Polda Lampung Tangkap 20 Tersangka Terkait Jaringan Narkotika Asal Malaysia

DL/LAMPUNG/Hukum/07032024

--- Kepolisian Daerah (Polda) Lampung berhasil membongkar sindikat jaringan peredaran narkotika jenis sabu-sabu dari Malaysia dengan total barang bukti yang disita mencapai 87,5 kilogram yang diperkirakan senilai mencapai Rp 131 miliar.

Kapolda Lampung, Inspektur Jenderal (Irjen) Helmy Santika, menyampaikan bahwa kedua sindikat internasional tersebut terbongkar dalam dua peristiwa yang berbeda.

"Dua sindikat ini melibatkan total 20 tersangka. Penyelundupan narkotika ini terungkap melalui operasi di Seaport Interdiction," ungkap Helmy dalam konferensi pers di Mapolda Lampung, pada Rabu 6 Maret 2024 siang.

Helmy menambahkan bahwa kedua sindikat tersebut menggunakan Lampung sebagai jalur untuk menyelundupkan narkotika ke Jawa.


Sementara itu, Komisaris Besar (Kombes) Erlin Tangjaya, Direktur Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Lampung, menjelaskan bahwa pengungkapan pertama terjadi pada Selasa 5 Pebruari 2024 sore di Pelabuhan Bakauheni.

"Pengungkapan pertama melibatkan 52,4 kilogram sabu-sabu yang hendak diselundupkan menggunakan kendaraan pribadi," terang Erlin.

Sabu-sabu tersebut berhasil ditemukan disembunyikan di dalam lapisan pintu kendaraan, terdiri dari 43 bungkus besar dan 14 bungkus sedang.

Dari sindikat pertama, 15 orang berhasil ditangkap di wilayah Bogor, Lampung, Jakarta, dan Palembang.

Para tersangka sindikat pertama termasuk Emil Budias (koordinator kurir), Abrar, dan Afrizal (penerima narkoba di gudang di Bogor), serta Ramadani, Yusuf, Ibnu Kaldun, dan Mardani (pengendali).

Pengungkapan sindikat kedua terjadi pada Selasa 21 Februari 2024 dini hari di Seaport Interdiction Pelabuhan Bakauheni. "Sabu-sabu seberat 35,1 kilogram berhasil diselundupkan menggunakan kendaraan pribadi," tambah Erlin.

Sabu-sabu tersebut ditemukan tersembunyi di dalam tas hitam, terdiri dari 33 bungkus, dan ditempatkan di belakang jok penumpang.

Dari sindikat kedua, lima orang berhasil ditangkap, termasuk Riki Chandra (pemilik barang), Diki Hariansah, Radho, dan Riky Hamdani (kurir), serta Nurhayati (pencari mobil rental). (lis)