Anggaran POPNAs Kurang, Medali Emas Lampung Naik Empat Kali, Kok Bisa

DL| Bandarlampung|POPNas|09112025

---- Kotingen Lampung di POPNAs XVII tahun 2025, patut diberikan apresiasi. Secara perolehan medali, memang turun dari sisi jumlah, karena pada POPNas 2023 di Palembang secara keseluruhan Lapng mampu meraih 29 medali yang terdiri dari 2 Emas 8 Perak dan 19 perunggu dengan posisi akhir klasemen di posisi 18.

Namun secara kualitas, kini Kontingen lampung mampu berada di posisi yang masih bagus di 10 besar, dengan perolehan 8 medali Emas, 6 Perak dan 7 Perunggu. Sementara pada POPNas XVII ini, medali Emas 4 kali lipat naik menjadi 8 keping.

Ini menandakan bahwa atlet pelajar Lampung memiliki perjuangan yang gigih untuk menyelamatkan nama provinsi Lampung di pesta olahraga pelajar se Indonesia itu.

Pengelolaan anggaran dari Dispora Lampung yang “bermasalah”, menjadi tidak masalah bagi anak-anak muda Lampung untuk tetap berjuang.

Tidak Cengeng

Kesadaran bahwa sebagai atlet tidak boleh “cengeng” tergambar pada diri para pelatih dan atlet yang mengikuti POPNas itu, tergambar dari perolehan medalinya lebih berkualitas.

Seorang orang tua atlet bahkan menyampaikan rasa mirisnya dengan cara pembinaan olahraga yang dilakukan Dispora provinsi Lampung sepanjang POPNas ini ada. Dinilainya sangat buruk.

“Bukan hanya hari ini saja. Tetapi memang turun-temurun sejak dulu yang seperti itu. Artinya tidak ada peran sama sekali dalam pembinaan, kecuali karena mereka yang memegang dananya. Selebihnya adalah komitmen pengurus cabor, pelatih dan atlet itu sendiri,” kata pria plontos yang enggan ditulis jati dirinya itu.

Dia sampaikan hal ini karena kecintaannya dengan olahraga Lampung, agar lebih maju dan diurus dengan benar oleh pihak yang diberikan kewenangan untuk itu.

“Bayangkan, kita ini mau pertandingan tingkat nasional, resmi. Kok bisa ya tanpa ada pemusatan latihan semua cabor. Dengan dalih tidak ada dana, karena efisiensi dan sebagainya. Selalu ada alasan untuk tidak ada anggaran. Sebenarnya niat gak sich ngurusin olahraga pelajar di Lampung ini. Atau memang tidak mampu,” Tanya tokoh ini.

Jadi, Lanjut dia, Dispora mestinya sudah punya antisipasi terkait anggaran. Kalau memang sampai tidak ada atau kurang itu pasti ada kesalahan besar yang ada pada Kepala Dinas atau staf-staf ahlinya. Karena tupoksi Dispora itu mengelola olahraga dan pemuda.

“Bagaimana bisa tidak ada anggaran? Sedang tugas mereka kan membina dan mengurus olahraga. Jadi aneh ini. Mereka seharusnya berani bargaining dalam mengajukan anggaran. Membina dengan biaya rutin saja nggak jelas seperti ini, kok mau mencalonkan diri menjadi tuan rumah PON,” lanjut dia.

Terlepas dari siapa yang bicara terkait kemampuan mengelola anggaran untuk pembinaan olahraga ini, seharusnya Dispora ke depan harus diurus oleh orang-orang yang mampu dalam pembinaan olahraga yang tidak berbasis proyek saja, tetapi memiliki visi dan misi yang jelas.

“Karena dari sini kan akan lahir atlet-atlet Lampung dewasa nanti. Jadi kalau asal-asalan begini, kasihan atlet muda kita. Akan sulit berkembang dan bersaing secara nasional,” tutupnya. (don)