Kurang Informasi, Buka Peti Jenazah Covid-19, Rapid Test 17 Warga Reaktif Corona
DL/18052020/SIDOARJO
---- Sebanyak 17 pelayat di satu dusun Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menjalani rapid test setelah nekat membuka plastik, memandikan, dan memakamkan jenazah tidak sesuai protokol Covid-19.
Kepala Dinas Kabupaten Sidoarjo, dr Syaf Satriawarman mengatakan, 17 orang tersebut merupakan anggota keluarga dan para tetangga almarhum.
"Jadi yang kita rapid test anggota keluarga dan tetangga. Ada 17 orang hasilnya reaktif, tapi belum diswab. Mungkin besok swabnya," kata dr Syaf saat dikonfirmasi pada Senin 17 Mei 2020 dilansir okezone.com.
Ia menambahkan, sebelumnya jenazah tersebut telah dilakukan pemulasaran sesuai protokol kesehatan Covid-19 dengan dibungkus plastik dan peti. Namun yang terjadi di pasien tersebut, keluarga dan tetangga justru membuka peti jenazah dan mengabaikan protokol pemulasaran jenazah.
"Intinya kalau jenazah itu terbungkus dengan baik itu tidak, kalau jenazah dibuka kalau dia terkonfirm ya menulari, artinya cairan tubuh pasien tersebut kalau keluar ya otomatis masih menular," tuturnya.
Pihaknya memastikan bila jenazah yang terkonfirmasi corona tak boleh dibuka lantaran bisa menularkan virus. Oleh karena itu, pemulasaran jenazah Covid-19 dilakukan secara khusus, dengan dimulai pembungkusan plastik khusus, sebelum dimasukkan peti dan dimakamkan.
"Sesuai protokol kesehatan bunyinya, jenazah orang kena Covid-19 harus dimasukkan plastik, tidak boleh dibuka lagi, dimasukkan peti dan langsung dimakamkan. Itu dilanggar. Ya mesti saja kami curigai dan akhirnya setelah 10 hari selang 14 hari muncul, orang-orang yang menghadiri, orang-orang yang memandikan itu kena masalah. Mudah-mudahan saja hasil swab nanti negatif," tuturnya.
Lambat Informasi
Ia mengimbau masyarakat, agar tidak menyalahi aturan protokol kesehatan saat menangani pasien terkonfirmasi corona agar tidak terjadi masalah seperti ini lagi.
"Buka plastik dan buka peti itu menyalahi aturan. Saya tegur direktur rumah sakit yang mengantarkan jenazah, masyarakatnya bilang tidak ada imbauan dari rumah sakit dan saya tegur agar tidak terjadi lagi," tuturnya.
Sementara itu Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin menyatakan, apa yang terjadi di satu dusun di Kecamatan Waru ini karena lambatnya pemberian informasi dan langkah penanganan pasien terkonfirmasi Covid-19.
"Kejadiannya sudah dua minggu lalu. Jadi untuk penanganan di Waru harus dilakukan secara ekstra. Wilayah harus diperhatikan penuh, termasuk tempat ibadah harus ditangani secara serius," tuturnya. (*/dbs)
Comments