Humas KONI Daerah Berharap Pendaftaran Wartawan Peliput PON Diperpanjang
DL/15072020/Bandarlampung
---- Mayoritas Humas
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) daerah menginginkan pendaftaran
wartawan peliput Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XX di Papua tahun 2021
diperpanjang dengan beberapa alasan yang sangat teknis.
Ini terungkap dalam Zoom Meeting yang diadakan Humas KONI
Pusat untuk seluruh Humas dan Media KONI se Indonesia, pada Rabu 15 Juli 2020
pukul 09.00 wib, yang diikuti lebih dari 27 daerah. Beberapa daerah kesulitan
sinyal sehingga tidak dapat berpartisipasi dalam pertemuan daring perdana
kehumasan KONI itu.
Dalam pertemuan yang
dipandu Ayu Dyah Pasha dari KONI Pusat dan dipimpin Kabid Humas KONI Pusat
Gungde Ariwangsa itu pada dasarnya ingin melakukan silaturahmi secara langsung
dengan KONI Provinsi se Indonesia dengan berbagai pokok bahasan, diantaranya
soal pendaftaran wartawan, kegiatan kehumasan dan media kehumasan olahraga di
Indonesia, terutama memperkenalkan media yang sudah dijalankan oleh Humas KONI Pusat.
Ariwangsa mengatakan
bahwa pertemuan virtual ini bukan untuk pertama dan terakhir, namun akan terus
digalang secara rutin. “Ini yang pertama, dan akan terus kita coba mengupayakan
secara berkala, untuk menjalin silaturahmi dan tukar informasi untuk saling
melengkapi. Juga kami sudah memiliki media seperti KONI TV, dan media online gerakita.com, yang juga dapat memuat
segala kegiatan teman-teman humas KONI se Indonesia,” kata Ariwangsa.
Perpanjangan Pendaftaran
Ada beberapa daerah
yang mengusulkan kepada PB PON melalui humas KONI Pusat, agar meninjau kembali
batas waktu pendaftaran wartawan peliput PON, karena terkait dengan persyaratan
baik kartu Uji Kompetensi Wartawan (UKW), maupun persyaratan perusahaan media
yang harus sudah terverifikasi Dewan Pers.
Beberapa diantaranya
mengisyaratkan bahwa beberapa media di daerah belum terverifikasi Dewan Pers,
namun wartawannya sudah memenuhi syarat UKW, dan sebaliknya medianya sudah
terverifikasi, namun wartawannya belum UKW.
Sedangkan untuk
pelaksanaan PON diundur hingga Oktober 2021, sehingga waktu masih sangat
panjang. Selain waktu yang diperpanjang,
juga soal kuota per daerah yang boleh didaftarkan untuk liputan.
Bukan hanya persoalan
pendaftaran, namun juga soal kewenangan
mengirim wartawan ke PON, apakah sepenuhnya dari media-media sendiri, atau
harus ada surat rekomendasi dari KONI setempat.
“Persoalannya bukan
hanya soal pendaftaran saja, namun soal persyaratannya ada beberapa yang perlu
diperhatikan. Wartawan olahraga itu harus punya keahlian sendiri dan khusus,
karena setiap cabang olahraga punya istilah dan aturan berbeda, tidak umum.
Maka diperlukan wartawan yang mumpuni untuk meliput olahraga. Ada wartawan yang
cakap menulis berita olahraga namun medianya belum terverifikasi di Dewan Pers,
dan sebaliknya. Ini mohon dipertimbangkan agar semua bisa berjalan baik. Soal
kuota sangat penting, mengingat keterbatasan penampungan yang ada di Papua,”
kata Edi Purwanto, Wakabid Humas KONI Lampung, saat memberikan tanggapan di Zoom Meeting tersebut.
Beberapa daerah memang
masih mengacu pada kebiasaan bahwa KONI daerah akan mengajak sekaligus
membiayai wartawan yang akan meliput PON, namun sebagian tidak. Bahkan di KONI
Sumatera Utara sudah memberlakukan kemandirian media berangkat sendiri sejak
PON Jawa Barat 2016.
Namun demikian,
kebijakan soal KONI turut memfasilitasi wartawan ke PON atau tidak, diserahkan
kepada daerah masing-masing, sesuai dengan aturan dan komitmen yang dijalin
dengan pemprov masing-masing.
Acara ini sebelumnya
dibuka oleh Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn)
Marciano Norman yang menegaskan bahwa
komunikasi semacam virtual meeting saat ini sangat diperlukan. “Pertemuan
seperti ini baik sekali untuk menjalin hubungan komunikasi dan tukar informasi
seluruh Indonesia. Kami apresiasi acara ini, semoga mendapatkan hasil bahasan
yang bermanfaat bagi olahraga Indonesia,” katanya. (ageng)
Comments