Yusuf Barusman: Masyarakat Bandarlampung Lambat Laun Menerima Dampak Buruknya
DL/07062020/Bandar Lampung
---- Rektor UBL, Prof. Dr. Ir. M. Yusuf S Barusman, MBA., saat membuka kegiatan tersebut mengatakan bahwa sebagai warga kota khususnya Bandar Lampung apalagi jika dibandingkan dengan kondisi dulu dan sekarang terkait keamanan, kenyamanan, serta berbagai aspek lainnya, yang terasa sekali dampak buruknya.
“Kita tahu bahwa kota itu tidak pernah tidur, kebisingan suara yang ditimbulkan juga tidak memiliki batasan apapun, dan hal ini juga tidak adanya aturan atau penegakan hukum yang pasti. Selain itu kita juga lihat apa yang terjadi di sepanjang trotoar jalan kota Bandar Lampung ini yakni hak pejalan kaki dirampas oleh pedagang-pedagang kaki lima, serta banyak lagi hak-hak kita sebagai warga kota yang cepat atau lambat kita akan merasakan dampak negatifnya,” ungkapnya.
Namun meski demikian hal inilah yang justru menjadi dasar bagi kita untuk ikut ambil bagian dalam menentukan desain penataan kota yang futuristik dan tidak berubah-ubah. Kita memiliki hak untuk menyuarakan sesuatu yang ideal, caranya yang pertama tentunya dengan mengedukasi semua pihak.
“Dengan adanya kegiatan seperti ini tentu salah satu tujuannya adalah untuk mengedukasi semua pihak terkait bagaimana menentukan penataan kota yang baik. Narasumber yang ahli dan para akademisi ini diharapkan dapat saling berbagi pengalaman, jangan sampai persepsi publik dibangun oleh kepentingan politik yang menjerumuskan pada suatu kebijakan yang berdampak negatif atau bahkan turun-temurun,” tambah Yusuf.
Melalui Pusat Studi Kota dan Daerah Universitas Bandar Lampung (PSKD-UBL), Gerakan Masyarakat Cinta Kota (Gema Kota) menggelar talkshow online perkotaan bertajuk “Masa Depan Wajah Kota Bandar Lampung”, Sabtu 6 Juni 2020.
Talkshow ini menghadirkan narasumber Ir. Anshori Djausal, M.T., Aditya Mahatidanar Hidayat, ST., MSc dosen Fakultas Teknik (FT) UBL, Dr. Dedy Hermawan seorang ahli kebijakan publik dan Bambang Pujiatmoko selaku penggerak masyarakat. (tim)
Comments