Pordasi Lampung Segera Bangun Pondasi Organisasi Untuk Menyusun Prestasi Masa Depan

DL/20052022/Bandarlampung/
--- Sebagai cabang olahraga anggota KONI Lampung yang
baru bergabung, Pengprov Persatuan Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) memang
belum berkiprah secara resmi di berbagai iven.
Pordasi sebenarnya sudah cukup lama dikenal di Indonesia
dengan berbagai kejuaraan berkuda seperti Pacuan Kuda, Polo berkuda, kemudian
Equestrian.
Kuda merupakan sedikit dari ribuan spesies hewan yang
dapat dikolaborasikan dengan olahraga manusia.
Di Indonesia, olahraga berkuda dikenal sudah sejak lama,
karena sejak jaman kerajaan-kerajaan di Indonesia, Kuda sudah menjadi salah
satu moda transportasi dan juga kendaraan untuk berperang, serta olahraga.
Namun demikian kuda yang dipergunakan juga berbeda-beda
untuk berbagai kepentingan, termasuk bagaimana cara perawatan dan
memperlakukannya.
Dalam cabang olahraga Pordasi pun memerlukan beberapa
jenis kuda atau lebih tepatnya beberapa kuda dari keturunan yang cukup spesifik
untuk satu nomor pertandingan.
Menurut dr Hengky Irawan, ketua umum Pengurus provinsi
Pordasi Lampung, bahwa Pordasi salah satunya akan memfokuskan pada satu Komisi
yakni Komisi Peternakan Kuda. Dimana dalam tubuh Pordasi dibagi menjadi
beberapa komisi, diantaranya Komisi Pacu, Komisi Equestrian, Komisi Polo dan
komisi Horse Back Archery (HBA).
“Olahraga berkuda kami proyeksikan akan menjadi pilihan
masyarakat, terutama di Lampung. Oleh kareanya kami harus bekerja keras untuk
mengedukasi masyarakat bahwa olahraga berkuda itu tidak terkesan sangat mahal.
Karena harus memiliki kuda dan sebagainya,” tutur Hengky kepada lampungsport.com.
Hengky dengan penuh semangat mengatakan bahwa untuk
pertama kalinya menjadi anggota KONI Lampung, Pordasi akan memperkuat
perencanaan jangka pendek, menengah dan Panjang dalam menggambarkan rencana
prestasi ke depan.
“Kami memang baru saja menjadi anggota KONI dan akan
memulai mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) pada tahun 2024 nanti di
Sumatera Utara dan Aceh. Maka saat ini tugas kami adalah menyiapkan segala
sesuatunya dengan terprogram.” Tambahnya dokter anastesi itu.
Ada beberapa Langkah, kata Hengky, diantaranya
memperkenalkan bahwa olahraga berkuda tidak mahal. Karena atlet berbakat tidak
perlu harus punya kuda, melainkan hanya menyiapkan keilmuan dan pakaian
masing-masing saja.
“Yang dibayangkan masyarakat saat in ikan bagaimana mau
jadi atlet berkuda, jika tidak punya kudanya. Ini salah besar. Kami ada 9
Stable di provinsi Lampung ini dengan kategori yang berbeda dengan kelasnya
sendiri-sendiri. Nah salah satunya ada Stable yang menyiapkan diri untuk
memberikan pelatihan secara gratis kepada para calon atlet berkuda. Jadi atlet
tidak perlu beli kuda. Kuda bisa dipinjamkan,” tandasnya.
Membina Atlet Muda
Saat ini Pordasi yang sudah terbentuk sejak 2018 itu,
ternyata sudah memiliki beberapa atlet muda yang berusia sekolah menengah. Kami
memiliki beberapa Stable yang sudah membina atlet-atlet muda yang juga sudah
beberapa kali mengikuti iven tingkat nasional. Ini modal kami untuk memupuk
prestasi mereka untuk persiapan PON XXI Sumut-Aceh nanti,” kata Hengky.
Karena Atlet Pordasi masih tersebar di Stable, diperlukan
kesesuaian program antara satu dan lainnya. Termasuk bagaimana memberikan bekal
sejak awal bagi atlet sehingga mudah untuk menerima ilmu selanjutnya.
Imbauan untuk calon atlet di setiap stable harus punya
tanggungjawab yang tinggi untuk wajib mematuhi aturan sejak dari nol dengan
aturan yang ketat dan berbagai ketentuan yang harus dimengerti sejak awal
pengenalan kuda kepada atlet.
“Semua pihak memang harus memperhatikan berbagai aturan
pokok. Karena risiko cedera, dimanapun cabang olahraga itu selalu ada. Termasuk
di olahraga Berkuda ini. Maka semua harus disiplin memegang aturan yang ada,”
ujarnya.
“Atlet yang sudah sering mengikuti pertandingan di luar
ada sekitar 5 atlet lah yang sudah tergolong mumpuni dan punya kans besar
meraih prestasi di tingkat nasional dalam kejuaraan resmi,” ujar Hengky.
Selama ini, iven hanya bertumpu pada beberapa daerah yang
sudah memiliki sarana dan prasarananya seperti
di berbagai daerah di palau Jawa, Sulawesi dan juga Sumatera Barat serta
yang tradisional banyak di Sumba dan Sumbawa Nusa Tenggara Barat.
“Lampung juga punya potensi daerah pantai dan gunung yang
luas. Seharusnya kami bisa menjadi salah satunya. Maka untuk itu kami sedang
melakukan pembicaraan dengan pemerintah daerah untuk paling tidak meminjamkan
lahan yang diperlukan untuk itu,” tambahnya.
Lampung, kata Hengky, selain mempunyai atlet untuk
Equestrian dan Endurance, juga memiliki banyak bibit atlet untuk komisi HBA.
“Khusus untuk Horse back archery (HBA) – memanah sambal berkuda
-- kami memiliki 4 klub besar yang memiliki banyak sekali potensi bibit
atletnya. Bahkan sekarang kemungkinan lebih dari 50-an atlet. Baik yang untuk
HBA maupun untuk yang on ground (memanah tanpa berkuda),” kata Hengky,
didampingi ketua komisi HBA, Taufiq.
Beberapa atlet muda yang juga mempunyai prestasi cukup
baik, salah satunya sempat didaulat oleh PP Pordasi untuk turut dalam show di
Pulo Mas beberapa waktu lalu, yakni Ahmad Dhani.
Selain itu untuk potensi atlet Equestrian juga sedang
dikembangkan di bandarlamung dan Pringsewu. Equestrian merupakan ketangkasan
berkuda untuk jumping.
Sedangkan untuk komisi Endurance dimotori oleh stable
dari Sukarame dengan memanfaatkan lahan Perkebunan PTPN VII. Karena dalam
Endurance, kuda dan atlet harus menempuh jarak lebih dari 80 kilometer dan bisa
lebih.
Sedangkan untuk Pacu belum bisa. Ini disebabkan soal
lahan yang diperlukan sangat besar dan harus berhubungan dengan pemerintah soal
lahan ini. “Khusus untuk komisi Polo kami memang belum ada,” katanya.
Peternakan Kuda
Rencana besar dan berat yang sedang diprogramkan oleh
Pordasi lampung adalah untuk menghidupkan komisi Peternakan, karena selain
harus mencari lahan yang cocok, juga pengembangan bibit kuda-kuda tertentu
untuk dikembang biakkan, terutama dalam mencari pejantannya.
Lampung, tambah Hengky, sangat potensial untuk menjadi
sentra peternakan kuda, khususnya di wilayah Sumatera.
“Untuk ini, kami memang sedang meregister kuda-kuda yang
akan dikembangkan itu dari trah mana. Misalnya untuk pejantan kuda Pacu itu
terbaik darimana. Karena kami harus mengadakan pejantan jenis dan keturunan
Toron Brain yang saat ini belum ada. Lalu untuk kepentingan kuda Endurance,
kami perlu turunan dari pejantan kuda Arab. Kemudian untuk keperluan
Equestrian, kami harus punya pejantan Tangguh dari trah WB,” kata Hengky.
Selain itu, olahraga Berkuda ini sangat memungkinkan
untuk dikembangkan sebagai Sport Tourism. “Sangat besar kemungokinannya, karena
tokoh-tokoh dunia, para Sultan itu olahraganya berkuda. Jika Indonesia mampu menyiapkan
paket-paket berkuda yang professional, tentu bisa mengundang turis khusus
berkuda ini.” Kata Hengky bersemangat.
Dia menegaskan bahwa Lampung sebenarnya sudah merancang
beberapa iven tingkat nasional dan internasional. Namun karena Pandemi Covid-19
sehingga terkendala untuk itu.
“ Kami programkan komisi Endurance pada bulan Agustus
2022, kalau tidak berbenturan dengan PPKM dan semacamnya akan dilakukan iven
internasional. Ada 8 negara yang siap meramaikan iven kit aini. Do’akan saja
semua bisa berjalan lancar, jika semua berjalan normal,” tambahnya.
Selamat datang Pordasi untuk meramaikan olahraga
di Lampung. (don)
Comments