Joko Susilo: Pujakesuma Organisasi Terbuka

DL/30042019/Bandarlampung

---- Nama Pujakesuma, yang selama ini membumi di seantero pulau Sumatera khususnya dan Indonesia pada umumnya, sudah dikenal sebagai organisasi massa yang eksis di tengah masyarakat dengan berbagai kegiatan terutama dalam seni dan budaya.

Demikian Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pujakesuma, Drs. Joko Susilo, mengungkapkan dalam pengarahan di hadapan para pengurus cabang Pujakesuma Kabupaten dan Kota di seluruh provinsi Lampung menjelang Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-4 organisasi itu di Gedung Budaya Kemiling Bandar Lampung, Senin 29 April 2019.

Pujakesuma, adalah sebuah paguyuban yang lahri justru dari bentuk keprihatinan para pekerja di perkebunan-perkebunan di wilayah Sumatera Utara. “Saat itu, para pendiri organisasi ini memang melihat ada sesuatu yang harus diperbuat untuk memperbaiki harkat dan martabat para buruh perkebunan di Sumatera Utara yang nasibnya stagnan dari tahun ke tahun, dari generasi ke generasi,” kata Joko.

Lalu dibentuklah sebuah perkumpulan untuk memperjuangkan nasib mereka. “Buruh yang ada di perkebunan itu memang mayoritas adalah para pekerja asal Pula Jawa, ada yang dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat. Yang lazim disebut dari Jawa, Sunda dan Banten. Jadi perjuangan perkumpulan ini dibentuk sangat khusus waktu itu.” Tambahnya.

Singkat cerita para pendiri ini melalui proses tirakatan, muncullah bentuk bunga Wijaya Kesuma dalam proses mencari nama dan lambang perkumpulan ini.

“Jadi nama Pujakesuma itu diambil dari bunga tersebut, dan perlu diketahui bahwa nama Pujakesuma bukan akronim. Itu satu nama dan satu kata. Memang belakangan ada yang membuat kepanjangan dari Pujakesuma seperti Putra Jawa Kelahiran Sumatera dan masih banyak lagi, Silahkan saja, karena kebetulan cocok dengan penggalan katanya. Tetapi aslinya bahwa itu bukan akronim,” ungkap Joko.

Organisasi Terbuka

Lebih jauh Joko Susilo menegaskan bahwa dalam organisasi Pujakesuma secara kebijakan, setelah berlangsung dari masa ke masa terus dilakukan perbaikan dan menyesuaikan dengan perkembangan jaman.

“Setiap organisasi pasti menginginkan perkembangan baik dalam keanggotaan maupun program kerjanya. Maka Pujakesuma pun demikian. Karena didasari ada asimilasi etnis dan keturunannya, maka Pujakesuma terus melakukan pengembangan dan keterbukaan. Organisasi ini sekarang sudah dalam bentuk organisasi massa yang mempunyai rekomendasi dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia,” terang Joko.

Oleh karenanya, Pujakesuma tidak lagi menjadi organisasi eksklusif. Dan kini menjadi organisasi terbuka dengan berbagai program kerja yang jauh lebih humanis.

“Saat ini sudah berkembang dengan luar biasa. Dulu anggotanya memang mayoritas etnis Jawa, Sunda dan Banten murni, karena belum ada perkawinan antar etnis. Nah belakangan banyak etnis Jawa yang kawin dengan etnis Batak, Padang, Lampung, Palembang, dan seterusnya. Maka keturunannya tentu akan menjadi multi etnis. Dengan kondisi inilah maka Pujakesuma akhirnya membuka diri untuk tidak membatasi etnis tertentu saja,” tambahnya.

Maka, lanjut Joko, banyak pengurus dan anggota Pujakesuma di berbagai  daerah sudah tidak pure etnis Jawa, Sunda atau Banten saja, melainkan ada etnis lain seperti Batak, Padang dan di sini etnis Lampung.

Sebagai organisasi terbuka Joko mengingatkan agar pengurus tetap solid dan mengedepankan musyawarah untuk mufakat dalam memutuskan sebuah langkah strategis organisasi. “Sejak dulu Pujakesuma tidak mengenal voting dalam memutuskan sebuah langkah, namun musyawarah untuk mufakat oleh pengurus. Saya tegaskan ini, agar tidak ada lagi yang aneh-aneh di Pujakesuma,” tegasnya.

Maka dia berpesan untuk para pengurus DPW dan DPC Pujakesuma di Lampung harus membina soliditas dan tidak jalan sendiri-sendiri. Jika itu terjadi maka organisasi ini akan menjadi kerdil dan tidak dipandang oleh orang lain.

Bahkan jika terpaksa harus ada hubungan dengan dunia politik, mkaka harus diputuskan bersama-sama dan bulat. “Bukan hal yang tidak mungkin kita akan bersinggungan dengan dunia politik. Karena mungkin sebagian dari pengurus dan anggota juga sebagai praktisi partai politik. Maka ini harus dibicarakan dengan arif dan bijaksana agar Pujakesuma tidak terpecah hanya untuk kepentingan politik sesaat. Ingat ini.” ujar Joko tegas. (don)