Ketum KONI Lampung, Sayangkan Bangunan Posko di Depan Gedung Tanpa Komunikasi

DL|Bandarlampung|KONI|17092025
---- Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
Provinsi Lampung, Taufik Hidayat angkat bicara dan menyatakan kekecewaannya
atas berdirinya bangunan semi permanen yang disebut sebagai posko keamanan
Bhayangkara FC di kompleks PKOR Way Halim Bandarlampung.
Taufik mengaku terkejut, secara tiba-tiba ada kegiatan
membuat sebuah posko keamanan untuk Liga 1, yang dibuat semacam kontainer dan
dibangun persis di depan gedung Sumpah Pemuda, dimana disitu KONI provinsi
Lampung berkantor.
Dalam persoalan adanya niat membangun apapun di kawasan
PKOR Way Halim tentu seharusnya memiliki etika dan kesantunan yang
dikedepankan, dan seyogyanya dengan surat menyurat yang elegan, karena kabarnya
ini adalah sebagai posko institusi keamanan negara.
“Prinsipnya silahkan, membangun posko terkait apapun yang penting ada komunikasi yang baik secara kelembagaan. Teman-teman di KONI sudah berusaha mencari tahu terkait bangunan Posko tersebut, namun sampai sekarang tetap berjalan seolah-olah tanah itu tak bertuan. Padahal KONI Provinsi Lampung sudah puluhan tahun berkantor di sini, dan ini juga pekerjaan umat. Untuk mengurusi olahraga Lampung,” kata Taufik kepada media ini, Selasa sore.
Ini menjadi preseden buruk dalam hubungan secara kelembagaan.
Meskipun sejujurnya, bangunan itu tidak mutlak dipersyaratkan oleh manajemen
Liga Indonesia ada posko keamanan yang persis berhadapan dengan stadion.
Lebih lanjut Taufik menyampaikan bahwa persoalan
terbesarnya adalah letaknya yang tidak pas. “Kalau mau membangun di sekitar
PKOR silahkan karena itu juga tanah provinsi Lampung, tetapi tidak harus persis
di depan wajah kami, dan membelakangi kantor KONI Lampung. Silahkan digeser
20-30 meter ke kanan atau ke kiri kan ada lahan yang masih luas,” tambahnya.
Tata Ruang
Mantan ketua Bappeda Lampung itu juga menyampaikan soal
etika berkomunikasi antar lembaga. Karena KONI Lampung adalah lembaga sah dan legitimate.
Kantor KONI Lampung yang ada di Gedung Sumpah Pemuda
adalah sebuah rumah besar masyarakat olahraga Lampung. “Sekali lagi kami tidak
menghalangi untuk membuat posko di PKOR, tetapi kali ini letaknya yang tidak
tepat. Karena tepat berada di wajah kami,” ungkapnya.
Secara kasat mata, terkait tata ruang juga tidak etis.
Dimana bangunan seng semacam kontainer diletakkan membelakangi gedung yang
menjadi kebanggaan olahraga Lampung.
Proses pembangunan ini pun tidak didahului dengan adanya surat menyurat baik pemberitahuan atau permintaan secara resmi antar lembaga, karena jelas ini posko didirikan bukan oleh perorangan.
Urgensinya Apa
Terpisah, Wakil Ketua Bidang Organisasi KONI Provinsi
Lampung, Rudy Antoni menanyakan apa urgensinya sehingga bangunan itu didirikan
dan diletakkan di depan Gedung KONI Lampung, sebab masih banyak alternatif tempat
yang bisa dipergunakan, tanpa harus menyinggung “orang lain”.
“Semestinya, harus dikomunikasikan dengan elegan, kalau ini
dari sebuah lembaga negara. Jangan justru buat gaduh seperti ini. Bhayangkara
FC sedang memerlukan dukungan masyarakat Lampung hadir di sini, bukan justru
melukai perasaan masyarakat,” tuturnya.
Rudy mengatakan bahwa Bhayangkara FC bertanding hanya
satu kali dalam sebulan di stadion Sumpah Pemuda, artinya dalam satu tahun
hanya 12 kali pertandingan. Lalu mengapa harus dibangun posko semi permanen
atau malah permanen seperti itu.
“Atau katakanlah mau dibuat permanen yaa silahkan kalua itu
protapnya. Tetapi masalahnya di depan kantor orang lain. Tanpa komunikasi,
tanpa koordinasi. Yang saya dengar ini sudah diingatkan oleh Kepala UPTD PKOR,
bahwa tidak diperkenankan dibangun di depan KONI Lampung, karena tidak etis.
Artinya bukan di larang, tetapi sudah disampaikan agar tidak di depan gedung
KONI, kalau ditempat lain dipersilahkan. Tolonglah bimbing kami dengan etika
berlembaga yang baik,” kata Acil.
Sementara itu, Heris Meyusep, Kepala UPTD PKOR Way halim
membenarkan bahwa tidak pernah ada permohon secara tertulis, dan sudah disarankan
untuk tidak mendirikan poskonya di depan kantor KONI Lampung.
“Clear, saya
sudah sampaikan seperti itu. Selain KONI Lampung memang keberatan, memang
secara estetika tidak bagus, tidak etis. Masak
iya membelakangi kantor besar seperti itu. Dan saya sudah sampaikan, namun
nyatanya tidak digubris sampai saat ini masih nekat dibangun seperti itu. Kami
juga akan segera sampaikan ke pimpinan soal ini,” kata Heris.
Dia menambahkan bahwa sudah menyarankan agar poskonya
dibangun di sayap kiri atau kanan, sederetan dengan lokasi yang sekarang ini. “Dan
jaraknya tidak jauh juga. Dari posisi semula.” Katanya.
Maka dari itu baik Taufik Hidayat, Acil dan Heris sepakat
bahwa seyogyanya posko itu segera dipindahkan dari tempat tersebut. (tim)
Comments