Potensi Medali Emas Beregu Berkuda, KONI Lampung Kirim Surat Ke Pusat
DL|SerdangBedagai|sport|PON|17092024
---- Insiden demi insiden yang terjadi di Pekan Olahraga
Nasional (PON) XXI kembali mewarnai perjalanan pesta olahraga empat tahunan ini,
dan beberapa diantaranya merugikan kontingen Lampung.
Kali ini berasal dari cabang olahraga Berkuda pada
disiplin Ketahanan atau Endruance jarak 60 Km yang dihelat di kawasan Serdang
Bedagai, Sumatera Utara. Di arena ini ada beberapa hal yang memerlukan koreksi
secara organisasi dan profesional.
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi
Lampung, baru saja mengirimkan surat terkait tidak dibagikannya medali untuk
disiplin Endurance pada nomor beregu. Sehingga ada beberapa daerah yang
seharusnya menjadi pemenang dan mendapatkan medali, namun tiba-tiba panitia
memutuskan untuk tidak membagi medali tersebut.
Ketua harian KONI provinsi Lampung, Amalsyah Tarmizi
kepada awak media mengatakan bahwa KONI Lampung akhirnya melayangkan surat
kepada Ketua Umum KONI Pusat bernomo B.290/KONI/LPG/IX/204 tertanggal 16
september 2024 perihal pembagian Medali Endurance Beregu dengan dilampiri
beberapa bukti THB dan copy final result pertandingan itu.
“Kami langsung merespon laporan dari Pordasi yang
memberikan informasi bahwa ada medali yang akhirnya tidak dibagi dikarenakan
ada persyaratan yang menyangkut aturan internasional. Ini satu hal yang sulit
diterima secara akal sehat, karena ini adalah perhelatan PON Indonesia,
nasional. Maka KONI langsung merespon laporan itu untuk mendesak dan
mengingatkan kepada KONI Pusat agar membagikan medali kepada para peserta,
sesuai dengan THB yang sudah dibagikan jauh sebelumnya,” kata Amalsyah.
Lebih lanjut Amalsyah mengatakan bahwa Berkuda berpotensi
meraih medali Emas pada nomor beregu Endurance ini, karena secara hasil nyata riders Kontingen Lampung menduduki
peringkat kedua dan peringkat keempat.
“Kita berdoa saja ini merupakan milik dan hak nya
Lampung. Karena diatas fakta kita yang tertinggi nilainya secara beregu. Nah
kami sudah berusaha melakukan pendekatan bahkan desakan untuk membagikan medali
itu. Karena medalinya memang ada,” tambahnya.
Seharusnya, kata Amalsyah, Panitia pelaksana menyadari
bahwa ini adalah event Indonesia, dan bukan internasional.
“Oke mengacu dalam peraturan internasional tetapi itu
untuk hal-hal yang bersifat internasional, seperti rekor Asia, Asean dan dunia.
Silahkan mengacu ke sana. Jangan semuanya mengacu ke sana, tanpa
mempertimbangkan bahwa ini iven nasional.” Ungkapnya.
Hak atlet
Sementara Manajer Berkuda Lampung, Rommy Herwansyah
menjelaskan bahwa tidak pernah ada kompetisi yang nomornya dibatalkan hanya
karena standarisasinya tidak sesuai dengan standar organisasi yang lebih tinggi.
“Misalnya begini. Kalau kita di Porprov, standar
penilaian dan berbagai elemennya pasti mengacu pada daerah masing-masing kan? Tidak
mungkin kita nilainya mengacu pada SEA Games? Nah ini begitu juga. Even PON ini
mutlak milik Indonesia dan tidak boleh diintervensi internasional. Ini sama
sekali tidak berfikir bagaimana atlet ini sudah berlomba, tidak menghargai
pengorbanan dan perjuangan atlet dan kontingen yang dengan biaya sangat mahal
mengikuti acara ini. Ini mutlak Hak atlet.” Tegas Rommy.
Memang, kata Rommy, panitia cabor Berkuda ini sudah ribet
sejak awal, dan ini menandakan bahwa tidak menguasai sepenuhnya aturan main
yang ideal untuk olahraga berkuda.
“Sejak awal banyak keputusan yang kontroversial. Beberapa
persoalan hingga memuncak sejak awal tidak bisa dihindari, karena kebijakan
panitia pelaksana yang tidak tegas. Saya piker, ini karena memang tidak mampu
menyelami aturan main olahraga berkuda.” Tambahnya.
Tetapi apapun itu, Rommy berharap agar persoaln medali
ini bisa diberikan kepada yang berhak. Rommy mengucapkan terima kasih respon
cepat KONI Provinsi Lampung untuk mendorong dan membantu cabor mendapatkan
haknya.
“Terima kasih, pak Kahar dan rekan-rekan KONI Lampung,
meskipun tengah malam langsung merespon kami dan memberikan advokasi tentang
hal ini. Kita berdoa ini bisa berhasil dikabulkan oleh KONI Pusat. Dan secara
unofficial, Lampung berada pada peringkat 1 beregu Endurance, dan berhak atas
medali emas,” kata Rommy.
Untuk nomor perorangan, Lampung meraih medali Perak atas nama Rasyid Trisandi dengan kuda Halime yang fisinih kedua, dan satu rider Lampung lainnya Firdaus Wirya HS dengan Kuda Rafano menduduki peringkat 4. Dari dua rider ini memungkinkan Lampung menjadi juara pada nomor beregu Endurance.(don)
Comments