DPRD Tuding Program 100 Hari Kerja Waru Tidak Dijalankan
DL/04042022/Kota Metro
---- Terkait program kerja 100 hari masa jabatan Walikota
dan Wakil Walikota Metro, Wahdi Sirajudin dan Qomaru Zaman, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Kota Metro memberikan catatan evaluasi perihal realisasi
hingga proyeksi program itu.
Hal ini disampaikan dalam Rapat Paripurna tentang
rancangan rekomendasi Panitia Khusus (Pansus) Pembahasan Laporan Keterangan
Pertanggung Jawaban (LKPj) Walikota Metro tahun anggaran 2021, pada Senin 4
April 2022.
Sekretaris Komisi I DPRD Kota Metro, Amrullah menegaskan,
catatan evaluasi yang diberikan mengenai realisasi, evaluasi dan proyeksi atas
program 100 hari kerja Walikota Wahdi bersama Wakil Qomaru Zaman menjadi
perhatian anggota dewan.
"Pemerintah Kota Metro tidak melaksanakan program
nikah gratis atau terealisasi nol, yang direalisasikan bukan apa yang
dijanjikan seperti fasilitas nikah, di Balai Nikah KUA itu memang gratis, snack
gratis, nasi bungkus gratis, foto dan piagam gratis," jelasnya.
Dikatakan Amrulloh, dari seribu orang target program,
santunan kematian merupakan suatu hal yang mengada-ada dalam realisasi 100 hari
kerja. Hingga saat ini, hal itu belum terwujud.
"Ditambah persyaratan serta birokrasi rumit dan
kompleks. Terealisasi bahkan sampai dengan 300 hari kerja hanya puluhan saja.
Kemudian santunan untuk rumah yatim piatu dari Pemerintah Kota yang diberikan
dengan besaran bantuan tidak seragam, seperti janji Rp10 juta, namun ada yang
mendapat Rp5 Juta, bahkan hanya Rp2 Juta, serta program ini pun memang telah
ada beserta anggarannya, hanya mengganti judul program saja," katanya.
Selain itu, bantuan untuk Lansia tidak terealisasi sesuai
target 100 hari kerja Walikota. Artinya, tegas Illoh, program Wahdi-Qomaru
tidak berjalan dengan baik.
"Bantuan sosial untuk 1.500 Lansia hanya terealisasi
1.425 Lansia dan terealisasi setelah 300 hari kerja. Kemudian sembilan program
unggulan Walikota dan Wakil Walikota Metro juga tidak dapat diimplementasikan
dengan baik," tegasnya.
Politisi Partai Demokrat itu merinci, ada 9 program
unggulan pasangan Wahdi-Qomaru yang dijanjikan saat kampanye hingga kini belum
juga terealisasi.
Pertama, gratis iuran BPJS kelas 3 dengan pelayanan yang
berkualitas, belum terealisasikan. Kedua, siaga kesehatan warga melalui call
center dan mobil ambulance jenazah gratis, belum terealisasikan. Ketiga,
Kartu sembako murah, belum terealisasikan.
Selanjutnya, program ke empat yang memberikan bantuan
sarana produksi pertanian dan alat mesin pertanian bagi petani, anggarannya
memang sudah ada. Sementara dalam program ke Lima, soal pembebasan iuran komite
sekolah, belum direalisasikan.
"Ke enam, pemberian beasiswa bagi pelajar/mahasiswa,
guru dan dosen serta pemberian tunjangan kinerja guru, belum direalisasikan. Ke
tujuh, rembug warga antara warga umat beragama dan revitalisasi aktivitas
millennial serta penyelenggaraan even budaya secara rutin," tegasnya.
Sementara, di program ke delapan tentang peningkatan
pemberian tunjangan insentif bagi pamong, Linmas, kaum, pengurus rumah ibadah,
penggali kubur, dan kader kesehatan, direalisasikan Rp100 selama 3 bulan dari
yang diusulkan eksekutif sebesar Rp50 dan didukung oleh DPRD untuk ditambah Rp50
ribu, hanya untuk RT dan RW.
Ke sembilan, program seluruh jalan mulus, kelurahan
terang dan bebas banjir. Tidak ada kemauan untuk membayar hutang janji kampanye
khususnya jalan provinsi melalui mekanisme menganggarkannya dalam anggaran
hibah, bahkan dijadikan sebagai alasan tidak seperti janji, belum ada
penambahan lampu jalan dari jumlah yang memang sudah ada sebanyak 4.209 titik.
"Bahkan penanganan banjir di tingkatan kelurahan
sekitar taman edukasi di jalan Gunung Lawu belum mampu dituntaskan,"
jelasnya lagi.
Anggota DPRD Dapil Metro Timur itu juga menuturkan,
program-program Walikota tersebut juga tidak didukung dengan political will
atau keinginan dari Pemerintah Kota berupa peningkatan jumlah anggaran yang
rasional untuk mensukseskannya, melainkan hanya lips service
perubahan-perubahan redaksional dari program terdahulu yang memang sudah ada.
"Pemerintah Daerah dalam mengambil langkah strategis
dalam melaksanakan urusan pemerintahan agar melakukan koordinasi dengan DPRD,
karena sesuai dengan Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan DPRD
bersama kepala daerah menjalankan Pemerintahan bersama," tandasnya. (Gun)
Comments