Mata Winarti Berkaca-kaca, Minta 3 Ribu Dikasih 7 Ribu

DL/15022019/Tuba

---- Bupati Tulangbawang, Hj Winarti SE, MH, sempat berkaca-kaca karena merasa terharu dan bahagia, mengenang saat mengadakan kampanye sebelum terpilih menjadi Bupati. Di wilayah Dente Teladas ini dukungan masyarakatnya luar biasa terhadap Winarti.

"Saya masih ingat, dulu saya minta 3 ribu warga masyarakat, tetapi Ibu-ibu memberi saya 7 ribu warga yang mendoakan saya. Saya malu bila tidak bisa bekerja baik untuk masyarakat Dente Teladas," ujar Bunda seraya berlinang air mata.

Melihat mata Bunda Winarti yang berkaca-kaca, karena mengucapkan terimakasih kepada masyarakat, tak ayal suasana menjadi haru kebahagiaan, karena perjuangan tidak sia-sia.

"Walau kita jarang bertemu, tapi yakinlah dengan 25 program unggulan pro-rakyat, semua harus merasakan kesejahteraan, karena ini sebagai jawaban janji politik saya," imbuh Pangeran Suri, panggilan adat Bupati Winarti.

Itu sekelumit dari pertemuan Bupati wanita pertama di Tulangbawang ini dengan warganya menjelang Hari Ulang Tahun (Hut) ke-22 Kabupaten Tulangbawang.

Winarti melakukan kunjungan kerja sekaligus melaksanakan Bakti Sosial di Kecamatan Dente Teladas, Rabu 13 Pebruari 2019.

Kunjungan ini dipusatkan di Kampung Pendowo Asri, dengan turut dihadiri para pejabat, diantaranya seperti Asisten 1, Kadis Sosial, Kadis PMK, Kadis perikanan, Kadis PKAD, Inspektur Inspektorat, Kadispora, Kasat pol PP, Kadis kominfo, Kadishub, Kadis Pendidikan, Kadis PU, Kadis Pertanian, Dinas Kesehatan, Kabag Tapem dan Kabag Kesra serta para pejabat lainnya dilingkup Pemkab Tulangbawang.

Mengawali acara, dilaksanakan senam Bergerak Melayani Warga (BMW), Bunda Winarti mengajak masyarakat untuk berolahraga bersama sebagai cara mengajak menggalakkan pola hidup sehat.

Momentum baksos ini menjadi kilas balik kisah perjuangan dan dukungan masyarakat Dente Teladas bersama Bunda Winarti ketika ingin maju membangun Kabupaten Tulang Bawang untuk kesejahteraan rakyat.

Masih menurut Winarti, bahwa bila dalam pelaksanaan program terjadi kesalahpahaman dalam teknis dan realisasinya masyarakat harus mengoreksi. "Saya harap jangan salahkan Dinas terkait, tetapi salahkan saya sebagai Pemimpin," kata Bunda Winarti. (her)