Berangkat Mandiri, INKAI Lampung Persembahkan Medali di Kejurnas INKAI ALT Cup IV

DL SPORT/Bandarlampung

---- Kontingen Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) provinsi Lampung mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Inkai ALT Cup IV di Jakarta yang berlangsung 26-30 Agustus 2022 mampu persembahkan lima medali.

Ini diungkapkan ketua kontingen INKAI, Ulul Azmi kepada lampungsport.com Selasa 30 Agustus 2022, via selulernya.

INKAI, kata Ulul, meski berangkat secara mandiri dalam Kejurnas ini mengirimkan 23 karateka dan 5 pelatih serta beberapa ofisial.

“Kami berangkat secara mandiri untuk mengikuti Kejurnas ini. Dan alhamdulillah ditengah persaingan dari daerah yang sangat kuat seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Banten serta Jawa Barat, kami masih mampu berada di papan tengah klasemen akhir, masuk dua final dan 3 semifinal.” Katanya.

Menurut Ulul Azmi, yang juga ketua harian INKAI Lampung itu persaingan karateka INKAI di Indonesia memang sangat keras dan ketat, terutama dari pulau Jawa.

“Pada kenyataannya, memang kemampuan karateka INKAI dari pula Jawa harus diakui sangat kuat. Kami perlu banyak belajar lagi tentang ini. Sebab dalam Kejurnas ini mayoritas daerah menurunkan atlet andalannya yang banyak diturunkan di Pekan Olahraga Nasional (PON). Saya maklum, dan hasil kami ini sangat melegakan dengan dua medali Perak dan Tiga Perunggu,” ujarnya.

Kelima karateka INKAI yang memperoleh medali perak dan perunggu:

1.Muhammad Taufik, medali Perak Senior Kumite -67 kg Putra yang di final kalah dari karateka Bali Kadek Berliant Adi Pranatha.

2. Ocniel Juandi Simarmata, Medali Perak U21 Kata perorangan Putra, sedangkan medali emas diraih karateka Julius Immanuel Sihite dari Jawa Timur.

3. Ida sari devi, Medali perunggu Senior kumite  -50 kg Putri.

4. Wisnu Prayoga, Medali perunggu Senior Kumite +84 kg Putra.

5. Ashifa Zahra Banowati, Medali Perunggu Kadet Kumite +54 kg Putri.

Tanpa Bantuan KONI

Meski tidak mengeluh, namun Ulul Azmi menegaskan bahwa selama ini INKAI Lampung memang tidak pernah ada bantuan dari manapun, termasuk dari KONI melalui pengprov Forki atau dari manapun.

“Kami membina atlet secara mandiri Bersama seluruh keluarga besar INKAI Lampung. Alhamdulillah selama ini tidak pernah ada cawe-cawe dari induk olahraga kita itu. Yang seharusnya atau semestinya ada. Tapi ya sudah gak papa. Toh tanpa bantuan saja kami bisa melahirkan karateka hingga juara SEA Games,” tambah Ulul.

Menurut mantan karateka Lampung Barat itu, membina atlet itu tidak mudah, perlu waktu dan biaya serta kesabaran. “Yang penting niatnya bersih menjadi pembina olahraga itu, pasti hasilnya juga mengiringi positif. Alhamdulillah, karateka kami menyumbang 2 medali di PON yaitu Ari Saputra medali emas dan Ida Seri Devi Perunggu. Inikan sudah menyelamatkan wajah Karate Lampung di PON Papua to?” ujar Ulul.

Perguruan Karate INKAI Lampung merupakan tempat beberapa karateka Lampung yang beberapa kali mengharumkan nama Lampung. “Mulai dari Suryadi, kemudian Ari Saputra, Ida Seri Devi ini adalah karateka INKAI yang asli binaan kami sejak awal dan yang membesarkan juga nama perguruan INKAI ini yaa mereka itu,” kata karateka peraih medali Perak di Porprov 2007 di Kota Metro itu.

Ulul menegaskan bahwa secara teknis memang dia tidak paham soal bantuan dana pembinaan olahraga ini secara mekanisme.

“Ya kami kan dari perguruan, yang tidak bersentuhan langsung dengan KONI Lampung. Maka kami tidak tahu kenapa ini bisa terjadi. Ya kemungkinan dananya hanya sampai di induk olahraga karate saja yaa. Karena kan karate itu banyak perguruan juga,” katanya sembari bertanya.

INKAI Lampung yang melahirkan juara SEA Games, seperti Ari Saputra, memang tidak pernah terekspos. Maka dari itu dia berharap juga ada perhatian dari induk organisasinya untuk juga memperhatikan perguruan darimana atlet berasal.

“Karena tidak serta merta lo. Atlet itu pasti ada asalnya darimana. Misalnya dari KKI, Wadokai, INKAI atau dari mana lagi. Karena induk olahraga karate sendiri tidak punya atlet binaan. Adanya ya dari perguruan-perguruan,” ungkapnya.

Ulul mengungkapkan ini agar semua pihak memahami bagaimana pola dan system pembinaan olahraga itu berlangsung.

“Saya cuma pengin organisasi olahraga itu ya coba lebih bertindak adil lah. Perhatian dalam bentuk apapun itu juga tetap penting sebagai manusia Indonesia yang ber Pancasila, ada Sila yang kedua. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,” katanya. (don)

Tags