Bencana, Tak Ada Yang tahu Kapan Terjadi

DL/16032019/Bandarlampung

----- Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Sosial menindaklanjuti arahan  Presiden Joko Widodo tanggal 18 Februari 2019 di Pandeglang, Banten. Presiden dengan tegas menyampaikan bahwa masyarakat harus siap dalam menghadapi bencana.

Pasalnya Indonesia dilewati oleh jalur cincin api sehingga ada daerah-daerah yang rawan terhadap gempa, rawan banjir, rawan longsor, ada daerah juga yang rawan terhadap tsunami, dan bencana-bencana yang lainnya.

Demikian juga di Provinsi Lampung merupakan daerah rawan bencana dengan segala jenis bencana alam.

Menurut Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung Sumarju Saeni bersama Tagana, Kwarda Pramuka Lampung khususnya Bidang Abdimasgana, Palang Merah Indonesia Lampung, Vertikal Rescue Indonesia Lampung akan segera melaksanakan Tagana Masuk Sekolah (TMS). Kegiatan ini direncanakan akan dimulai pertengahan bulan Maret tahun ini.

"Khusus yang bertemakan tsunami akan dilaksanakan di Desa Hanura dengan melibatkan anak sekolah seribu anak terdiri dari SD, SLTP dan SLTA. Pulau Pasaran, Bandar Lampung ada 300 anak SD dan Desa Kunjir, Kabupaten Lampung Selatan melibatkan anak SLTA dan SD ada 500 anak," katanya.

Masih menurut Sumarju, Tagana Lampung Selatan telah melaksanakan giat TMS di M. I. Mathlaul Anwar Desa Banyumas Kecamatan Candipuro Kab. Lampung Selatan, Sabtu 16 Maret 2019.

Dengan Materi :  Pengetahuan Bancana, Simulasi Mitigasi Bencana. Jumlah peserta 180 anak (95 L dan 85 P) dan Guru 12 orang.

"Tidak ada yang tahu kapan bencana datang, namun dengan pengetahuan mitigasi bencana diharapkan dapat membangun masyarakat tanggap bencana. Salah satu edukasinya melalui Tagana Masuk Sekolah ini," tutur Sumarju.

Bencana terjadinya tidak dapat diprediksi, oleh karena itu menjadi sangat penting masyarakat diberikan pengetahuan dan kemampuan dalam mengurangi risiko bencana khususnya dalam penyelamatan jiwa.

TMS merupakan bagian dari upaya Program Edukasi Kesiapsiagaan Masyarakat dalam penanggulangan bencana yang bertujuan mempercepat terbangunnya pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat maupun petugas penanggulangan bencana terhadap potensi dan kemungkinan terjadinya bencana. (Lis/Dinsos)