Selamat Jalan Cik Din Sahri Singa Melintang, Karyamu Tetap Abadi
BANDARLAMPUNG, 09052020: Lampung Berduka
--- SELAMAT JALAN Cik Din Sahri Singa Melintang, Pendekar Gitar Tunggal dan Lagu Lampung Tulangbawang.
Apa kalimat terbaik yang menjadi awal dari sebuah tulisan pada berita ini menjadi tidak perlu, ketika mengingat betapa besar jasa dan kedudukan Cik Din Sahri Singa Melintang dalam konsisten pelestarian dan pengembangan lagu-lagu Lampung selama ini.
Seni Budaya Lampung kehilangan aktor besar lintas jaman, ketika hari sabtu, 9 Mei 2020 pada pukul 16.30 wib Sang Khaliq memerintahkan Malaikat Nya menjemput ummat kesayangan yang bertubuh kecil mungil namun kelihatan kokoh itu. Maka, layu lah Cik Din untuk selamanya.
Heri Wardoyo, mantan Wakil Bupati Tulangbawang era tahun 2012-2017, mengatakan bahwa dirinya sangat dekat dalam beberapa hal dengan almarhum Cik Din, bahkan banyak kalangan menganggap Heri sudah seperti anaknya Cik Din dalam beberapa kenyataan.
“Ya saat itu memang saya merasakan ada hal yang perlu diperhatikan pada Cik Din Sahri sebagai seorang seniman besar lintas generasi di Lampung ini. Karena tidak banyak pelaku seni seperti beliau, yang dari jaman ayah saya, paman-paman saya dan kakak serta sampai ek era saya, masih berkarya aktif meski tidak seviral seniman lainnya,” kata Heri dalam wawancara via telepon Sabtu malam dengan Radio Andalas 102,7 FM Bandarlampung dalam siaran langsung Musik malam Minggu, 9 Mei 2020 pukul 22.15 WIB.
Di kanal Youtube.com, lanjut Heri, belasan lagu Cik Din yang sudah tayang. Dan tercatat satu Lagu berjudul “Gabat Gibut” diunggah oleh Bayu Susetyo pada tanggal 5 Oktober 2012 sudah ditonton sekitar 36,770 kali. Dan dibagikan sekitar 1.486 kali.
Belum lagi pada belakangan yang masuk dengan berbagai media sosial seperti WhatsApp dan sebagainya.
“Memang keberadaan Cik Din belum didukung manajemen pertunjukkan yang profesional jaman itu dan hingga akhir hayatnya dilakukan secara parsial. Jadi memang tidak heran kalau kurang melambung. Namun secara karya, Cik Din sudah kaliber nasional. Sebab beliau sudah pernah tembus ke TVRI Pusat di Jakarta.” Kenang HRW, panggilan akrab Heri Wardoyo.
Public Relation
Cik Din diberikan perhatian cukup saat Bupati Tulangbawang dibawah kepemimpinan Bupati Abdurrahman Sarbini, atau dikenal luas dengan panggilan pak Mance. Namun setelah itu tidak ada lagi anggaran yang bisa mengcovernya.
“Saat era saya dan pak Hanan Razak, tidak ada lagi anggaran untuk itu. Jadi saya mencoba sekuatnya membantu beliau secara pribadi saja karena kedekatan itu sangat melekat dengan Cik Din. Maka setiap bulan sudah tahu jadwalnya pasti yang untuk Cikdin sudah kami sisihkan. Dan lebih banyak Cik Din yang ke rumah dinas untuk mengambilnya sambil bersilaturahmi. Semua ajudan dan penghuni rumah dinas sudah faham itu,” tambah Heri.
Hingga akhir hayatnya memang tidak diketahui lagi bagaimana pemenuhan kehidupan sehari-hari seniman besar Lampung itu.
Cik Din dikenal dekat dengan pejabat-pejabat Lampung seperti Kapolda, Danrem, Gubernur dan beberapa pejabat lainnya.
Selama ini Cik Din bertindak sebagai layaknya Public Realtion (PR) untuk grup dan dirinya dalam kawalan seni budaya Lampung. Maka tak jarang Cik Din manggung di berbagai perhelatan besar di Lampung.
“Order nyanyi di panggung itu seluruhnya atas usaha Cik Din. Banyak acara besar di kabupaten, pasti Cik Din meminta saya, agar beliau bisa nyanyi barang satu atau dua lagu. Dan itu selalu kami kabulkan, meski sebenarnya tidak masuk dalam agenda utama,” tutur Heri.
Perjalanan itu memang harus ada titik akhirnya, sehingga semua napak tilas menjadi lebih indah untuk dikenang. Selamat jalan Cik Din, Allah sudah memberikan apa yang harus Cik Din terima sesuai yang sudah digariskannya.
Innalilahi Wainna Ilaihi Roji’un. (don)
Comments