Seperti Pertandingan Bar-bar, Empat Pemain Street Soccer Lampung Korban Main Kasar
SPORT/Palembang/ 05072022
--- Tim Perssoci Lampung tingkat SMP yang turun dalam
iven Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) ke-6 di Palembang Sumatera
Selatan, harus dibawa ke Rumah Sakit Medika Palembang, lantaran menjadi korban
kekasaran para pemain tim Perssoci DKI Jakarta pada semifinal gelaran lomba
sepak bola jalanan atau Street Soccer Fornas ini.
Pertandingan yang dilangsungkan Selasa 5 Juli 2022, di
Plaza Barat Stadion Bumi Sriwijaya kompleks Jakabaring Sport City Palembang itu
berlangsung sangat keras dan bahkan kasar.
Empat pemain Lampung itu Fatakul cedera di mata sebelah
kanan karena dengan sengaja disikut oleh pemain DKI Jakarta, akibatnya Takul
kesulitan untuk memfungsikan penglihatannya dan harus dilarikan ke RS Medika.
Tiga pemain lainnya Hari, Bagas dan Pujianto semuanya
cedera parah pada engkel kaki kanan dan kiri, akibat pelanggaran yang sengaja
dilakukan para pemain DKI Jakarta pada semifinal itu.
Kejadian ini sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari
wasit yang memimpin pertandingan itu, Rido, dan juga panitia pelaksana
perlombaan tingkat nasional yang bertema Persaudaraan dan Kekeluargaan ini.
Oki, pelatih street soccer Lampung melakukan protes keras
terhadap kelakuan keras ini, bahkan dengan melayangkan surat protes tertulis.
Oki beralasan bahwa ini bukan lagi pertandingan yang ada
di lingkup KORMI, tetapi sudah melakukan hal yang amat kasar dan tidak
mencerminkan semangat KORMI.
“Saya gak ngerti yaa mas, kok ini didiamkan saja. Pemain
kami 4 orang yang inti semuanya cedera berat karena ulah lawan. Dan semuanya
dibawa ke rumah sakit. Sehingga kami tinggal pemain seadanya yang akhirnya kami
kalah 6-4,” ujarnya kepada lampungsport.com usai pertandingan.
Oki mengatakan bahwa timnya benar-benar dikerjai
mentah-mentah oleh lawannya yang juga disinyalir memakai pemain lebih dari usia
SMP.
“Dalam surat protes kami termasuk kami persoalkan soal
pemakaian pemain yang sangat mungkin melebih usia SMP seperti regulasi yang
ada. Selain kekasaran yang dibiarkan saja oleh wasit. Dan ini benar-benar
membuat saya gak ngerti arah dan tujuan panitia menggelar street soccer untuk
usia SMP, kalau begini kondisinya,” tambahnya.
Lampung gagal bermain dengan pemain sisa, karena tidak
cukup. Dan akhirnya harus menerima kekalahan ini.
“Ya mau apalagi? Kami merasa jadi orang asing di sini.
Semangat KORMI nya mana. Kalau begini kondisinya, kami mengusulkan agar Street
soccer dievaluasi untuk dilanjutkan di Fornas. Karena mengancam keselamatan
anak-anak mud akita yang sangat potensial. Pertandingan tadi mencerminkan bahwa
ada upaya untuk melumpuhkan pemain Lampung dengan segala cara,” kata Oki keras.
Dia mengaku tetap menunggu tanggapan dari panitia,
walaupuniven ini sudah selesai dengan juara DKI Jakarta untuk putra SMP , dan
putrinya dari Papua kategori umum. Serta kategori SMA keluar sebagai juara dari
Kalimantan Selatan. (don)
Comments