BBTMC-BPPT Operasikan Flare Antisipasi Curah Hujan Tinggi
DL/28022020/ Jakarta
----- Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC-BPPT)
menambah armada dengan teknik bahan semai flare untuk memperkuat
operasi TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) mengurangi ancaman banjir di
Jabodetabek. Posko TMC dipusatkan di Bandara Budiarto Curug,
Tangerang.
“Kami membuka posko kedua dan sejak kemarin tim TMC Posko
Curug sudah melakukan operasi perdana dengan penyemaian teknik flare. Teknik
ini bukan menabur garam ratusan kilogram, tapi pesawat membawa tabung flare
yang ditembakkan dengan target awan di ketinggian rendah atau bahkan tinggi.
Dengan menggunakan flare pada operasi penyemaian
awan, akan diperoleh efisiensi operasional yang optimal,”
ujar Tri Handoko Seto, Kepala BBTMC-BPPT di Jakarta, Kamis 27 Pebruari 2020).
Untuk operasi TMC sistem flare ini, BBTMC mengoperasikan
armada pesawat Piper Cheyenne (PK-TMC) milik BBTMC-BPPT. “ Teknik flare
memerlukan pesawat khusus. Pesawat Piper Cheyenne yang saat ini dipakai untuk
operasional di Posko Curug kondisinya baru serviceable setelah tahun
lalu menerima engine baru dari paket revitalisasi yang bersumber dari
APBN BPPT 2019. Ini pertama kali dioperasikan kembali,” ujar Tri Handoko Seto.
Budi Harsoyo, Kapala Bidang Penerapan TMC BBTMC mengatakan untuk operasi TMC kali ini digunakan dua jenis flare, yaitu Hygroscopics Flare dan AgI Flare BIP. Teknik penyemaian dengan Hygroscopics Flare dengan kandungan CaCl2, lanjut Budi Harsoyo, ditujukan untuk menyemai awan yang baru tumbuh di wilayah Jabodetabek, terutama pada awan-awan di wilayah down wind Jabodetabek, yaitu area Depok, Bogor dan sekitarnya.
“Penyemaian dilakukan pada dasar awan pada ketinggian
sekitar 3000-4000 kaki dengan membakar flare sebanyak-banyaknya atau overseed.
Tujuannya untuk menimbulkan efek kompetisi yang dapat mengganggu pertumbuhan
awan,” paparnya.
Sementara penyemaian dengan AgI Flare BIP, kata Budi
Harsoyo, ditujukan untuk menyemai awan-awan yang menjulang tinggi dengan
ketinggiannya lebih dari 20 ribu kaki. Suhu puncak awan berada dalam kisaran
minus 6 derajat Celcius atau disebut awan Cumulonimbus, yang berada
di wilayah Jabodetabek.
“Kandungan bahan semai AgI Flare BIP ini adalah perak
iodide. Diluar negeri sering dipakai untuk tujuan hail suppression atau
mengurangi hujan es. Dengan kemampuan pesawat Piper Cheyenne yang dipakai saat
ini, penyemaian dilakukan pada ketinggian minimal 10 ribu kaki di daerah updraft awan
target. Semakin tinggi penyemaian semakin baik,” papar Budi.
Sutrisno, Kepala Bidang Pelayanan Teknologi BBTMC
menjelaskan pada penerbangan perdana kemarin, tim TMC BPPT telah
melaksanakan dua kali penyemaian. “Pagi hari sekitar pk 11.00 WIB
pesawat mengangkut lima buah Hygros Flare dengan target penyemaian di
Barat Laut Jabodetabek -Kep.Seribu diatas ketinggian 2.000 kaki,” ujarnya.
Sementara pada penerbangan kedua, kata
Sutrisno, dilaksanakan sekitar pk. 15.35 WIB dengan
mengangkut 4 buah AgI Flare dengan target penyemaian di Barat
Daya Jabodetabek dan wilayah Pelabuhan Ratu diatas ketinggian 10.000 kaki.
Seperti diketahui, operasi TMC Pengurangan Curah Hujan di
Jabodetabek telah dilaksanakan sejak 3 Januari dengan Posko TMC di Halim
Perdanakusuma dengan dukungan dua armada pesawat TNI jenis Cassa 212 dan CN 295
yang beroperasi dengan bahan semai NaCl powder. (BBTMC)
Comments