Makin Viral, Siswi SDN 2 Sukabumi Promosikan Jelajah Lampung Berjaya
DL/Bandarlampung/Pendidikan/07032024
----- Belakangan makin viral beredar kiprah seorang siswi
dari bandarlampung ini di dunia maya. Adalah Fitria, seorang siswi kelas 6
sekolah dasar (SD) di Bandar Lampung memiliki kepiawaian di depan komputer
karena mampu membuat berbagai macam game
online dan offline dengan
aplikasi Unity3D, dan Construk serta Roblox Studio yang bersifat petualangan, parkour, edukatif dan bernuansa
toleransi.
Di Roblox strudio sudah puluhan game online 3D yang
dibuat oleh fitria, bahkan sudah berhasil membuat game offline.
Salah satu diantara game offline yang viral sebelumnya
adalah Lorong Toleransi Pancasila yang bisa diunduh di playstore android iOS
dan perangkat komputer atau laptop.
Kini Fitria kembali sukses membuat game tentang promosi
Provinsi Lampung berjudul Jelajah Lampung Berjaya yang dapat
diinstal di android, iOS dan desktop komputer. “Di Play Store Android cukup
klik Jelajah Lampung Berjaya makan muncul nama gamenya,” katanya.
Menurut Fitria, jika kesulitan bisa langsung klik link
berikuthttps://play.google.com/store/apps/details?id=com.FitriaKhasanah.JelajahLampungBerjaya.
“Bila perangkat belum support bisa download manual di
link berikut https://s.id/jelajahlampungberjaya
aja,” katanya.
Selain piawai membuat dan memainkan game, Fitria juga
pandai membuat gambar dan kartun animasi 2D dan 3D, bahkan dibidang olahraga
Fitria juga menekuni sepatu roda Aggresif Inline Skate, Freestyle, Speed dan
Urban Style, diajang nasional sepatu roda juga beberapa kali meraih juara 1
pada katagori usianya.
Fitria memang dikenal sebagai anak yang pendiam dan
jarang berinteraksi dengan teman sebayanya. Namun siapa sangka dibalik wajah
polosnya tersebut ia memiliki kemampuan di atas rata-rata terutama
di dunia digital yang berbasis internet dan olahraga sepatu roda.
Di usianya yang kini duduk di bangku kelas SD, ia sudah
menciptakan berbagai macam game online
dan offline yang bersifat edukatif
dan toleransi.
Fitria sejak kecil memang selalu bergulat dengan dunia
toleransi. Ia tumbuh dari seorang ayah dan ibunya yang memiliki latar belakang
mantan pelaku radikal atau masyarakat menyebut mantan teroris, bahkan ayahnya
Fitria bersama para mantan radikalis kini membuat lembaga NII Crisis Center
atau pusat rehabilitasi korban NII, karena hampir semua teroris di Indonesia
itu ibu kandungnya adalah gerakan radikalisme NII.
Fitria termasuk rajin bermain dan mempelajari aplikasi
game hingga mampu menuangkan imajinasinya pada karya game yang ia cetuskan.
"Ayah melihat aku sering main game, lalu menyuruh
aku belajar coding biar bakatnya tersalurkan, terus aku mau. Ternyata belajar
coding itu enak dan asyik walaupun awalnya agak susah, jadi ya udah. Awal mula
aku buat game itu dari hp, lanjut kursus private," jelas Fitria.
Sementara itu, pihak sekolah juga mendukung Fitria untuk
mengembangkan bakatnya. Para guru juga memintanya terus berkarya dengan terus
belajar sepatu roda dan membuat berbagai macam game.
Kini Fitria terus belajar untuk berprestasi dalam
olahraga sepatu roda dan menggapai cita-citanya menciptakan game online yang
edukatif dan menjadi anak yang membanggakan orang tua, sekolah dan membanggakan
Indonesia.
Sementara itu Ken Setiawan orang tua Fitria hanya bisa
mendukung walaupun tidak banyak tahu dunia coding, menurutnya dulu saat di usia
SD dulu dirinya masih main layang layang, main gundu dan mandi di sungai, saat
ini jaman sudah modern, anak SD sudah bisa belajar dan menjelajah dunia tanpa
batas lewat internet.
Ken Setiawan yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang
Pemuda dan Pendidikan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi
Lampung hanya bisa mendoakan dan mendukung hobi dan aktivitas putrinya agar
berhasil dalam cita-citanya. (don)
Comments