Baik Juga, Dokter Langsung Jumpa Atlet

DL/28092019/Bandarlampung

--- Dalam penyelesaian masalah kesehatan atlet, baik juga jika dokter langsung bertemu dengan atlet yang memang punya masalah kesehatan cukup berat.

Masalah kesehatan itu bukan saja menyangkut kebugaran, namun juga masalah psikologi dan gizi. “Masalahnya dalam waktu sedekat ini, mungkin tidak, jika dokter bisa bertemu langsung dengan atlet. Karena ada beberapa hal yang harus secara jujur diungkapkan kepada atlet. Masalahnya lagi, apakah atlet ini akan menerima koreksi kesehatan atau sebaliknya,” kata DR dr Khairun Nisa, M.Kes, AIFO, pada pemaparan tentang kesehatan atlet di Workshop KONI Lampung, di Auditorium Pasca Sarjana UBL, Sabtu 28 September 2019.

Dalam menyampaikan hasil test kesehatan atlet Porwil dan Pra PON beberapa waktu lalu, sudah dapat disimpulkan. “Saat ini kami ingin menyampaikan satu persatu cabang olahraga yang atletnya mengikuti test kesehatan kemarin. Pada umumnya kesehatan paru-paru atlet Lampung cukup baik. Ini penting karena paru-paru adalah alat pernafasan yang vital. Namun ada beberapa atlet yang memang harus segera ditangani karena gangguan kesehatannya,” ungkap Nisa.

Beberapa gangguan yang umum adalah mengenai gerat badan dan gangguan pada penglihatan. “Ya memang ada beberapa juga yang berat badannya over dan under. Bagi cabang olahraga yang berkategori berat badan ini menjadi sangat penting.” Tambahnya.

Selain gangguan secara kesehatan, ada beberapa kekurangan lainnya. “Misalnya masalah gizi dan nutrisi pada makanannya. Ini juga perlu ada perhatian yang khusus, jangan sampai atlet yang diharapkan mempunyai tenaga dan intelegensia prima, justru menurun kemampuannya karena faktor makanan yang kurang diperhatikan nutrisinya,” kata Nisa.

Sementara itu dr Wendy Anne, masalah nutrisi dan gizi atlet ini sangat penting, karena disinilah awal dari geraklangkah atlet selanjutnya. “Bagaimana jika atlet kekurangan gizi dan nutrisi. Maka pengaruhnya terhadap penampilannya juga sangat besar. Mungkin lebih baikmemang kami bisa bertemu langsung dengan para atlet yang bermasalah dengan kesehatan, karena kami bisa menyampaikan advis secara pribadi dan mungkin atlet akan lebih terbuka,” tambah Anne.

Dalam sesi ini dilakukan dialog dengan peserta yang terdiri dari pelatih, ofisial dan manajer tim Porwil di masing-masing cabor.

Dalam satu topik menjaga stamina pemain sepakbola misalnya, disarankan para atlet harus minum di setiap 30 menit sekali. “Akan lebih baik, jika minumannya juga diberikan sedikit oralit, untuk memberikan tambahan asupan zat-zat yang diperlukan tubuh atlet.” Katanya.

Menurut dr Nisa, saat ini disiapkan Pojok Sport Science yang dapat dipergunakan untuk memberikan kesempatan beriteraksi secara langsung dalam mengatasi hal-hal yang berkaitan dengan sport science tersebut. (*)