Zaidirina Bersama Sekda Tubaba Hadiri Sosialisasi dan Diskusi Pers

DL/16072022/Tubaba
---- Pj. Bupati
Tulang Bawang Barat, DR Zaidirina bersama Sekda dan OPD Tubaba menghadiri Sosialisasi
dan Diskusi Pers, yang berlangsung di Sessat Agung Bumi Raeam Say Mangi Wawai
Kelurahan Panaragan Jaya, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kamis, 14 Juli 2022.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan
Indonesia (PWI) Tulang Bawang Barat bersama Pemerintah Daerah (Pemda) setempat.
Selain Ketua PWI Tubaba dan anggotanya, kegiatan itu juga
dihadiri oleh Pj. Bupati DR Zaidirina, Sekretaris Daerah (Sekda) Novriwan Jaya,
Ketua PWI Lampung dan Sekretaris, Ketua DPRD Tubaba, Ketua KPU, Ketua Bawaslu,
para camat, SKPD Tubaba dan seluruh Ketua dan seluruh anggota organisasi pers
Tubaba.
Kegiatan tersebut diberi tema “Membangun Museum Pers, kemerdekaan Pers dan peran Pers dalam pembangunan”.
Dalam sambutannya, Ketua PWI Kabupaten Tubaba Edi
Zulkarnaen mengatakan, Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa
yang melaksanakan tugas jurnalistik seperti mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan dan mengolah sekaligus menyampaikan informasi dalam bentuk tulisan
dan gambar dengan media cetak, media elektronik dan media lain yang telah disediakan.
Semua itu tercantum dalam Undang-undang Pers Nomor 40 tahun 1999.
" Terimaksih yang tidak terhingga, kepada bapak dan
ibu yang telah hadir dalam kegiatan ini. Tanpa kita sadari, melalui kegiatan
diskusi Pers ini kita telah berkumpul bersama dalam balutan silaturahmi yang
kokoh. Sehingga peran Pers dalam pemerintahan sangatlah besar, baik dalam
mewartakan agenda pemerintahan, kritikan, hingga sebagai kontrol sosial dalam
mewujudkan pemerintahan yang transparan dan akuntabel," ujar Edi.
Ia juga menambah, dari niat yang tulus dan ikut serta
mengambangkan kemerdekaan pers, dan pentingnya peran pers dalam pembangunan
daerah serta mewujudkan
gagasan-gagasan yang pernah digaungkan oleh PWI Lampung
dan PWI Tubaba untuk membangun Museum Pers di Bumi Ragem Sai Mangi Wawai. Maka
PWI Tubaba mengadakan Sosialisasi dan Diskusi Pers dengan menghadirkan Dewan
Pers, Kepala Monumen Pers dan Pj. Bupati Tubaba sebagai narasumber.
“Kita ingin kegiatan ini dapat memberikan pemahaman yang
luas tentang dunia pers mulai dari Kiat-kiat membangun museum pers, peran pers
dalam pembangunan dan Kemerdekaan Pers dalam perspektif kerja-kerja pers atau
wartawan.” tegasnya.
Di tempat yang sama, Ketua PWI Lampung Wirahadikusumah
menyampaikan Peran Pers memang sangat dibutuhkan, tetapi harus dibekali dengan
profesional jurnalist sesuai dengan UU No.40 tahun 1999 tentang Pers.
Pers sebagai pilar demokrasi ke-4, namun terkadang beda
nasib dengan 3 pilar lainnya yakni Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.
“Kepada kawan-kawan wartawan, terus tingkatkan kapasitas,
pendidikan dan wawasan. Tugas wartawan itu bukan ukur-mengukur ketebalan aspal
atau juga ketebalan tembok, bukan itu tugas wartawan. Tugas wartawan adalah
menginformasikan berita yang benar dan sesuai dengan faktanya.” Katanya.
Terkait pembangun Museum Pers, telah direncanakan sejak tahun 2021 bertepatan pelaksanaan Konferensi kerja PWI Provinsi Lampung. Maka, terjalinlah kesepakatan pembangunan Museum Pers di Tulang Bawang Barat.
Selanjutnya, Sekretaris Daerah Novriwan memaparkan, bahwa
proses pembangunan Tubaba diawali dengan SDMnya dahulu dengan prinsip Nemen,
Nedes dan Neremo (Nenemo). "Tubaba
bukan sekedar singkatan saja, tapi sebuah masa depan yang ingin dituju,"
Papar Sekda.
Selain itu juga, adanya kata “seyogyanya” yang diambil dari kata Yogyakarta, karena orang-orangnya dianggap baik. Maka kata tersebut dipadankan menjadi “sebaiknya”.
Lanjut Sekda, seperti layaknya kata "seyogyanya”,
yang diambil dari kata Yogyakarta, mungkin karena orang-orang Yogya dianggap
baik, maka kata “seyogyanya” dipadankan dengan
kata “sebaiknya”. “Begitu juga dengan kami saat ini,
bukan tidak mungkin bila nanti juga akan ada kata SeTubaba.” Tambahnya.
“Ciri Tubaba sendiri terbagi menjadi dua yakni, ciri-ciri
ruang dan manusianya. Ciri-ciri ruang Tubaba tercermin di dalam
arsitektur-arsitektur yang dibangun di Tubaba. Lalu, ciri orang Tubaba ialah
orang yang memegang teguh prinsip Nenemo serta Sederhana, Setara dan
Lestari," Lanjutnya.
Selain itu, membangun sebuah kawasan baru calon kota di
Tubaba, dinamakan Uluan Nughik. Pada saat itu juga, kedatangan
tamu dari Kanekes/Suku Baduy. “Mereka menghadiahkan satu unit rumah, dibangun
di tempat kami sebagai simbol peletakan batu pertama kawasan tersebut.” Ujarnya.
“Orang Baduy menghadiahkan sebuah rumah, tidak
meninggalkan sebuah fisik. Tetapi, mengingatkan kita untuk sebuah nilai-nilai
yang ternyata sudah tidak lagi berada di tubuh kita yaitu kesederhanaan,"
tutup Sekda. (Adv)
Comments