Adinda Karina Atlet Tolak Peluru Bercita-cita Jadi Pejabat

DL/15112019/Bandarlampung

----- ADINDA KARINA RAIHANDYA MURTRIANDAR, namanya panjang sekali hampir seperti perjalanan panjang karir gadis kelahiran Bandarlampung 10 Januari 2002 ini.

Siapa sangka bahwa gadis lulusan SMAN 2 Bandarlampung tahun 2019 ini nyantol olahraga yang tidak populer dikalangan anak muda.

Dia memilih olahraga Atletik nomornya Tolak Peluru. Ini sangat tidak populer di kalangan remaja Indonesia. Sebab kebanyakan remaja Indonesia memilih cabang olahraga yang populer dan ditonton banyak orang.

Tetapi Adinda, sejak usia 13 tahun justru memilih Tolak Peluru sebagai salah satu penyalur hobinya. “Ya pertama-tama kan memang ada ketertarikan saja. Sebelumnya kan di SD mainnya basket, Lama-lama kok nyaman olahraga ini. Ya saya teruskan aja. Sampai sekarang,” kata anak bungsu pasangan Ir Fauzan Murdapa, M.T. dan Tri Winarsih, S.Pd, M.Pd itu.

Bagi seorang gadis, usia 13 tahun atau setara dengan siswi SMP itu mungkin sangat berat mengorbankan masa remajanya untuk fokus banyak latihan di lapangan.

“Ya awalnya berat. Tapi karena di lapangan juga banyak kawan dan senior yang membimbing saya dengan sungguh-sungguh dan didukung orang tua, ya nyatanya saya betah. Sepanjang kegiatannya positif, orang tua pasti mendukung. Latihan kami 5 jam sehari,” tambah mahasiswi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang ini.

Perjuangan untuk meniti karirnya di cabang olahraga Atletik nomor Tolak Peluru ini memang sangat gigih. Dan baru dua tahun terakhir buah manis itu hinggap pada dirinya.

Terakhir, pada Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) Sumatera X di Bengkulu, Adinda diluar dugaan semua orang, mampu mempersembahkan medali emas untuk Provinsi Lampung.

“Seneng banget. Ya bukan kebetulan sich. Karena semua ini kehendak Allah yang mengatur semua perjalanan hidup kita. Saya hanya sekedar menjalankan apa yang harus dilakukan saja. Selepas itu ya Yang Maha Kuasa yang menentukan hasilnya,” katanya usai pengalungan medali di stadion Sawah Lebar Bengkulu beberapa waktu lalu.

Adinda mengaku ini sangat berat karena harus mempertahankan yang sudah diraihnya. “Maka saya harus lebih keras berlatih. Kalau di PON kan lawannya jauh lebih hebat, bahkan para senior yang kalibernya nasional dan Asia. Ya bagaimanapun kita harus tetap yakin kita bisa dan terus berusaha saja. Yang menentukan tetaplah Allah.” Tambah gadis yang hibinya traveling dan makan Kwitiauw ini.

Sebelumnya, beberapa prestasi ditorehkan oleh Adinda diantaranya:

Tahun 2017 Medali Perunggu Kejurnas Atletik PPLP di Jayapura Papua

Tahun 2018 Medali Perak Jawa Timur Open di Surabaya, Jawa Timur

Tahun 2018 Medali Perak Kejurnas Atletik PPLP 2018 di Gorontalo

Tahun 2018 Medali Perak Kejurnas Atletik U-18 di Jakarta

Tahun 2019 Medali Emas Kejurnas Atletik U-18  di Cibinong, Jawa Barat

Tahun 2019 Medali Emas Porwil di Bengkulu.

“Kalau di PON secara pribadi targetnya medali emas. Insha Allah. Semua harus diperjuangkan. Ya minimal tetap dapat medali, walau Perunggu. Tetapi tujuan utamanya adalah medali Emas,” ujar gadis yang tinggal di Jl. Teratai, No. 419, Dusun II Sindang Sari Natar, Lampung Selatan ini.

Untuk meraih cita-citanya itu Adinda terus berusaha dan tetap berlatih meskipun saat ini ada di Semarang. Maka latihannya bersama para atlet Jawa Tengah. “Ikut berlatih dengan atlet Jawa Tengah,” tuturnya.

Ini potensi besar bagi Lampung, tumpuan untuk mendulang medali masa depan masih cukup panjang waktu keemasannya. (don)

Tags