Mangkraknya Proyek GSC IAIN, DPRD Minta Pemkot Metro Ikut Tanggungjawab
DL/17032021/Kota Metro.
--- Soal mangkraknya Gedung Akademik Centre (GAC) milik Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, yang menelan anggaran hingga Rp32 miliar, menyebabkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Metro mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) setempat ikut bertanggungjawab menyelesaikan persoalan sarana pendidikan yang menyangkut nama baik daerah.
Hal ini ditegaskan Wakil Ketua DPRD Kota Metro, Ahmad Kuseini, Rabu 17 Maret 2021. “Walikota Metro Wahdi Siradjuddin juga harus bertanggungjawab menyelesaikan persoalan pendidikan di Metro dan DPRD siap menjalankan perannya mengawasi pembangunan.” Katanya.
Menurutnya, Pemkot Metro juga perlu memantau ini. Karena ini berkaitan dengan Pembangunan di Metro. “Walaupun letaknya di 38 Batanghari, Lampung Timur. Karena memakai nama Metro maka pemerintah juga harus bertanggungjawab, eksekutif khususnya walikota dan legislatif DPRD juga harus memantau ini," jelas Kuseini saat dikonfirmasi awak media di ruang kerjanya.
Dikatakan Kuseini, pihak DPRD akan secepatnya melakukan komunikasi dan memantau kondisi bangunan mangkrak milik IAIN Metro yang menelan anggaran hingga puluhan miliar tersebut.
"Berkaitan dengan Pembangunan GAC IAIN Metro, kebetulan saya juga alumni IAIN Metro tentu sangat menyayangkan ya terhadap kinerja PT Uno ini, atas tidak terselesaikannya pembangunan proyek tersebut. Kita akan secepatnya mengkomunikasikan dengan pihak kampus terkait MoU nya dahulu, dan kita juga akan cek ke lokasi. Setelah itu kita akan sampaikan tindakan, karena bicara IAIN Metro kita juga bicara soal mutu pendidikan yang ada di Metro. Dan itu harus didukung dengan fasilitas, apalagi IAIN Metro kan telah ada di tingkat nasional sebagai tempat pembelajaran. Maka walikota harus ada andil, harus sigap dan cepat ya merespon persoalan ini karena menyangkut juga dunia pendidikan di Metro," katanya.
Proyek senilai puluhan miliar rupiah tersebut perlu dilanjutkan pengerjaannya. Karena menggunakan uang rakyat maka semua pihak dalam pemerintahan harus terlibat aktif mengawasi dan menyelesaikan persoalan.
Kalau melihat dari presentasinya harusnya sudah selesai oleh PT Uno. “Menurut pandangan saya, upaya yang dilakukan PT Uno harus bertanggungjawab terhadap proyek ini. Apakah diselesaikan dengan mekanisme perubahan waktu atau dengan komunikasi yang sifatnya dapat berjalan semuanya. Karena ini kan uang rakyat, dan jangan sampai segelintir orang yang menikmati sesuatu yang tidak pas. Jadi pandangan saya ini harus diselesaikan, dan pihak kampus harus meminta apa yang menjadi kesepakatan atau perjanjian dengan PT Uno yang mengerjakan proyek tersebut," jelasnya.
Aparat penegak hukum dapat melakukan penyelidikan prihal mangkraknya Pembangunan GAC IAIN Metro. Penting dan sangat perlu mengetahui rekam jejak kontraktor PT Uno.
Bahkan Kuseini menilai, lemahnya pengawasan dari semua pihak terutama yang terlibat secara langsung dalam proyek pembangunan GSC- IAIN Metro tersebut sehingga terjadi tidak rampungnya proyek tersebut.
"Kalau saya melihat proses ini, tentu saya fikir pengawasan-pengawasan dari lembaga terkait proyek ini harus juga intens. Dan dalam waktu dekat kami juga akan melihat fakta bangunan mangkrak milik IAIN Metro, walaupun tempatnya di Batanghari, Lampung Timur. Saya rasa DPRD perlu juga mengetahui rekam jejak kontraktornya ini, karena ini berkaitan dengan visi misi Metro dibidang pendidikan. Kita perlu tahu detail kontraknya seperti apa dan bentuk bangunannya seperti apa," tandasnya.
Diketahui, Pembangunan Gedung Academik Centre (GAC) kampus II Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kota Metro mangkrak. Meski dibangun sejak 2018, hingga kini bangunan yang terletak di Kampus II, Desa Banjarejo Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur itu kondisinya memprihatinkan lantaran belum jelas kapan akan dilanjutkan proses pembangunanya.
Saat ini, kondisi bangunan GAC tersebut sangat memprihatinkan. Padahal, bangunan yang menghabiskan anggaran negara yang bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Kementerian Agama sebesar Rp25 miliar. (Gun)
Comments