Satria PW Pemanah Potensial Dari Kota Metro, Ini Deretan Prestasinya

DL/05062022/ Kota Metro

---- Cabang olahraga Panahan Lampung tampaknya mempunyai bibit-bibit muda yang diharapkan menjadi kekuatan Lampung pada masa depan. Salah satu bibit unggul itu bernama Satria  Prawira Wibowo (14) siswa kelas VII Sekolah Menegah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kota Metro.

Putra kedua dari Herwanto Agung Wibowo ini sudah menapaki berbagai iven panahan nasional sepanjang 3 tahun terakhir.

Satria menorehkan banyak prestasi pada nomor Standar Bow. Di nomor ini Satria yang berada dibawah naungan Perpani Kota Metro ini dalam keseharian ternyata dilatih langsung oleh ayahnya sendiri, Herwanto Agung Wibowo yang juga ketua Perpani kota Metro.

Saat ditemui wartawan detiklampung.com Indarjo Gunawan, di rumahnya dibilangan 15 Polos Metro Pusat, pada Sabtu 4 Juni 2022, Satria menceritakan beberapa kegiatan dan perolehan prestasi dalam bidang olahraga panahan baik di tingkat lokal Lampung hingga Nasional.

Saat ini, Satria biasa latihan rutin di kawasan Stadion Tejosari Metro Timur Bersama teman-teman diawasi sang ayah sebagai pelatihnya.

Prestasi yang pernah diraih Satria misalnya dua medali perak pada kejuaraan Beat Indoor Archerry Championship 2018 di Bekasi, Lampung Open 2019  meraih 2 medali Emas dan 1 Perak, Dua perak dan 1 perunggu pada Tops Archery Open II Nasional pada 2020 di Bandar Lampung, Cahaya Open Acrhery Championship dan Piala Pupati Lahat Sumatera Selatan meraih 3 medali Emas.

“Masih ada beberapa sebenarnya Om kejuaraan- kejuaraan yang pernah saya ikuti baik di tingkat lokal maupun Nasional. Ini hanya yang saya ingat saja yang saya sebutkan,” jelasnya.

Namun sangat disayangkan, dengan prestasi ini Satria belum mendapat perhatian dari pemerintah daerah, baik Kota Metro maupun Provinsi Lampung. Bahkan saat mengikuti seleksi Popnas, dan mengikuti tiga kali tahapan tes, Satria berhasil meraih juara satu.

Diakui Satria semua perlengkapan latihan murni dari orang tuanya yang kebetulan juga seorang atlet Panahan sekaligus sebagai ketua Perpani kota Metro dan pelatihnya.

Pada akhir Juni dan awal Juli mendatang, Satria bersama atlet lainnya akan berangkat ke Kalimantan Tengah mewakili Provinsi  Lampung dalam kejuaraan tingkat nasional.

“ Kalau saya yang penting berlatih dan berlatih bersama teman-teman yang lain, ikuti instruksi pelatih. Kebetulan ayah juga ikut sebagai atlet jadi ya lebih semangat latihannya. Cita-cita saya bisa menjadi atlet Internasional,” katanya.

Disinggung soal belajar di sekolah dengan waktu latihan, Satria menjelaskan, Ia sangat disiplin dalam membagi waktu sesi latihan maupun waktu belajar di sekolah ataupun di rumah.

“ Pelajaran sekolah sangat penting, jika waktu sekolah pagi saya belajar sesuai jadwal. Baru sore harinya saya gunakan untuk latihan memanah di lapangan bersama teman- teman. Kalau hari libur Minggu atau libur lainnya, saya latihanya pagi hari, dari jam 8 pagi -11 siang,” jelasnya.

Yang membuat Satria selalu semangat dalam latihan maupun saat bertanding, adalah support dari berbagai pihak, terutama kedua orang tuanya, rekan-rekan sekolah, dewan guru dan rekan satu timnya.

“ Pesan saya kepada semua teman-teman atlet maupun yang hobi Panahan, terus semangat jangan pernah putus asa. Kekalahan adalah keberhasilan yang tertunda. Kesemuanya ada tahapannya tidak instan,” tegasnya.

Lapangan Modal Pribadi

Sementara, Herwanto Agung Wibowo ketua Perpani Kota Metro menjelaskan, di Kota Metro banyak sekali atlet yang berprestasi baik di tingkat lokal maupun nasional. Ini semua berkat support dari para orang tua atlet serta disiplin latihan.

Saat ini, para atlet panahan Kota Metro merintis karirnya dengan modal sendiri atau modal dari orang tuanya. Karena peralatan olahraga Panahan sangat mahal, sehingga banyak orang yang enggan untuk bergabung.

Namun, berkat dukungan penuh dari para orang tua, Perpani Kota Metro memiliki 30 orang lebih atlet yang notabene menjadi atlet dengan modal kantong pribadi.

“Jadi yang saya tanamkan kepada anak-anak dan para orang tua, kita di Panahan ini adalah keluarga jadi dari semua hal yang berkaitan dengan latihan dan kebutuhan atlet kita tanggung bersama-sama. Dan ini yang menjadi kebanggaan untuk saya para orang tua sangat support,” jelasnya.

Saat ditanya soal lapangan latihan yang dibeli dari uang pribadi, Bowo membenarkan hal itu. Ia mengatakan, semua dilakukan demi anak-anak generasi penerus olahraga khususnya di Kota Metro.

“ Karena di Metro belum ada lapangan khusus untuk latihan Panahan, jadi saya secara pribadi membeli sebidang tanah di dekat Stadion Tejosari sebagai sarana latihan. Karena lapangan untuk Panahan ini harus aman, nyaman dan jauh dari keramaian. Gak apa-apa kok mas, ini semua demi anak-anak dan demi majunya olahraga Panahan di Kota Metro, semua ini saya lakukan karena keprihatinan saya kepada anak-anak yang begitu semangat dan mereka rata-rata berprestasi namun tidak memiliki lapangan untuk latihan,” tandasnya. (Gun)