Kemenkes: Saat Pandemi, Kesehatan Ibu dan Anak Harus Jadi Prioritas

DL/13122020/Jakarta
---- Dampak pandemi
Covid19 telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk pemenuhan
nutrisi, terutama bagi anak-anak. Harus diakui, masa pandemi, menjadi tantangan
besar bagi seluruh keluarga dalam menyediakan makanan bergizi dan
seimbang.
Di sisi lain, masih
banyak yang tidak menyadari, bahwa syarat generasi emas mendatang yang unggul
adalah dengan melakukan investasi yang benar bagi ibu dan anak di aspek
nutrisi.
Karena itu, di masa
pandemi pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan, dan pemerintah daerah
telah mengupayakan tambahan asupan nutrisi bagi masyarakat yang
memerlukan, terutama pemberian makanan sehat dan seimbang.
Hal ini untuk
menghindari adanya generasi pandemi sebagaimana terjadi pada saat krisis
ekonomi 1997/1998 di mana terjadi peningkatan angka malnutrisi.
Pemerintah melalui
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun telah membuat panduan Gizi Seimbang di
Masa Pandemi Covid-19, yang ditujukan untuk ibu hamil dan balita yang tinggal
di zona merah Covid-19.
"Untuk menghadapi
situasi pandemi Covid-19 ini, diperlukan adanya panduan gizi seimbang pada masa
pandemi Covid-19. Panduan ini berisi tentang cara melindungi keluarga dari
penularan virus corona, dan cara meningkatkan daya tahan tubuh dengan gizi
seimbang," tulis Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes dr. Rr. Dhian
Probhoyekti, dalam Siaran Pers, Selasa (8/12).
Dhian menjelaskan,
Covid-19 bisa dicegah dengan makanan gizi seimbang, karena itu ia mengajak agar
keluarga , terutama ibu hamil mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan
sehat karena dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan menurunkan risiko
penyakit kronis dan penyakit infeksi.
Kemudian, penting
untuk mencoba berbagai masakan dan makanan saat di rumah, untuk memastikan
keluarga tidak menjadi bosan dengan makanan yang sama.
Hal lain, konsumsi
makanan bergizi seimbang yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran
dan buah-buahan.
Juga, selalu batasi
pemakaian gula, garam dan lemak. Adapun batasan asupan gula dalam sehari adalah
50 gram atau setara 4 sendok makan, batasan lemak 5 sendok makan atau 67 gram
minyak, dan garam maksimal 1 sendok teh atau 5 gram.
Konsumsi suplemen
multivitamin jika di perlukan. Kemudian, hindari rokok dan minuman beralkohol.
Istirahat teratur dan tidur yang cukup. Rileks dan kendalikan emosi.
"Melakukan
aktivitas fisik, tapi jangan berlebihan karena olahraga atau aktivitas fisik
harus dilakukan dengan intensitas ringan atau sedang, untuk meningkatkan
kekebalan tubuh," ujar Dhian.
Selain itu, pastikan
juga keamanan pangan, dengan mengacu sesuai standar World Health Organization
(WHO), antara lain cuci bersih tangan dengan sabun di air mengalir sebelum
menyiapkan makanan atau bahan makanan dan mencuci bahan makanan yang akan
diolah.
Pisahkan penyimpanan
serta bedakan pisau dan talenan, untuk bahan makanan mentah dengan makanan
matang.
Memasak dengan benar
dan matang, terutama bahan makanan protein hewani. Kemudian, simpan makanan
matang pada suhu yang tepat dan aman.
Kemenkes mengingatkan,
sebagaimana sudah disampaikan oleh Unicef bahwa
semua pihak, perlu
menyelamatkan anak dari paparan virus SARS-CoV2 penyebab Covid-19.
UNICEF juga
melaporkan bahwa akan terjadi kerusakan yang tidak dapat diperbaiki dari
pandemi Covid-19 ini. Kerusakan itu terjadi pada kesehatan, pendidikan, dan
nutrisi anak-anak di seluruh dunia.
Gangguan layanan pada
fasilitas kesehatan dan melonjaknya angka kemiskinan merupakan ancaman terbesar
bagi anak-anak. Semakin lama krisis berlangsung, semakin besar dampaknya pada
pendidikan, kesehatan, gizi, dan kesejahteraan anak-anak. Menurut Unicef,
anak-anak pun rentan terinfeksi Covid-19.
Dhian mengingatkan,
memenuhi nutrisi anak merupakan hal yang sangat penting karena masa kanak-kanak
adalah masa pertumbuhan.
Masa kanak-kanak
adalah masa yang menentukan akan seperti apa mereka kedepannya. Jika dalam masa
anak-anak pemenuhan nutrisinya kurang baik, maka bisa saja pertumbuhannya
terganggu atau kelak ia akan mudah terserang penyakit ketika dewasa.
Karena itu, masa
pandemi Covid-19 bukanlah alasan untuk tidak memperhatikan nutrisi anak,
walaupun sebagian besar pendapatan orangtua berkurang. Ia mengajak para
orangtua bisa memprioritaskan untuk membeli makanan bagi si anak dengan
kandungan gizi seimbang.
Misalnya daripada
memesan layanan antar makanan atau makan di restoran, lebih baik uangnya
dibelikan makanan yang sehat dan dimasak sendiri. Karena banyak dapat dijumpai
bahan makanan bergizi dengan harga murah seperti telur atau sayuran misalnya.
(tim)
Comments