Bola Tangan, Kembali Siapkan Program Pembinaan Intensif

DL/Bandarlampung/Olahraga /20112023

---- Memang menghadapi sebuah kegagalan, bukan perkara mudah untuk move on, jika tidak diikuti dengan kesadaran penuh bahwa harapan itu selalu ada di depan mata, dan perlu perjuangan untuk menggapainya.

Itu adalah sebuah kalimat bijak yang menjadi motivator setiap orang yang mengalami ketidak beruntungan dalam sebuah usaha atau perjuangan.

Pengurus Provinsi Asosiasi Bola Tangan Indonesia (Pengprov ABTI) Lampung, salah satu yang memiliki visi lebih tegar dalam menyikapi kalimat bijak itu.

Setelah kegagalannya di Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) Sumatera XI – 2023 di Riau, ketua umum Pengprov ABTI, Yopi Hutomo Bhakti, mengatakan terlecut dan segera menanggalkan “rasa kecewa” ABTI, kemudian tancap gas untuk membangun kembali kekuatan dengan program yang lebih terencana, terprogram dan realistis.

Ini diungkapkan Yopi, dalam rekaman “Dialog Olaharaga” bersama Mitra TV Indonesia, belum lama ini, di KL Kopi, bilangan Kedaton Bandarlampung.

Yopi yang didampingi pelatih Filardi Anindito dan atlet wanita Prisilia Emilia Putri, menjelaskan bahwa pihaknya memang kecewa, namun dengan melihat materi lawan-lawan tanding yang rata-rata memiliki atlet dan persiapan matang, dia mengatakan bahwa ini ketidak beruntungan.

“Jika melihat pertandingan pertama melawan Sumatera Selatan, saya yakin Lampung akan bias melaju ke babak selanjutnya bahkan dengan besar hati saya yakin lolos. Namun ternyata itu salah. Ada kelemahan terbesar di  tim Lampung adalah pengalaman bertanding. Bahkan kalau melihat ball position, kami menang. Dari shot on goal kami menang. Tetapi efektivitas gol kami kalah. Ini karena pengalaman bertanding anak-anak masih minim.” Kata Yopi mengulas salah satu pertandingan Bola Tangan di Porwil Riau.

Catatannya, dari 60 tembakan dan 4 penalti yang diperoleh Lampung, yang menghasilkan gol ada 13 saja. “Tekniknya yang masih banyak keliru. Kita masih berpersepsi, bahwa lemparan itu harus keras. Tetapi bukan itu ternyata yang diperlukan di Bola Tangan. Sekeras apapun lemparan, jika terus mengenai kiper, yaa tidak akan gol. Nah kelemahan-kelemahan semacam inilah yang kami akan perbaiki ke depan,” kata Yopi.

Sementara Anindito, selaku pelatih juga melihat satu kelemahan yang elementer dari tim adalah soal juga teknik. “Beberapa pemain masih salah melakukan dribbling dan passing. Maka tentu memberikan efek yang besar bagi pemain, yang beberapa kali mendapatkan fault dari wasit, pasti mentalnya terpengaruh. Ini yang banyak kami catat dan perbaiki ke depan. Kalau bicara fisik, pemain kita masih dibilang bagus bahkan mungkin lebih bugar dari lawan. Tetapi yak arena teknik, maka itulah hasil akhirnya,” kata Dito.

Sarana Prasarana

Kembali menyoal persiapan dan program, Yopi mengtakan bahwa minimnya sarana dan prasarana untuk berlatih bisa dipastikan prestasi juga akan tersendat.

“Meskipun banyak bakat alam yang baik dan hebat, tanpa sarana yang memadai tampaknya sulit juga mencapai prestasi prima. Maka dari itu, kami dari ABTI Lampung juga banyak diskusi dengan kampus-kampus untuk bisa memberikan pemahaman agar dapat paling tidak direncanakan pembangunan  gedung yang standar untuk Bola Tangan. Karena di kampus seharusnya ada Unit Kegiatan mahasiswa (UKM) Bola Tangan. Nah kalau kampus mampu membangun gedung untuk Bola Tangan, maka yang sudah terbangun di sana adalah lapangan basket, Lapangan Futsal, Lapangan Bola Voli Indoor dan Lapangan Bulutangkis.” Kata Yopi.

Jadi, lanjut Yopi, jika kampus yang berbasis olahraga itu berkenan mambangun gedung olahraga, seyogyanya dengan ukuran terbesarnya adalah lapangan Bola Tangan, yakni 40 meter X 20 meter.

“Nah untuk hall sebesar itu, otomatis sudah terbangun lima sarana cabang olahraga. Jadi bukan hanya Bola Tangan saja, tetapi sudah five in one.” ujarnya.

Sosialisasi Cabor ke Sekolah

Untuk mempersiapkan atlet, ABTI Lampung sudah memetakan program sosialisasi ke beberapa sekolah menengah atas (SMA) dalam rangka mengenalkan dan menjaring atlet bola tangan yang dipersiapkan untuk PON 2028.

“Rencana jangka pendek, menengah dan panjang sudah kami bedah bersama. Khusus untuk persiapan atlet, kami berencana untuk memulai dari sekarang membentuk sendiri atlet-atlet Bola tangan dari Nol. Karena kami akui selama ini kami mengajak beberapa atlet yang berbasis cabang olahraga lain, seperti Futsal dan Bola basket. Meskipun bias berjalan dengan baik, memang tidak maksimal hasilnya. Kedepan semoga akan jauh lebih jelas arahnya, maka kami mulai lagi dari nol itu tadi, perlu kesabaran,” tambahnya.

Bola tangan mentargetkan PON 2028 di NTT-NTB, akan menjadi cabang yang bias diandalkan provinsi Lampung. Untuk mengetahui apa saja bahasan teknis dan cerita Prisillia tentang Bola Tangan, bias disaksikan dialog sepenuhnya di Mitra TV Indonesia dalam program “Dialog Olahraga” tayang Rabu malam pukul 21.00 – 22.00 wib. (sup)