Frans: Jika PON Oktober 2021, Lampung Harus Lebih Kerja Keras
DL/01052020/Bandarlampung
---- Dua hari sebelum diumumkannya secara pasti pengunduran pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XX di Papua, Wakil Ketua Umum Bidang Pembinaan Prestasi dan Sport Science KONI Lampung, DR Frans Nurseto, dalam dialog interaktif di Radio Andalas 102,7 FM, menegaskan bahwa ada berbagai kemungkinan untuk menyikapi kebijakan pemerintah Indonesia terhadap PON.
Dan akhirnya, Presiden RI, Joko Widodo memastikan bahwa PON diundur pada Oktober 2021, setahun persis dari yang direncanakan semula bulan Oktober 2020 di Papua.
Antisipasi yang dilakuakn seluruh daerah di Indonesia adalah menata kembali persiapan kontingen dengan segala upaya dan kiat masing-masing.
Provinsi Lampung pun sama. Frans menjelaskan situasinya semuanya sulit. “Semua kontingen dalam posisi sulit, tak terkecuali para kontingen yang berada di empat besar PON selama ini, yakni pulau Jawa. Namun demikian seluruh daerah di luar jawa mengalami kesulitan jauh lebih besar,” ujar Frans.
Jika PON 2021 itu bulan Oktober, katanya, maka ini sangat berdekatan dengan SEA Games yang dijadwalkan pada November 2021.
“Lalu apa pengaruhnya terhadap Lampung secara langsung? Tidak lain dalam persiapan dan lawan yang akan dihadapi kelak di PON 2021. Tiga atau empat bulan menjelang SEA Games semua atlet Indonesia akan masuk pelatnas dengan fasilitas semua nomor satu. Nah para atlet pelatnas itu didominasi oleh Pulau Jawa. Dan seluruh atlet itu turun di PON juga, yakni Oktober.” Kata Frans.
Jika ini terjadi, maka Lampung harus bekerja keras, untuk menempatkan atletnya pada jajaran final berbagai cabor unggulan. “Masalahnya timbul, karena cabang dan nomor-nomor yang kita punya, rata-rata pada posisi atlet pelatnas ada di sana. Sementara daerah lain, seperti Jambi dan bangka Belitung misalnya, mereka punay satu cabang dengan kemungkinan banyak medali emas, seperti dicabang Renang dan Panjat Tebing. Sementara Lampung mengandalkan beberapa cabang saja yang rata-rata atletnya lolos dalam posisi 2 dan 3, Perak dan perunggu saat Kejurnas atau pra PON,” tambah Babe, panggilan akrab Frans.
Menata Ulang Program
Maka dari itu, Binpres KONI Lampung akan menyiapkan program yang ditata ulang sedemikian rupa menyesuaikan agar peak perfomance atlet jatuh pada Oktober 2021.
“Memang ada beberapa atlet pelatnas kita yang mudah-mudahan ini menjadi satu kesempatan mendulang medali emas, seperti di Senam Artistik, Rythmik dan Aerobic. Mereka mempunyai kans besar meraih medali emas. Lalu ada beberapa cabang lain seperti Menembak dan kekuatan lama kita Angkat Besi dan Berat,” ungkap Frans.
Sebenarnya jika PON Papua tidak diundur, kata Frans, posisi atlet Lampung saat ini sudah siap tempur dan dalam kondisi prima. “Maret dan April hingga Mei 2020, atlet Lampung posisinya baik sekali dalam fisik dan teknik. Dan tinggal pada bulan Juni dan Juli beberapa menjalani try out ke luar negeri. Tapi semuanya bubar, ambyar karena Covid-19. Apa mau dikata. Toch semua daerah juga terdampak, sama.” ujarnya.
Maka dari itu, KONI Lampung akan segera melakukan perencanaan kembali untuk program yang disiapkan setahun ke depan.
Memang ini tidak mudah, jangankan untuk menghitung kemungkinan raihan medali, sedang untuk meningkatkan posisi atlet dalam fisik dan teknik memerlukan kerja keras bersama-sama.
“Tidak ada yang bisa disalahkan dalam hal ini. Satu-satunya yang bisa disalahkan adalah kenapa Virus Corona masuk Indonesia. Itu saja. Selebihnya kita harus melakukan eavaluasi pada kita sendiri dan melakukan revisi maksimal. Ya harus bisa..” kata Babe bersemangat.
Meski dalam kondisi seperti ini tetapi atlet seluruhnya disarankan untuk tetap menjaga kebugaran tubuh dengan berlatih ringan sesaui dengan kemampuan cabang olahraga masing-masing.
KONI Lampung hanya bisa membantu sedikit dalam soal finansial, karena semua bujet Pemprov sedang dilakukan refocusing.
“Kita tetap optimis. Terus bergerak, terus berjuang sampai pada waktunya berperang,” tutur Babe. (hmskoni)
Comments