Mikdar Ilyas Apresiasi Langkah Gubernur Lampung Terkait Polemik Harga Singkong

DL|Bandarlampung|Politik|1 Juli 2025
--- Kebijakan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal
soal penetapan harga dasar singkong Rp1.350 per kilogram dengan potongan
maksimal 30 persen terus mendapat dukungan luas.
Hingga saat ini, lebih dari 40 perusahaan pengolahan
singkong di Lampung sudah mematuhi Instruksi Gubernur Nomor 2 Tahun 2025.
Ketua Panitia Khusus (Pansus) Tata Niaga Singkong DPRD
Provinsi Lampung, Mikdar Ilyas, menilai
kebijakan tersebut merupakan langkah keberpihakan nyata kepada petani. Ia
mengapresiasi kepatuhan mayoritas pabrik, meski masih ada 3 hingga 4 perusahaan
yang belum melaksanakan aturan tersebut.
“Kita apresiasi sekitar 40 lebih perusahaan yang sudah
mengikuti harga dan potongan sesuai instruksi gubernur. Tapi masih ada beberapa
yang belum, dan ini akan segera kita evaluasi. Kita ingin seluruh pabrik patuh
agar sistem tata niaga ini benar-benar adil,” kata Mikdar.
Namun, menurutnya, persoalan tata niaga singkong tidak
bisa hanya berhenti di level daerah. Mikdar menegaskan pemerintah pusat harus
segera menetapkan larangan dan pembatasan (Lartas) impor singkong dan produk
turunannya, seperti tapioka, agar harga di tingkat petani tetap terjaga.
“Kalau bicara harga di daerah, itu sudah selesai. Tapi
sekarang bola ada di pemerintah pusat. Lartas itu wewenang Kemenko
Perekonomian, bukan Kemenko Pangan. Dan ini mendesak. Jangan tunggu ekonomi
global membaik dulu, lihat dulu ekonomi petani kita,” tegasnya.
Mikdar mengingatkan, sebagai provinsi penghasil singkong
terbesar di Indonesia, Lampung justru paling terdampak ketika harga anjlok
akibat impor. Jika tidak ada kebijakan nasional yang berpihak, petani bisa
beralih ke komoditas lain, yang pada akhirnya juga akan merugikan industri
pengolahan.
“Kita dorong pusat segera ambil keputusan. Ini bukan soal
angka makroekonomi, ini soal keberlanjutan hidup petani singkong dan industri
yang menyerap hasil mereka. Jangan tunda lagi,” ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal
menyebut penetapan harga dasar hanyalah satu bagian dari solusi. Ia terus
mendorong pemerintah pusat agar segera mengeluarkan regulasi larangan impor
singkong sebagai bentuk perlindungan bagi petani.
Dari sisi industri, dukungan juga datang dari Perhimpunan
Pengusaha Tepung Tapioka Indonesia (PPTTI). Ketua PPTTI Lampung, Welly Soegiono , menegaskan bahwa 33
perusahaan anggota asosiasinya sepakat menjalankan aturan harga dasar tersebut.
Dengan dukungan lebih dari 40 perusahaan dan sikap tegas
DPRD, kini Pemerintah Provinsi Lampung menunggu langkah konkret pemerintah
pusat untuk memperkuat regulasi tata niaga singkong secara nasional.
Daftar Perusahaan yang Menjalankan Instruksi Gubernur:
1. SPM 1 Mesuji
2. SPM 2 Lampung Tengah
3. Pr. Muara Jaya Lampung Timur
4. PT Sungai Bungur Indo Perkasa, Lampung Timur
5. Way Raman, Lampung Timur
6. Dharma Jaya, Lampung Tengah
7. Jaya Abadi Tapioka, Lampung Utara
8. Berjaya Tapioka, Lampung Timur
9. Berjaya Tapioka, Tulang Bawang Barat
10. Sinar Agro Semesta, Tulang Bawang
11. PT TedcoAgri Makmur, Lampung Tengah
12. BSL, Tulang Bawang Barat
13. PT Mitra Pati Mas, Lampung Tengah
14. PT BTS, Mesuji
15. Umas Jaya Agrotama 1, Lampung Tengah
16. Tapioka Bangun Jaya, Lampung Tengah
17. Tapioka Bangun Makmur, Lampung Tengah
18. CV Central Intan, Tulang Bawang Barat
19. CV Lautan Intan, Lampung Timur
20. PT Samudera Intan Tapioka, Lampung Utara
21. PT Surya Intan Tapioka, Lampung Utara
22. PT Hamparan Bumi Mas Abadi, Lampung Tengah
23. PT Sinar Agro Semesta, Lampung Tengah
24. CV Agri Starch, Tulang Bawang Barat
25. PT Mentari Prima Jaya Abadi, Tulang Bawang Barat
26. CV Gunung Mas Putra Kencana 1, Lampung Tengah
27. CV Gunung Mas Putra Kencana 2, Wates Lampung Tengah
28. CV Gunung Putra Kencana 3, Way Kanan
29. PT Gunung Sugih, Lampung Tengah
30. PT TWBP Gunung Batin
31. PT TWBP Tulang Bawang
32. PT TWBP Kotabumi
33. PT TWBP Kalicinta
34. PT Budi Starch & Sweetener Tbk 1, Lampung Tengah
35. PT Budi Starch & Sweetener Tbk 2, Lampung Tengah
36. PT Budi Starch & Sweetener Tbk 3, Lampung Tengah
37. PT Satya Mandala Pratama, Lampung Tengah
38. PT Florindo Makmur 1, Lampung Tengah
39. PT Florindo Makmur 2, Lampung Tengah
40. PT Budi Starch & Sweetener Tbk, Lampung Timur
41. PT Florindo Makmur, Lampung Timur
42. PT Darma Agrindo, Lampung Selatan
43. PT Budi Starch & Sweetener Tbk, Tulang Bawang
44. PT Budi Starch & Sweetener Tbk 1, Tulang Bawang
Barat
45. PT Budi Starch & Sweetener Tbk 2, Tulang Bawang
Barat
46. PT Satya Mandala Pratama, Lampung Selatan
47. PT Budi Starch & Sweetener Tbk 1, Lampung Utara
48. PT Budi Starch & Sweetener Tbk 2, Lampung Utara
49. PT Florindo Makmur, Lampung Utara. (adv)
Comments