Ridho: Antisipasi Arus Mudik Idul Fitri Sumatera Perlu Persiapan Khusus

DL/24042019/BANDARLAMPUNG

---- Dengan terbangunnya berbagai sarana dan prasarana penunjang konektivitas, maka akan merubah pola arus mudik dan arus balik menjelang Hari Raya Idul Fitri mendatang. Untuk itu diperlukan persiapan-persiapan khusus agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Demikian disampaikan Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo saat menjadi narasumber dialog publik yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan RI bekerjasama dengan Tempo Media Group, di Woodstair caffe Bandar Lampung, Selasa 23 April 2019 sore.

Menurut Gubernur Ridho, hal yang menjadi fokus utama Pemerintah Provinsi Lampung adalah pada kesiapan Jalan Tol Trans Sumatera dan Dermaga Eksekutif Bakauheni dalam menghadapi arus mudik. 

"Saya kira dengan adanya jalan Tol Trans Sumatera, akan merubah situasi arus mudik dan arus balik. Yang harus diwaspadai adalah jalan tol dan dermaga eksekutif. Saya tidak mau ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, seperti peristiwa Brebes exit tahun 2016 lalu, dimana terjadi kemacetan hingga memakan korban," ujar Gubernur.

Namun secara garis besar, Gubernur Ridho menyatakan telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi lonjakan penumpang baik pada transportasi darat, laut maupun udara.

Diantaranya adalah dengan menyiapkan armada darat yang mencukupi. Sejumlah 490 armada yang terdiri dari berbagai jenis kendaraan telah melakukan ram check untuk pengecekan laik jalan.

Adapun untuk angkutan udara, ada 34 total armada yang dioperasikan oleh 8 Badan Usaha Angkutan Udara Niaga Berjadwal.

Sedangkan pada Dermaga eksekutif dan tol laut, Gubernur Ridho berencana untuk dapat meningkatkan volume perjalanan agar dapat mengurai penumpukan penumpang dan kendaraan di jalur penyeberangan selat sunda.

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi yang juga menjadi keynote speaker mewakili Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan hasil penelitian litbang kelautan, bahwa pada mudik 2019 mendatang, akan ada 18 juta lebih pemudik yang akan menyeberang dari pulau jawa ke Sumatera, 4 juta diatantaranya akan menggunakan kendaraan pribadi.

"Dengan adanya jalan tol trans sumatera dan dermaga eksekutif tentu akan mempengaruhi pola mudik 2019 mendatang.Tentunya ini merupakan hasil dari keseriusan pemerintah dalam memberikan sarana meningkatkan konektifitas," ujar beliau.

Selain itu, Budi Setiyadi juga menyatakan bahwa bandar udara Gatot Soebroto saat ini telah dapat digunakan untuk penerbangan publik, dan akan mengakomodir 7 kabupaten disekitarnya, bukan hanya Provinsi Lampung, tapi juga Provinsi Sumatera Selatan.

Sementara itu Rahmat Aditya, mahasiswa pendidikan sejarah Universitas Lampung pada sesi tanya-jawab menyatakan sangat bangga dengan kinerja pemerintah dalam membangun sarana dan prasarana konektifitas, baik pemerintah provinsi maupun pusat. Dimana dengan sinergitas yang baik, konektifitas dilampung sudah sangat baik.

Selain Gubernur Lampung M.Ridho Ficardo dan Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi, Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Radin Inten II Asep Kosasih dan Direktur Angkutan Darat Ditjen Perhubungan Darat Ahmad Yani juga didapuk sebagai narasumber. Sedangkan moderator yang memandu jalannya diskusi adalah Pimpinan Redaksi Koran Tempo Budi Setyarso. (MrF)