Inpari 48 Blas, Alternatif Varietas Unggul Baru Tahan Blas
DL/15042020/Jakarta
---- Cara yang
paling efektif, murah dan ramah lingkungan dalam pengendalian penyakit blas
adalah menggunakan varietas tahan. Penggunaan varietas tahan harus disesuaikan
dengan sebaran ras yang ada di suatu daerah.
Upaya lain yang
perlu diperhatikan dalam penggunaan varietas tahan adalah dengan tidak menanam
satu varietas secara luas dan terus menerus. Bila padi ditanam terus menerus
sepanjang tahun maka harus dilakukan pergiliran varietas.
Beberapa varietas
yang berbeda tingkat ketahanannya ditanam pada satu areal, dapat mengurangi
tekanan seleksi terhadap patogen, sehingga dapat memperlambat terjadinya ras
baru patogen dan patahnya ketahanan suatu varietas.
Kementerian
Pertanian terus mengupayakan berbagai program mendukung usaha peningkatan
produksi padi, diantaranya melalui intensifikasi pertanian.
Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian,
Fadjry Djufry mengatakan bahwa lahan sawah irigasi masih merupakan penyumbang
produksi padi nasional terbesar. Dalam upaya peningkatan intensifikasi
pertanian, penggunaan varietas unggul berpotensi hasil tinggi mutlak
diperlukan.
“Salah satu upaya
untuk mengatasi hal peningkatan produktivitas serta ketahanan terhadap OPT
utama maka perlu diupayakan perakitan varietas unggul baru padi sawah, yang
memiliki produktivitas lebih tinggi dan ketahanan yang lebih baik dibandingkan
varietas unggul yang sudah ada," kata Fadjry.
Pilihan terhadap
varietas unggul baru untuk stabilitas hasil masih perlu dilakukan, terutama
untuk menghindari kehilangan hasil akibat serangan hama dan penyakit.
Pada awal tahun
2020, Badan Penenelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Besar Penelitian
Tanaman Padi (BBPadi) telah melepas varietas unggul baru Inpari 48 Blas. Inpari
48 Blas merupakan hasil persilangan varietas yang tahan wereng coklat dengan
varietas lokal Omas yang mempunyai ketahanan terhadap penyakit blas daun.
Varietas Inpari
48 blas memiliki rata-rata hasil GKG (gabah kering giling) sebesar 7.64 ton/ha
dengan potensi hasil 9.13 ton/ha. Rata-rata hasil GKG tersebut nyata lebih
tinggi daripada Inpari 30, dan setara dengan Inpari 32 dan Inpari 43. Varietas
ini memiliki ketahanan wereng coklat yang lebih baik daripada Inpari 30, Inpari
32, dan Inpari 43.
Selain itu Inpari
48 Blas agak tahan terhadap hawar daun bakteri, dan memiliki ketahanan terhadap
4 ras utama penyakit blas.
Varietas ini
memiliki kulit gabah yang tipis dengan rendemen beras pecah kulit berkisar
77.8% dan beras kepala 95.1%. Varietas ini bertekstur nasi pulen dengan kadar
amilosa setara Ciherang, yaitu besar 23.58%. Inpari 48 Blas memiliki daya hasil
tinggi, dan rasa nasi disukai diharapkan dapat memberikan alternatif varietas
bermutu kepada petani di lahan sawah irigasi.
Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi melalui Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) saat ini
sedang memproduksi benih sumber dari varietas baru ini baik untuk benih label
kuning (BS), label putih (FS) dan label ungu (SS) agar segera dapat disebarluaskan
pada tahun ini. (Sita/Shr)
Comments