Sampai Puasa Belum Cair, Atlet Mulai Gaduh Tentang Bonus
DL /06042022 /Bandarlampung
---- Ketidakpastian akan kucuran bonus kepada atlet yang
sudah ditunggu sejak akhir tahun 2021 hingga sekarang membuat gaduh situasi
para atlet berprestasi yang sudah membawa Lampung ke 10 besar Pekan Olahraga
Nasional XX di Papua 2021 lalu. Para atlet sangat kecewa karena KONI Lampung
ternyata tidak memprioritaskan hak Atlet.
Atlet menembak yang mendapatkan dua medali Emas, Wira
Sukmana, mengaku tidak habis pikir dengan janji KONI Lampung dan juga Pemprov
Lampung. Melalui WhatsAppnya Wira mengatakan bahwa dia tetap hormat dengan
kepada para pejabat KONI Lampung dan Pemprov Lampung, namun ada hal mesti
diperhatikan soal penghargaan kepada atlet.
“Apa yang sudah disampaikan Gubernur dan Ketua KONI
Lampung saat simbolis pemberian bonus di Mahan Agung agar seyogyanya segera
diprioritaskan demi kemajuan olahraga Lampung kedepan dan kepercayaan atlet
kepada pengurus KONI Lampung,” katanya.
Bonus, kata Wira,
adalah bentuk penghormatan kepada atlet karena perjuangannya untuk
memperoleh medali demi pengprov yang dibawanya.
“Ya seharusnya bukan begini caranya memperlakukan atlet
yang sudah membela Lampung,” ujar peraih dua medali emas di nomor Pistol itu.
Kini Wira masih fokus untuk berjuang di tim nasional
Indonesia di SEA Games Vietnam. “Saya masih terus Latihan di timnas menembak,”
tambahnya.
Atlet putri menembak lainnya, Adylia Safitri senada
dengan Wira sangat tidak mengerti apa yang ada dipikiran pejabat KONI Lampung
dengan menahan dan memperlama proses pencairan dana bonus itu.
“Menjadi atlet Lampung Saya sangat ikhlas dan bangga.
Tetapi ya jangan diperlakukan seperti ini. Kami banyak meninggalkan tugas hanya
untuk latihan dan mencapai prestasi untuk Lampung. Banyak pengorbanan para
atlet ini, mulai dari waktu, tenaga dan pikiran. Jangan sampai ”KAMI“ para
atlet pemenang PON, pindah ke Provinsi lain gara-gara Bonus ditunda terlalu
lama, tidak sesuai janji padahal katanya uangnya sudah ada,” ujar peraih dua medali
Perunggu nomor Trap Women dan Mix Trap itu, Selasa 5 April 2022.
Menurut Safitri, tuntutan para atlet adalah segerakan
realisasiakan apa yang sudah menjadi Hak para atlet sebagai pejuang PON Papua.
“Dan uang saku kami yang di luar kota Lampung pada saat Pemusatan Latihan
sebesar Rp18 juta segera direalisasikan,” ujarnya tegas.
Selama ini atlet menembak berlatih di Jakarta, sejak
persiapan dan pra PON Papua tahun 2021 secara rutin.
Habis Manis Sepah Dibuang
Atlet Selancar Angin Lampung, Syadine Arethusa yang meraih
medali Perunggu di PON Papua juga angkat bicara karena kegelisahannya, lantaran
dia juga sebagai tulangpunggung keluarganya.
Kepada lampungsport.com Syadine menuliskan keluhan dan tuntutannya
kepada KONI dan Pemprov Lampung terkait bonus yang seharus sudah diterimanya di
awal tahun 2022 lalu.
“Ini semacam habis manis sepah dibuang. Kami dituntut
semua berjuang keras untuk meraih prestasi di lapangan. Bahkan jauh sebelumnya
harus berlatih setiap hari. Dan Ketika sudah selesai perjuangannya, kok begini
cara memperlakukan kami,” katanya via WhatsApp, Senin 4 April 2022.
Menurutnya, Bonus adalah suatu reward yang didapat untuk
Atlit yang sudah berjuang membela suatu daerah atau Negara sendiri.
“Jika sudah dijanjikan dan terus ditunda seperti ini kami sangat kecewa, atas janji yang sudah di
bicarakan oleh Ketua KONI ataupun para anggota yang didalamnya kepada kami para
atlet. Tapi setelah di kecewakan seperti ini saya pribadi dan keluarga merasa
tidak dihargai dan tidak ikhlas jika hanya dijanjikan ataupun tidak ada
kejelasan seperti ini untuk kapan hak dan bonus kami dicairkan. Padahal yang
saya dengar uangnya sudah ada, apa benar sudah ada. Kalau sudah ada kenapa
tidak segera dibagikan? Apa salah kami pak?” ujarnya seraya bertanya.
Lebih lanjut peraih Medali Perak Selancar Angin ini,
seharusnya KONI memprioritaskan atlet, bukan malah mempersulit para atlit yang
sudah berjuang mati-matian demi membela nama Lampung untung ajang bergengsi di
PON XX 2021.
Atlet, kata Syadine, sudah berjuang meninggalkan banyak
waktu dengan keluarga, pekerjaan, sekolah, dan hal-hal yang lain hanya untuk
mengejar prestasi.
“Wajar kalau kami menuntut, karena itu Hak kami. Sebab
kami sudah menunaikan tugas dan kewajiban kami, sekarang tinggal bagaimana
Pemerintah provinsi dan KONI merealisasikan janjinya memberikan bonus itu.
Apalagi secara pribadi saya salah saya tulang punggung yang membantu keluarga,”
ungkapnya.
Kewajaran tuntutan ini diamini atelt lainnya, karena
memang sudah mendengar bahwa sebenarnya tidak ada masalah untuk bonus ini,
namun malah diabaikan oleh KONI Lampung.
“Masalah Bonus dan masalah KONI diperiksa Kejaksaan
Tinggi itu beda persoalan, beda tahun dan beda peruntukan. Jadi apa yang
menghalangi ini? Tolonglah bekerja dengan hati, jangan mengagungkan jabatan. Itu
tidak berguna di olahraga,” katanya seorang pelatih yang enggan disebut jati
dirinya.
Segera Dibahas
Lampungsport.com menelusuri proses pencairan itu
ke Dispora provinsi Lampung dan mendapat penjeleasan dari Plt Kadispora,
Descatama Paksi Moeda, bahwa KONI Lampung sedang melengkapi berkas karena
Dispora bisa memproses itu jika berkasnya sudah lengkap dari KONI.
“Dispora Provinsi Lampung berkomitmen melakukan
pembahasan proposal hibah KONI 2022 oleh tim verifikasi hibah setelah proposal
diajukan oleh KONI Lampung kepada Dispora Provinsi Lampung sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.” Kata Desca, Rabu 6 April 2022.
Pencairan bonus atlet PON Papua 2021 dapat segera
terealisasi setelah diverifikasi dan mendapatkan persetujuan dari Kepala Daerah
Provinsi Lampung. (dim)
Comments