Para Pendekar Olahraga Turun Gunung, Ini Profil Bacaketum KONI Provinsi Lampung Periode 2025-2029

DL|Bandarlampung|Sport|12062025
---- Kontestasi bakal calon Ketua Umum (Bacaketum) Komite
Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Lampung sudah mulai terbuka sejak
dibukanya pendaftaran oleh tim penjaringan dan penyaringan (TPP) yang dibentuk
oleh panitia pelaksana Musorprovlub KONI 2025, pada 10 Juni 2025.
Beberapa tokoh olahraga yang sudah mengambil formulir
bacaketum sudah mulai menggunakan kesempatan, baik hadir sendiri maupun melalui
liaison officer (LO).
Ini menunjukkan keseriusan dalam menyikapi krisis dan
dinamika organisasi olahraga belakangan ini, terbukti beberapa tokoh olahraga
senior “turun gunung”, seperti Hanafi, H Faishol Djausal dan Taufik Hidayat.
Mungkin ini yang benar-benar membukti mereka berani fight dengan situasi KONI kedepan,
dimana Gubernur Lampung Mirzani Djausal secara eksplisit mengatakan bahwa
Pemprov tidak akan mengucurkan dana banyak untuk KONI Lampung.
Beberapa personil yang diberitakan media sebelumnya menggebu
ingin maju, mendengar statement ini
akhirnya mundur teratur dari kontestasi, terbukti tidak ada yang mengambil
formulir hingga berakhirnya masa pendaftaran di TPP KONI Provinsi Lampung. Atau
mungkin juga tidak punya modal dukungan cabor yang ditetapkan TPP yakni minimal
12 voters aktif.
Ini juga membuktikan betapa KONI Lampung selama ini murni
hanya mengandalkan bantuan dari Pemprov Lampung saja.
Majunya para tokoh yang saat ini membuktikan keberanian
membangun KONI Lampung juga dengan kekuatan yang dimilikinya, baik secara
manajerial maupun manajemen keuangannya
ke depan.
Hanafi Hamidi
Sebagai tokoh pengusaha
yang saat ini masih aktif dan memiliki rekam jejak turut mengelola
olahraga cukup bagus. Hanafi yang juga dikenal dekat dengan para pengusaha,
pejabat dan beberapa pengambil keputusan tentu memiliki keberanian untuk
menjadi “pengantin” di sini.
Hanafi mengambil formulir pada hari pertama didampingi LO, Adinda
Satria Sepulauraya. Meskipun tidak mengekspos berapa dukungan secara eksplisit,
Hanafi kepada mediasenior.id menegaskan komitmennya dalam pembinaan olahraga ke
depan.
“KONI ini memerlukan banyak faktor pendukung untuk bisa memajukan olahraga,
selain keuangan, juga komitmen pemimpinnya yang harus dekat dengan cabang
olahraga. Saya yakin dengan situasi sekarang ini yang sedang ada efisiensi
anggaran, maka ketua KONI harus memiliki visi untuk menjalin kerjasama dengan
berbagai pihak,” katanya.
Hanafi yang juga mantan pengurus cabang Olahraga Tinju
Lampung mengaku mengerti bagaimana pembinaan olahraga itu seharusnya dilakukan.
Dia juga memiliki gagasan terkait bagaimana olahraga ini
harus disandingkan dengan pemerintahan. “Saya kira jika para kepala dinas ini
diberikan tanggungjawab untuk membina satu cabang olahraga, paling tidak bisa
memberikan jalan keluar dalam segi finansial, meskipun caranya pasti
berbeda-beda. Ini bisa saja dilakukan ke depan. Dulu kan bisa,” tambahnya.
Hanafi juga akan kembali mengangkat prestasi “Lampung Lima”,
dimana provinsi Lampung akan kembali terbaik di luar Jawa. Terobosan yang akan
dilakukannya diantara dengan pola bapak angkat untuk olahraga harus
dimaksimalkan.
H Faishol Djausal
Pada hari kedua TPP dibuka, utusan bacaketum KONI lainnya
yakni H Faishol Djausal, juga mengambil formulir melalui LO yang dikomandani
Sekum IPSI Provinsi Lampung Riagus Ria, didampingi Syaiful Ikhwan dan Herman
Afrigal.
Dalam surat kuasa H Faishol Djausal sebenarnya menunjuk 4 personil, salah
satunya yakni Margono Tarmudji Sekum PABSI Lampung, namun karena yang
bersangkutan sedang ada acara keluarga di Jawa Timur, maka absen ikut dalam
pengambilan formulir ini.
Sosok H Faishol Djausal memang sudah tidak diragukan lagi di
tengah masyarakat olahraga Lampung. Bahkan sampai saat ini masih menjabat
sebagai Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) provinsi Lampung
Sosok legendaris yang mashur dipanggil “ayah” ini sejak
tahun 1984 memang sudah akrab dengan cabanag olahraga Pencaksilat sejak dari
Ketua harian IPSI Lampung Utara waktu itu, terus berjalannya waktu masuk ke
pengurusan provinsi sebagai ketua Umum pada 1998-2012, bahkan dengan beberapa
kali pergantian masa kepengurusan kembali menjadi ketua umum sampai sekarang.
Prestasi yang ditunjukkan di pencak silat adalah
mengantarkan prestasi Pencak Silat Lampung ke arena kejuaraan dunia, dan pesilat
Lampung, M Wildan menjadi Juara dunia tahun 2024.
Sebelumnya dua medali emas dan 2 medali perunggu PON XXI
di Sumatera Utara juga diraih dari Pencak Silat yang sebelumnya puasa medali
sejak dua PON sebelum itu.
Komisaris Utama PT. Rindang Tiga Satu Pratama ini juga
pernah menjadi pengurus KONI Provinsi Lampung pada periode 1994 yakni di era
Poedjono Pranjoto menjadi gubernur Lampung.
Menurut Riagus Ria, komitmen H faishol Djausal untuk
membenahi dan membina olahraga Lampung sudah dipikirkan dengan serius. Berbagai
terobosan untuk memberikan dukungan pada pembinaan olahraga Lampung akan
dilakukan melalui pengalaman pergaulan dengan para pengusaha lainnya.
“Pak Haji memberikan komitmen untuk membina olahraga itu
adalah kebutuhan, bukan ambisi pribadi. Beliau melihat situasi belakangan ini,
dan akhirnya berkenan menerima pinangan para pengusungnya dari cabang olahraga
yang menaruh harapan besar kepadanya,” katanya.
Pak haji, lanjut Agus, adalah sosok humanis untuk para atlet
dan pelatih. Perhatiannya besar sekali kepada para pelaku olahraga di lapangan.
“Mereka dianggap seperti anak dan saudara sendiri. Beliau
berharap kelak seluruh pengurus KONI Lampung juga bisa mengayomi dan bersinergi
dengan cabor, bukan malah memusuhi atau menganggap cabor ada dibawah KONI
Lampung. Kita ini sama-sama berjuang untuk olahraga Lampung, jadi sinergi itu
yang utama, kata beliau,” ucap Riagus menirukan.
Taufik Hidayat
Hari ketiga Tim Penjaringan dan Penyaringan (TPP) bakal
calon Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) provinsi Lampung
menerima utusan Ir. Taufik Hidayat yang merupakan kontestan ketiga.
Liaison officer (LO)
Taufik Hidayat terdiri dari tiga personil Edi Purwanto, Alvi Darwin dan Rudi
Antoni, didampingi beberapa cabor pengusung Taufik seperti Maktub Jaiz, Rahmat
Sumarsono, Dedi Gultom, dan beberapa personil cabor lainnya.
Tim ini diterima sekretaris TPP, Amrullah didampingi
anggota Adi Kurniawan, Tommy dan Hannisa Putri. Yang istimewa dari tim ini,
saat pengambilan formulir ini juga disaksikan oleh Wakil Ketua Umum I KONI
Provinsi Lampung Amalsyah Tarmizi.
Prosesi pengambilan formulir berjalan seperti biasa, dan
dijelaskan pulan terkait berbagai aturan surat-surata dukungan cabor, batas
waktu penyerahan kembali formulir, hingga beberapa kesempatan perbaikan jika
kelak ada berkas yang tidak lengkap dan perlu dilengkapi sesuai dengan aturan
yang berlaku.
“Pada dasarnya, kami faham seluruh aturan yang sudah
ditetapkan TPP KONI Provinsi Lampung, dan kami akan sampaikan kepada pengantin
kami, pak Taufik. Segala sesuatunya kan masih berjalan secara administratif.
Jadi sepulang dari pengambilan formulir, kami akan melakukan pemberkasan lebih
lanjut,” ungkap Rudi Antony.
Lebih lanjut Rudi menegaskan bahwa kelak waktu akan
menyerahkan kembali berkas pencalonan ini ke TPP, kandidat sendiri yang akan
menyampaikan ke kantor KONI Lampung.
“Pak Taufik berpesan, bahwa saat ini beliau masih sibuk
dengan tugasnya, maka menguasakan kepada kami untuk mengambil formulir ini.
Nanti untuk mengembalikannya, beliau berkenan untuk menyampaikannya sendiri
sekalian mau silaturahmi dengan teman-teman di KONI Provinsi,” tambahnya.
Kepada awak media, Rudi Antoni mengatakan bahwa mengemukanya
nama Taufik Hidayat adalah sebagai calon alternative yang kuat dan memiliki
visi dan misi yang jelas soal olahraga.
“Beliau memilih referensi rekam jejak olahraga sangat baik
pada masa lalu. Dan karena saat ini situasi dan kondisinya beliau masih segar
bugar dan semangat, maka kami meminangnya dan beliau setuju. Ini tidak soal
kalah satu menang dalam kontestasi, tetap menunjukkan bahwa punya komitmen dan
serius.” Tambahnya.
Tampilnya Taufik Hidayat bukanlah sosok yang “ujug-ujug” muncul dalam kontestasi ini.
Figur ini sebagai pelaku pembinaan olahraga sudah sejak lama, bahkan sejak SMP
memilih Karate sebagai cabang olahraga yang ditekuni hingga SMA, kemudian saat
kuliah di ITB 1980-an juga aktif di cabang olahraga Taekwondo, bahkan sempat
menjadi pelatih.
Kemudian saat kembali ke Lampung Utara dirinya dipercaya
menjadi manajer Persilu (Persautan Sepakbola Lampung Utara) hingga 1997.
Setelah menjadi pejabat di provinsi Lampung, Taufik Hidayat
masuk dalam jajaran kepengurusan PBVSI provinsi Lampung menjadi wakil ketua.
Saat itu ketum PBVSI dijabat Ediati Umarsono, (1998-2002).
Pada era Gubernur Ridho Ficardo, menjabat di Lampung, Taufik
Hidayat menjadi pengurus KONI Provinsi Lampung. Dan saat itu sebagai Ketua
Bappeda Lampung, dan juga pernah dipercaya menjadi Plt Bupati Lampung Selatan.
Saat menjadi ketua Bappeda pun, taufik masih menggambarkan
kecintaannya dengan olahraga, melalui berbagai kompetisi dan turnamen olahraga,
baik Pencak Silat, Bolavoli dan beberapa cabang olahraga lainnya.
Ketika diusung beberapa cabang olahraga maju sebagai
kontestan bacakaetum KONI Lampung, taufik Hidayat sangat terharu, dengan
mengangguk pertanda setuju.
“Waduh terima kasih. Saya terharu jika mengingat bagaimana
perjuangan olahraga masa itu. Saya kan juga pernah menjadi ketua panitia
pelaksana Kejurnas Bolavoli junior di Lampung, dan memang sampai sekarang meski
sudah menjadi Widyaiswara, saya masih aktif bergerak olahraga untuk kesehatan,”
katanya.
Beberapa praktisi bolavoli juga turut memberikan dorongan
Taufik berkenan untuk diusung oleh teman-teman cabang olahraga. (Tim)
Comments