Benarkah Penambahan Kasus COVID-19 di Jakarta Melambat? Ini Datanya

DL/28042020/Jakarta

--- Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan bahwa kasus positif virus corona di DKI Jakarta mengalami perlambatan. Ia pun menyebut peningkatan kasus cenderung flat.

"Khusus DKI Jakarta, perkembangan terakhir kasus positif telah alami perlambatan yang pesat, dan saat ini telah mengalami flat dan kita doakan semoga tidak terlalu banyak kasus positif yang terjadi," ucap Doni dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Senin 27 April 2020.

Lalu, benarkah klaim tersebut?

1. Penurunan terjadi selama seminggu

Sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilaksanakan di ibu kota pada Jumat (10/4), jumlah penambahan kasus positif COVID-19 di Jakarta cenderung naik dan turun setiap harinya. Penambahan kasus terbanyak terjadi pada Kamis (16/4) lalu dengan 223 kasus. Sedangkan penambahan kasus positif paling sedikit terjadi pada Minggu (26/4) dengan 65 kasus.

Memang, selama seminggu terakhir jumlah penambahan kasus positif COVID-19 di Jakarta cenderung menurun. Namun, setelah sempat mencapai penambahan terendah, jumlah tersebut kembali naik pada Senin 27 Arpril 2020 dengan 86 kasus baru.

Berikut rincian penambahan kasus baru COVID-19 selama PSBB :

- 10 April : 91 kasus baru

- 11 April : 93 kasus baru

- 12 April : 179 kasus baru

- 13 April : 160 kasus baru

- 14 April : 106 kasus baru

- 15 April : 98 kasus baru

- 16 April : 223 kasus baru

- 17 April : 153 kasus baru

- 18 April : 79 kasus baru

- 19 April : 131 kasus baru

- 20 April : 79 kasus baru

- 21 April : 167 kasus baru

- 22 April : 120 kasus baru

- 23 April : 107 kasus baru

- 24 April : 99 kasus baru

- 25 April : 76 kasus baru

- 26 April : 65 kasus baru

- 27 April : 86 kasus baru


2. Jumlah pemakan dengan protap COVID-19 cenderung menurun selama PSBB

Sementara itu, jumlah pemakaman dengan protap COVID-19 di Jakarta juga cenderung menurun meski angkanya naik turun. Sebelum PSBB, jumlah pemakaman dengan protap COVID-19 biasanya lebih dari 50 kasus per hari, namun selama PSBB cenderung di bawah 50.

Pemakaman dengan protap COVID-19 paling tinggi dalam sehari terjadi pada Selasa (14/4) dengan 57 kasus, sementara yang terendah terjadi pada Minggu 19 April dengan 33 kasus.

Berikut rincian pemakaman menggunakan protap COVID-19 selama PSBB :

- 10 April : 48

- 11 April : 40

- 12 April : 56

- 13 April : 50

- 14 April : 57

- 15 April : 40

- 16 April : 33

- 17 April : 47

- 18 April : 51

- 19 April : 33

- 20 April : 40

- 21 April : 42

- 22 April : 54

- 23 April : 47

- 24 April : 45


Pemakaman jenazah dengan protap COVID-19 tidak hanya dilakukan pada pasien positif terjangkit virus corona saja. Pasien yang meninggal dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) juga akan mendapat perlakuan yang sama.

Perlakuan khusus itu antara lain adalah dengan tidak memberi balsam atau pengawet pada jenazah, dibungkus dengan plastik berlapis, dimakamkan dengan petugas berpakaian Alat Pelindung Diri (APD), hingga harus dimakamkan selambatnya empat jam setelah meninggal dunia.

3. Terdapat 9.096 kasus positif COVID-19 di Indonesia, 3.869 di antaranya dari Jakarta

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau COVID-19 Achmad Yurianto melaporkan bahwa jumlah pasien positif virus corona di Indonesia telah berjumlah 9.096 kasus per Senin 27 April. Angka tersebut naik dari data sebelumnya yaitu 8.882 kasus.

"Hari ini kita dapatkan 214 kasus konfimasi baru sehingga total 9.096,” kata Yuri dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung dari TVRI, Senin 27 April 2020.

Total penyebaran virus corona tersebut terdapat di 34 Provinsi. DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penyumbang terbanyak kasus virus corona yaitu sebanyak 3.869 kasus. Lalu, peringkat kedua diduduki oleh Jawa Barat 951 kasus dan dilanjutkan oleh Jawa Timur 796 kasus. 

Berikut ini data lengkap rincian penyebaran virus corona di 34 Provinsi di Indonesia :


1. Aceh 9 kasus

2. Bali 194 kasus 

3. Banten 382 kasus 

4. Bangka Belitung 10 kasus

5. Bengkulu 8 kasus

6. Yogyakarta 83 kasus 

7. DKI Jakarta 3.869 kasus 

8. Jambi 32 kasus

9. Jawa Barat 951 kasus 

10. Jawa Tengah 666 kasus 

11. Jawa Timur 796 kasus 

12. Kalimantan Barat 51 kasus 

13. Kalimantan Timur 107 kasus 

14. Kalimantan Tengah 112 kasus 

15. Kalimantan Selatan 150 kasus 

16. Kalimantan Utara 90 kasus

17. Kepulauan Riau 86 kasus

18. Nusa Tenggara Barat 206 kasus

19. Sumatera Selatan 129 kasus

20. Sumatera Barat 121 kasus

21. Sulawesi Utara 40 kasus 

22. Sulawesi Tenggara 45 kasus

23. Sumatera Utara 111 kasus 

24. Sulawesi Selatan 440 kasus 

25. Sulawesi Tengah 36 kasus

26. Lampung 42 kasus 

27. Riau 39 kasus

28. Maluku Utara 26 kasus

29. Maluku 22 kasus

30. Papua Barat 16 kasus

31. Papua 151 kasus

32. Sulawesi Barat 35 kasus

33. Nusa Tenggara Timur 1 kasus

34. Gorontalo 14 kasus

35. Dalam proses verivikasi di lapangan 26 kasus. (*)