Banyak Persoalan, Kepsek SMA-SMK Swasta di Bandar Lampung Ngadu ke DPRD Provinsi
DL/bandarlampung/Politik/07072025
---- Sejumlah persoalan pelik yang selama ini dihadapi di
dunia pendidikan, Forum Komunikasi Kepala Sekolah (FKKS) SMA-SMK Swasta Kota
Bandar Lampung mengadukan ke Komisi V DPRD Provinsi Lampung, Senin 7 Juli 2025.
Kedatangan mereka diterima langsung oleh anggota Komisi V
DPRD Lampung, yakni Syukron Muchtar (PKS), M. Junaidi (Demokrat), dan Budhi
Condrowati (PDIP).
Dalam pertemuan itu, para kepala sekolah membeberkan
sederet persoalan krusial, mulai dari Sistem Penerimaan Murid Baru
(SPMB), zonasi, pendirian sekolah baru, hingga distribusi siswa yang
dinilai timpang dan tidak berpihak pada sekolah swasta.
M Iqbal, Kepala SMK PGRI Bandar Lampung, dengan tegas
menyatakan ketimpangan yang mereka alami sudah pada titik mengkhawatirkan.
"Setiap tahun ada ratusan ruang kelas di sekolah
swasta yang kosong. Bahkan ada sekolah yang hanya mampu menerima 20 siswa per
angkatan. Ini jelas tidak sehat dan mengancam eksistensi sekolah swasta,"
tegas Iqbal
Ia juga menyoroti kebijakan PPDB yang menurutnya bertolak
belakang dengan semangat akreditasi
“Sekolah negeri dengan akreditasi rendah bisa menampung
ribuan siswa, sementara sekolah swasta yang akreditasinya baik justru
kekurangan murid. Fungsi akreditasi seperti tak berarti apa-apa,” sambungnya.
FKKS juga mempersoalkan kehadiran Sekolah Siger, yang
disebut menumpang di gedung sekolah negeri dan merekrut siswa dalam jumlah
besar. Keberadaan sekolah ini dinilai menambah tekanan bagi sekolah swasta yang
sudah sekarat.
"Kalau memang butuh sekolah baru, silakan. Tapi
kenapa harus di tengah sekolah swasta yang sedang kesulitan bertahan hidup? Apa
sekolah ini sudah punya izin operasional resmi? Kenapa bisa menumpang di
sekolah negeri?" tanya Iqbal
Tak hanya itu, para kepala sekolah juga mempertanyakan
instruksi Dinas Pendidikan yang meminta PDF ijazah siswa diunggah, padahal tak
ada aturan dalam Permendikbud yang mewajibkannya.
"Kami tidak menahan ijazah. Banyak siswa yang tidak
mengambil karena alasan ekonomi atau pindah domisili. Tapi kami tetap diminta
menyerahkan PDF ijazah ke dinas, tanpa dasar regulasi yang jelas,” keluh
Kepala SMA Gajah Mada Bandar Lampung, Maryadi Saputra
Kondisi sekolah swasta kian memprihatinkan. FKKS
mencatat, tahun ini ada empat SMK swasta yang tidak menerima siswa sama sekali.
Dari 52 sekolah yang terdata, hanya 11 yang dinilai masih bisa bersaing.
Selebihnya bertahan dengan jumlah siswa yang nyaris tidak layak disebut kelas.
“Kami sudah terlalu sering datang ke dewan. Kami tidak ingin lagi hanya didengarkan lalu dilupakan. Kami butuh langkah konkret, bukan basa-basi. Ini soal masa depan pendidikan swasta di Lampung,” tutupnya.





Comments