Masyarakat Diimbau Laporkan Penipuan Online di Tengah COVID-19

DL/29032020/Jakarta
---- Di tengah kesulitan mendapatkan alat kesehatan, angka penipuan
di marketplace ternyata mengalami peningkatan. Data marketplace menunjukkan bahwa di bulan-bulan belakangan seiring
dengan berkembangnya pandemi COVID-19 dan makin banyaknya masyarakat yang
tinggal di rumah, terjadi peningkatan pelaporan penipuan.
Di Tokopedia, ribuan merchant menjual berbagai alat kesehatan dengan harga
tak wajar, dengan membuat harga, judul, dan deskripsi, yang mengeksploitasi
wabah virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit COVID-19.
Ribuan merchant Tokopedia yang
melanggar itu akhirnya ditutup, setelah ada imbauan dari Kominfo.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kemkominfo Semuel Abrijani
Pangerapan, menjelaskan, untuk mengantisipasi kasus-kasus penipuan di
marketplace, Kominfo sudah melakukan pertemuan dengan marketplace, dan bersyukur marketplace sudah melakukan tindakan
dengan menutup ribuan merchant. Tindakan itu ternyata sudah dilakukan
sebelum Kominfo memanggil marketplace.
Dijelaskan Semuel, sangat tidak elok di tengah kondisi pandemi Covid-19,
justru harga harga alat kesehatan melonjak. Tindakan marketplace seperti Bukalapak menutup akun penjual yang menawarkan
harga alat kesehatan tidak normal, dinilai positif. Karena hal itu juga
dilakukan oleh marketplace di luar
negeri seperti Amazon dan lain-lain.
“Tindakan penutupan itu positif dan itu bukan hanya di Indonesia, di
Amerika juga dilakukan, dilakukan Amazon memblok penjual. Tidak elok di saat
sulit justru bertindak seperti itu,” ujar Semuel.
Ia berharap, masyrakat juga lebih hati-hati. Jika memungkinkan, lakukan
perbandingan harga, dan juga mencari produk seperti masker di apotik-apotik,
atau aplikasi yang spesifik untuk kesehatan.
Adapun untuk kasus-kasus phising, kata Semuel, secara khusus ditangani
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) karena terkait dengan keamanan informasi.
Namun Kominfo juga aktif, mengedukasi publik, agar hati-hati. Misal agar tidak
mengklik link atau url website yang mencurigakan.
“Masyarakat jangan mudah klik link website yang mencurigakan, seringkali
link misal menambahkan satu dua huruf satu dua kata, seperti aslinya, padahal
ulr website tidak benar, Kominfo kami fokus mengedukasi dan mengawasi
agar tidak terjadi kasus-kasus seperti itu,” ujar Semuel.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter
Abdullah, mewanti-wanti agar masyarakat lebih hati-hati dalam berbelanja
daring, juga benar-benar mencermati setiap prosedur saat berbelanja, agar tidak
dirugikan.
Pasalnya, di tengah wabah Covid-19, dimana masyarakat membutuhkan banyak
alat kesehatan untuk melindungi diri dan keluarga, muncul pihak yang tidak
bertanggung jawab melakukan penipuan memanfaatkan kepanikan.
Modus penipuan beragam, termasuk melalui pengiriman barang bodong dan juga
melalui phising.
Phising menjadi salah satu andalan penipu
di tengah timbulnya permintaan tinggi dan kepanikan masyarakat untuk mencari
alat kesehatan. Diketahui, melalui phising seorang peretas bisa menjebak untuk
memberikan data-data penting secara tanpa disadari melalui jaringan internet,
yang berujung peretasan.
Jenis phising yang paling populer dan kerap digunakan adalah clone
phishing. Pada phising jenis ini, serangan dilakukan dengan melalui surat
elektronik yang terlihat resmi dan mengandung attachment di dalamnya.
Attachment ini kemudian digunakan untuk mengambil data dari si korban untuk
kemudian dikirimkan lagi ke tempat yang diinginkan oleh si pelaku.
Jenis phising yang belakangan marak terjadi di marketplace Indonesia
menggunakan pendekatan social engineering.
Menyadari kesulitan masyarakat membeli alat kesehatan, peretas memanipulasi
korban untuk meng-click suatu tautan yang dikirim melalui direct message,
whatsapp atau sms. Peretas biasanya memberikan alasan bahwa terjadi kesalahan
di sistem atau pesanan tercatat berulang.
Tautan di luar sistem marketplace itulah yang nantinya akan meminta
data-data pribadi atau bahkan lebih parah, data finansial korban.
Piter menjelaskan, untuk mengurangi penipuan di perdagangan online memang
tidak mudah. Menghilangkan sama sekali rasanya tidak mungkin. Karena itu, ia
mendorong agar marketlpace lebih gencar meningkatkan sosialisasi dan edukasi
tentang bagaimana belanja online secara aman.
“Salah satunya hanya belanja online di marketplace yang sudah teruji dan
kredible serta pergunakan sistem yang mereka punya,” ujar Piter, kepada media,
Jumat 27 Maret 2020. Piter menambahkan agar konsumen jangan mau dipancing
bertransaksi atau menyerahkan data-data di luar sistem, meskipun bertemu seller
di marketplace.
Selain sosialisasi edukasi, tak kalah penting, pemerintah juga menata
regulasi tentang perizinan dan pengawasan terhadap mereka yang melakukan
penjualan secara online. Mereka yang akan menjual sesuatu secara online
hendaknya terdaftar dan diawasi.
Langkah selanjutnya meningkatkan peran lembaga perlindungan konsumen untuk
menampung pengaduan korban penipuan perdagangan online.
Market place juga harus bertanggung jawab
apabila terjadi penipuan oleh slah satu lapak atau penjual yan ada di
marketplace yang mereka kelola.
“Semua praktek tak wajar termasuk menjual diharga diatas harga pasar
memanfaatkan situasi seperti wabah corona seharusnya menjadi bagian yang
diawasi dan dicegah oleh pengelola marketplace dibawah pengawasan pemerintah,”
tegas Piter.
VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak, mengklaim sudah
menutup ribuan toko yang mengeksploitasi dampak COVID-19, terutama ketegori
kesehatan. Tokopedia juga membuka pengaduan atau laporan dari masyarakat
yang nantinya secara berkala akan ditinjau atau review.
CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin menambahkan bahwa Bukalapak terus
melakukan pengawasan dan penindakan atas toko online atau pelapak yang menjual
barang dengan harga tidak wajar.
Hingga Senin 23 Maret 2020, ia mengaku telah menindak tegas pelapak yang
melakukan praktik penjualan masker dan hand sanitizer di luar harga batas
wajar.
“Kami sudah menindak tegas pelapak kami yang mengambil keuntungan yang
tidak wajar dalam kondisi ini. Kami akan terus memantau, memonitor situasi ini,
dan melanjutkan tindakan yang tegas tersebut jika diperlukan,” ucap Rachmat.
Rachmat juga menghimbau agar konsumen terus meningkatkan kewaspadaan,
termasuk melaporkan jika mengalami penipuan kepada marketplace dan pihak yang
berwenang untuk dapat ditindaklanjuti. (lis)
Comments