Kebun Raya Liwa sebagai Tujuan Eduwisata dan Laboratorium Alam

DL/18092020/ Lampung Barat

---- Kebun Raya Liwa (KRL) mempunyai prospek besar untuk didorong menjadi tujuan Edukasi dan Laboratorium Alam. Hal ini terungkap dalam seminar virtual, Webinar, yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kabupaten Lampung Barat (Lambar) di ruang rapat Pesagi Kantor Bupati setempat, Rabu 16 September 2020.

Narasumbernya antara lain Rektor Universitas Lampung (Unila) Karomani, Anggota DPR RI Mukhlis Basri, Dirjen Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Diana Kususmastuti, Pengelola Fauna Kebun Raya Liwa Nismah Nukmal, kemudian juga Pusat Peneliti pendamping Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Esti Munawaroh, Kepala Pelaksana Christina Nugroho Ekowati.

Webinar tersebut dihadiri Bupati Parosil Mabsus, para Asisten, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Noviardi Kuswan, dan sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Bupati Parosil Mabsus, pada kesempatan itu menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Rektor Unila yang sudah memberikan perhatian khusus terkait dengan perkembangan dan kemajuan dalam rangka pengelolaan dan penelitian daripada KRL yang ada di Lambar.

Kerjasama Pemkab dan Unila

Sementara Rektor Unila Karomani mengungkapkan Webinar ini merupakan salah satu laporan hasil kerjasama antara pemkab Lambar dan Unila melalui Balitbang setempat dan jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unila.

"Keberadaan KRL memiliki posisi yang sangat strategis bagi dunia pendidikan, kawasannya memiliki luas yang mencapai sekitar 100 hektar (ha)  dipenuhi Pegunungan Bukit Barisan, juga memiliki kawasan dengan kontur ketinggian tanah yang berbeda, berbukit-bukit dan bergelombang, dilengkapi sumber air dibeberapa tempat, kekayaan hayati didalamnya yang nilainya tak terhingga menyebabkan kawasan ini selain sejuk, juga memberikan panorama yang indah sehingga sudah sepantasnya KRL dijadikan sebagai tujuan Eduwisata dan Laboratorium Alam," ungkapnya.

Karomani memaparkan, bagi dunia pendidikan khususnya bagi civitas akademika Unila keberadaan KRL adalah aset sumber pembelajaran yang tidak ada duanya, berbagai kepakaran yang ada di Unila dapat diimplementasikan untuk menggali dan mengembangkan berbagai sumber pengetahuan yang belum terungkap yang ada di KRL tersebut.

"Baik dari segi kekayaan hayati maupun non hayati, kondisi alamnya termasuk juga kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dengan demikian keberadaan KRL bukan hanya sebagai tujuan Eduwisata, namun suatu aset yang luar biasa, Laboratorium alam yang sangat lengkap untuk dikaji dan dikembangkan," paparnya.

Sementara Kepala Balitbang Lambar, Noviardi Kuswan mengatakan, melalui Webinar tersebut pihaknya berharap KRL dapat dikenal lebih luas sebagai Laboratorium Alam dan tujuan Eduwisata dimasa mendatang.

"Terutama sekali terkait dengan kunjungan para peneliti-peneliti baik dari mahasiswa maupun Dosen dan berbagai pihak lainnya," tandasnya.  (Igun)