Mencegah Radikalisme dan Intoleransi
antar Umat Beragama dalam mewujudkan Tanggamus yang Kondusif, yang
diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tanggamus di Hotel
21 Gisting, Kamis 14 September 2022.
Dewi menggelorakan semangat untuk saling peduli diantara
umat beragama yang ada sehingga mampu menciptakan suasana kondusif yang
sesungguhnya. “Peduli itu juga terhadap lingkungan kita masing-masing, sehingga
jika ada sesuatu keadaan yang agak mencurigakan yang berpotensi memecah
persatuan bisa segera dideteksi,” kata Bunda Dewi.
Selain itu Bupati Tanggamus juga mengajak masyarakat
menjadi agen moderasi beragama agar terus tercinta kondusifitas antar umat
beragama. “Walaupun Tanggamus hingga saat ini masih sangat kondusif, namun mari
kita terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan baik agar bisa terdeteksi
dengan baik segala hal yang mengarah ke negative di tengah masyarakat kita,”
tambahnya.
Demi juga mengingatkan bahwa kewajiban menjaga wilayah
ini adalah tanggungjawab bersama. “Mari kita semua menjaga wilayah ini, mulai
dari anak-anak usia dini hingga yang dewasa. Dibiasakan saling peduli, dari
diri sendiri dan ke lingkungan sekeliling kita,” ungkap Dewi.
Regenerasi Disiapkan Dengan Benar
Dalam kesempatan itu, Ketua MUI Kabupaten Tanggamus, KH
Wahid Zamas, menegaskan bahwa MUI Tanggamus yang sejak pandemi Covid-19 hanya
bergerak intern dengan programnya, saat ini sudah bisa melakukan sosialisasi
secara terbuka.
“Secara organisasi, kami punya banyak program, bahkan
sampai pada program Ekonomi, namun demikian yang terpenting saat ini juga harus
memikirkan bagaimana melakukan regenerasi organisasi dengan baik dan benar.” Katanya.
MUI, kata Wahid Zamas, mempersiapkan generasi muda untuk
bisa tampil dan bisa dipercaya di tengah masyarakat dengan berbagai kegiatan
yang nyata.
“Saya tegaskan bahwa untuk organisasi ini kami
mempersiapkan generasi muda untuk tampil. Saya berada di belakang mereka.
Beberapa audiensi MUI pun mereka yang tampil, tanpa saya. Ini akan memberikan
bekal yang baik untuk anak-anak mud akita mengelola organisasi ini ke depan,”
tambah Wahid Zamas.
Dia menegaskan bahwa soal intoleransi itu ada dimana-mana
dan sangat mungkin ada di sekitar kita. “Ini persoalan yang sangat mungkin ada
di sekitar kita. Maka dari itu tugas MUI adalah Tabayun mengajak ke jalan yang
benar, kalau masih tidak mau yang kita laporkan kepada yang berwenang. Karena pencegahan
ini secara persuasif. Yang harus disadarkan adalah dari lingkungan keluarga
dulu, sehingga mampu melakukan sosialisasi dari lingkungan kecil dulu,” tambah
Wahid.
Kabupaten Tanggamus merupakan wilayah yang luas, dan oleh
karenanya harus tetap rutin dilakukan komunikasi dari berbagai pihak untuk
mencegah hal-hal yang menjurus ke disintegrasi.
Seminar ini dilaksanakan dengan dua narasumber yakni
Kapolres Tanggamus, AKBP Satya Widhi Widarhi, SIK dengan tema “Menangkal Faham Radikalisme”
dan Wakil Rektor II Universitas Islam Negeri (UIN) Bandarlampung dr Safari
Daud, M.Sos.I makalah yang disampaikan Memasyarakatkan Moderasi Beragama.
Sementara peserta yang dilibatkan dalam Seminar ini adalah Pengurus MUI Kabupaten Tanggamus, MUI kecamatan se Kabupaten Tanggamus, Penyuluh Agama Islam se Kab Tanggamus, Ormas Kepemudaan Katholik, Kristen, Hindu, Budha dan HMI, PMII, ABI, NU, Muhammadiyah, LDII dan beberapa lainnya. (don)
Comments