Selly Septiani: Kalau Sudah Cinta, Sesakit Apapun Ya Pasti Bertahan

DL/Bandarlampung/Sport/11042023

----- Se asyik apapun pekerjaan yang kita sukai, pasti suatu saat akan bertemu dengan kejenuhan dan kemalasan yang menggelayuti semangat yang selama ini ada.

“Jujur, iya memang inilah yang paling berat dan menjadi kendala yang sangat besar bagi saya pribadi dan mungkin yang lain. Suatu saat pasti datang dan jadi tantangan, yakni rasa Maleeesss... latihan,” ungkap Selly, Karateka putri andalan Lampung.

Nama lengkapnya Selly Septiani, S.Pd anak dari pasangan Slamet Suryadi dan Sri Yani, yang saat ini tinggal di Karang Anyar Blok 3A Gg. Merpati No.287 Kec. Jati Agung Kab. Lampung Selatan.

Selly terlahir dengan kemauan yang keras jika menginginkan sesuatu. Dan ketika dia memilih mendalami olahraga keras, meskipun dirinya waktu itu masih gadis kecil, namun akhirnya tetap didukung oleh kedua orang tuanya itu, saking kerasnya kemauan sang anak.

Dia memilih cabor ini karena suka dengan olahraga yang menantang contohnya karate sebagai olahraga pilihan utama. “Menantang, meskipun keras, tapi ya namanya sudah kadung senang. Tentu harus ditekuni serius,” ujang lulusan SMAN 12 Bandarlampung tahun 2017 itu.

Dan sarjana pendidikan lulusan 2021 itu mengaku memulai serius latihan karate sejak 2007. Sejak dia berusia 8 tahun.

“Tapi kalau mulai serius dan fokus ke prestasi memang mulai tahun 2010 sich, itu pertama kali saya juara karate. Dan pelatih saya adalah Senpai Tasiman dan Senpai Neni.” Tambahnya.


Melawan Kejenuhan

Kalau melihat prestasi yang luar biasa banyak dan pasti sangat luar biasa berat perjuangannya, ternya bukan berarti semuanya berjalan mulus.

“Walah, yang nggak semudah itu. Aku paling bete, paling berat jika menghadapi tantangan yang satu ini. Kan aku tadi dan bilang soal malas. Ada lagi tantangan saat latihan selain melawan rasa malas, juga berat untuk melewati masa jenuh atau titik jenuh. Bener-bener beraaat,” ujar gadis manis yang suka makanan apa saja dan senang dengar musik Pop ini.

Banyak hal memang yangbisa dilakuakn utnuk melewati keduanya itu, kata Selly, tetapi memang harus berusaha sekuat tenaga, termasuk harus bisa berkomunikasi dengan pihak lain yang dikenal bisa dipercaya untuk curhat. “Ya misalnya orang tua, atau teman terdekat,” kata penyuka warna hitam ini.

Namun belakangan sudah mulai memilik trik mengatasi kejenuhannya sendiri dan bisa memenej emosi yang bisa merugikan penampilannya.

Suka duka

Selly mengaku ada sebuah pengalaman paling menyedihkan di olahraga ini. “Pengalaman saya yang paling menyedihkan adalah saat kami kehilangan ketua umum Forki yaitu Sensei Hannibal. Ini adalah pukulan terberat bagi pribadi saya, selama saya mengikuti karate.” Tambah pengidola atlet Donny Dharmawan itu.

Namun pengalaman paling menyenangkan di olahraga ini adalah saat dapat mewujudkan expektasi orang-orang mempercayainya. “Ketika bisa mewujudkan harapan mereka, saya sangat senang juga. Karena saya merasa dipercaya dan bisa menjawab kepercayaan itu,” Polwan yang bertugas di Polda Lampung itu.

Terkait manfaat yang dirasakan pada olahraga ini terhadap dirinya sendiri, Selly menegaskan bahwa manfaatnya banyak sekali. “Menurut saya manfatnya sangat banyak, contohnya, bisa menghilangkan stress,” uangkapnya.


Didukung Orang Tua

Bagi Selly, prestasi sebanyak itu juga berkat dukungan yang besar dari kedua orang yang amat penting dalam kehidupannya, yakni ayah dan ibunya tercinta. “ Keluarga saya sangat mendukung setiap apa yang saya pilih salah satu karate. Buktinya mamak dan bapak saya selalu support saya saat saya kalah atau sedang jenuh menjalankan latihan yang seminggunya 10 kali pertemuan. Ini yang sangat penting, menurut saya,” ujarnya.

Lalu, tambah Selly, misalnya diantar jemput, dibelikan peralatan dan lain-lain adalah bentuk dukungan yang konkrit baginya.

Selain dukungan orang tua, dukungan dari sekolah juga besar. “Sekolah saya mendukung saya. Saya selama sekolah 3 tahun SMA, banyak diberi keringanan berupa dispensasi. Terus saat di Perguruan Tinggi, saya di beri beasiswa utuh dan diberi keringanan perkuliahan selama saya menjalankan kuliah.” Ungkap gadis kelahiran Karang Anyar, 28 September 1999 itu.

Cidera dan Sakit

Selly yang selama ini lebih banyak turun dalam nomor Kumite sejak di junior. Maka dia sangat kosisten tetap bertahan di sini, dan sekarang di kelas -55 Kg Senior Putri.

Turun pertama kali bertanding di kejuaraan yang diselenggarakan oleh Pengprov FORKI Lampung, Selly memang tidak langsung setangguh sekarang. “Ya mungkin berproses yaa,” tuturnya.

Ditanya kenapa lebih suka olahraga yang full body contact yang rawan cedera, Selly menegaskan karena memang sudah suka karate sanga dalam.

“Saya itu dari dulu suka sama olahraga yang menantang, tapi ternyata saat di dalami olahraga karate itu resiko cideranya besar. Saya sedang mengalami cidera sejak 2020 dan sampai saat ini kadang masih kerasa. Nah kenapa saya masih mau bertahan di cabor ini, karena saya sudah mencintai karate. Kalau kata orang karate itu sudah mendarah daging. Itu sich, karena saya sudah mencintai karate mau sesakit apapun kalau udh cinta ya pasti tetap bertahan dan saya menikmatin setiap prosesnya.” Ujar Polwan Polda Lampung itu.


Cidera memang sudah akrab dengannya. Pertandingan demi pertandingan biasa meninggalkan cidera meskipun ringan. “Dalam pertandingan paling pecah-pecah bibir aja. Alhamdulillah gak pernah fatal.” Tuturnya.

Satu prinsip hidup yang tegas bagi wanita yang suka olahraga keras ini, jika dihubungkan dengan lawan jenis. “ Saya tidak pernah terpikir apakah cowok akan takut karena kita karateka atau tidak.

Prinsip saya, kenapa cowok harus takut? Kalau cowok yang sudah mencintai kita, akan menerima kelebihan atau kekurangan yang dia cintai.” Ungkapnya yakin, meski sambil malu-malu.

Saat ini Selly sudah berdinas di Polda Lampung sebagai Polwan. “Mengenai kedinasan saya, tentu saya akan maksimalkan dinas dengan baik walau latihan maksimal. Dan berharap pimpinan saya memberi dispensasi untuk menghadapi Pra PON di Banjarmasin Kalsel nanti.” Tambahnya.

Tekadnya juga sudah bulat untuk mengukir prestasi terbaiknya di PON XXI 2024 Aceh-Sumut.

“Untuk saat ini saya masih sangat berharap lolos Pra PON dan juara di ON Aceh-Sumut. Ini mungkin target terkhir saya, jadi saya sangat berharap bisa menampilkan kemampuan yang maksimal.” Kata Selly.

Prestasi-prestasi Selly:

NASIONAL

Juara 3 Kumite -55 Kg Senior Putri (PON XX Papua 2021 )

Juara 2 Kumite -68 Kg Senior Putri (Kasal Cup 2 2023, Jakarta Timur)

Juara 1 Kumite -48 Kg Junior Putri (Kejurnas KKI, Bekasi, Jawa Barat 2015)

Juara 1 -53 Kg Junior Putri (LA Cup Sumbagsel)

Juara 1 Kumite -59 Kg Junior Putri (Seleknas KKI, Bekasi, Jawa Barat 2016)

Juara 3 -48 Kg Junior Putri (Piala Mentri Dalam Negri, Banten 2015)

Juara 2 -59 Kg Junior Putri (Piala Panglima TNI, Cilangkap 2016)

Juara 2 -55 kg U21 Putri (Piala Panglima TNI, Cilangkap 2018)

Juara 2 -55 kg U21 Putri (Piala panglima TNI, Cilangkap 2019)

Juara 3 -53 kg Junior Putri (Piala Sunan Kalijaga ,Yogjakarta 2016)

Juara 3 -55 kg U21 Putri (Pomnas Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional ,Makassar 2017)

Juara 2 -55 kg Senior Putri (Pra Kualifikais PON Papua, Jakarta 2019 )

INTERNASIONAL

Juara 1 -55 kg Senior Putri (Internasional Batam Open, Batam 2017)

Juara Best Of The Best Senior Putri (Internasional Batam Open, Batam 2017)

Juara 3 -48 kg Junior Putri (Internasional SBY Cup, Jakarta 2015)

Juara 1 -53 kg Junior Putri ( Internasional SBY Cup, Jakarta 2019, Jakarta )

Juara 3 Beregu Senior Putri ( Internasional SBY cup, Jakarta 2018, Jakarta )

Juara 1 -55 kg Senior Putri ( Internasional SBY Cup, Jakarta 2020, Jakarta )

Juara 1 Beregu Senior Putri ( Internasional SBY Cup, Jakarta 2020, Jakarta )

Juara 1 -55 kg Senior Putri (Internasional Walikota Championship, Surabaya 2019).

(don)