Memahami Waktu dan Hasil Pertandingan PON Dengan Bijak
Oleh: Edi Purwanto – reporter olahraga
--- Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di dua provinsi,
Aceh dan Sumatera Utara, sudah dimulai dengan beberapa pertandingan cabang
olahraga, meskipun opening ceremony
nya belum digelar.
Ini menjadi pakemnya pesta olahraga Indonesia empat tahun
sekali, karena pertimbangan bahwa dengan rentang waktu yang ditetapkan biasanya
tidak lebih dari 15 hari, maka ada beberapa cabang olahraga yang
dipertandingkan mendahului opening ceremony
nya.
Alasannya tentu bervariasi, bisa karena memanfaatkan venue yang terbatas, sehingga harus
dipergunakan oleh beberapa cabang olahraga dengan beberapa disiplin atau nomor
atau katagori.
Sangat sering terjadi, pada pertandingan cabang olahraga
permainan seperti Sepakbola, Futsal, Bola Voli, Bola Basket, Softball, Baseball
dan sebagainya, bahkan ada pertandingan cabor beladiri yang memerlukan waktu
yang panjang.
Memahami Waktu
Seperti contohnya pada PON XXI Aceh-Sumut ini. Dimana
Opening Ceremony baru akan dilaksanakan 9 September 2024, namun beberapa cabor
sudah selesai dipertandingkan dan atletnya sudah kembali di daerah
masing-masing pada 2 September, artinya sepekan sebelum PON resmi dimulai.
Meiyusi Ade Putra
misalnya, saat ini (2 September 2024) Ade sudah kembali berkumpul dengan
keluarganya, karena pertandingan senam disiplin Artistik Putra yang digelar
mulai 29 Agustus, sudah selesai digelar pada 1 September 2024. Dan Ade lebih
dahulu pulang dengan medali Perunggu.
Di sini, alasan utamanya adalah venue pertandingan Senam
yang harus digunakan untuk 3 disiplin, yakni Disiplin Artistik Putra dan Putri,
Disiplin Rytmik (khusus putri) dan Disiplin Aerobic Gymnastic putra dan putri.
Oleh karenanya para pesenam harus berbagi venue untuk pertandingannya. Jika satu
disiplin memakan waktu 5 hari pertandingan, maka Senam memerlukan sedikitnya
waktu 15 hari.
Kemudian cabang olahraga yang sifat setengah kompetisi,
seperti Sepakbola, Futsal, Bola Voli dan sebagainya, juga akan memakan waktu
yang cukup lama.
Apalagi saat ini tuan rumahnya ada dua provinsi, sehingga ada kelebihan peserta
dari PON yang diselenggarakan pada satu provinsi selama ini.
Itu mengapa ada beberapa cabang olahraga yang masuk ke pertandingan PON, namun selesai sebelum peresmian atau upacara pembukaannya sendiri. Namun tidak ada cabang olahreaga yang menjadwalkan melebihi upacara penutupan pesta olahraga ini.
Memahami Hasil
Pertandingan
Ini mungkin yang perlu dipahami oleh KONI, Ofisial dan
Wartawan Peliput olahraga. Karena tidak semua cabang olahraga bisa diperlukan
sama dalam kecepatan hasil pertandingannya.
Beberapa pertandingan cabor-cabor yang harus melakukan
konfirmasi hasil pertandingan tidak langsung bisa diekspos ke media, misalnya
Renang, Selam, Atletik, Triathlon, Senam semua disiplin.
Saya akan mencoba memberikan catatan, kenapa beberapa
waktu lalu ada kekeliruan data dari teman-teman media dalam menuliskan
perolehan medali dari pesenam Lampung, Meiyusi Ade Putra.
Kekeliruan menelaah hasil pertandingan. Dimana pada
cabang olahraga Senam, bisanya nilai memang agak delay, karena memerlukan perhitungan dari hasil penilaian banyak
juri di sana.
Setelah itu, biasanya di Senam ada kesempatan untuk
melakukan protes jika ada pihak-pihak yang melihat ada kejanggalan dalam penilaian
juri. Dan protes ini dilakukan dengan mekanisme yang sudah disepakati bersama,
dan tentu memakan waktu.
Maka dari itu, nilai yang pertama-tema keluar dari total
juri, biasanya diberikan tenggat hingga 5 menit kepada seluruh peserta untuk
berfikir, setuju atau tidak dengan keputusan itu. Tentu ini juga harus punya
dasar yang kuat terkait rule of the game
disiplin senam ini.
Akhirnya, nilai yang terakhirlah biasanya yang resmi
dipakai untuk menentukan siapa saja yang memperoleh medali pada nomor tersebut.
Oleh karenanya pada pihak-pihak yang bertugas pada sektor
monitoring pertandingan dan hasil-hasilnya, harus mengerti benar karakteristik
penilaian cabang olahraga yang dipantaunya, agar tidak keliru dalam melakukan
rekapitulasi dan memberikan laporan kepada kontingennya.
Saya rasa tidak perlu berebut mengabarkan hasil-hasil
pertandingan, jika belum valid sekali. Karena ini akan menjadi tanggungjawab
pemberi kabar tersebut. Terutama jika salah seperti yang terjadi pada nilai
Senam Artistik Putra yang lalu.
Saya sepaham dengan keinginan untuk cepat merilis berita
ke masyarakat. Namun selain kecepatan, tentu akurasi dan validitasnya harus
dikedepankan. Ingat, karena data itu “suci”, jangan dinodai dengan keinginan
untuk cepat saja.
Selamat menikmati Pekan Olahraga Nasional XXI dengan
penuh kesabaran. ***
Comments