Airlangga Bawa Angin Segar Dunia Pedalangan Indonesia
DL/20022022/SURABAYA
----- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga
Hartarto menjanjikan pemberian insentif bagi seniman pedalangan di Indonesia.
Menurut Airlangga, seniman pedalangan menjadi pihak yang
terdampak langsung kebijakan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)
yang dikeluarkan pemerintah.
"Kami akan pikirkan bagaimana diberikan keleluasaan
untuk terus menjalankan pertunjukan seni pedalangan ini," tutur Airlangga
saat menggelar pertemuan dengan perwakilan seniman perdalangan yang tergabung
dalam Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) di Hotel JW Marriot Surabaya,
Sabtu 19 Februari 2022 malam.
Menko Airlangga menambahkan, kalau situasinya PPKM Level
2 tidak ada masalah.
"Kalau PPKM level 3, sebagai contoh gedung
pertunjukan bioskop diperbolehkan beroperasi dengan kapasitas 50 persen, tentu
mekanisme untuk pertunjukan wayang yang pertunjukannya semalam suntuk, bisa
kita sesuaikan," tutur dia.
Ketua Umum DPP Partai Golkar ini mengakui, seni
tradisional asal Pulau Jawa itu tidak hanya terancam punah akibat larangan
pertunjukan di masa pandemi Covid-19 yang telah melanda selama lebih dari dua
tahun.
Seniman pedalangan juga menjadi pihak paling terdampak
secara ekonomi. Ketum Golkar menegaskan pertunjukan seni pedalangan tidak boleh
punah.
Terlebih, saat ini gamelan sebagai alat musik utama dalam
pertunjukan pedalangan telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh
Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(Unesco) pada akhir 2021 kemarin. “Kami menanyakan kepada senimannya langsung,
insentif apa yang bisa diberikan,” tegasnya.
Sementara, perwakilan pengurus Pepadi Jawa Timur Kukuh
Setyobudi mengaku, seorang dalang dalam satu pertunjukan, di belakangnya
melibatkan sebanyak 30 hingga 40 orang seniman. Ia mengatakan secara ekonomi,
seniman pedalangan yang melibatkan banyak seniman, menjadi pihak yang sangat
terdampak akibat pandemi Covid-19.
Pepadi berharap seniman pedalangan bisa kembali berkiprah
tanpa dibenturkan dengan kebijakan pemerintah maupun masyarakat bawah melalui
jam malam PPKM.
Mungkin pusat membolehkan, tapi di bawah kami
dibenturkan. Karena sebenarnya wayang ini, dibalik dalang itu ada puluhan
pekerja," kata Kukuh.
Kukuh menambahkan, profesi kerja dalang sering
dibenturkan dengan pemberlakuan jam malam selama PPKM. Bahkan, ia mengaku
banyak acara yang sudah dijadwalkan dibatalkan dan para seniman pedalangan
harus terusir.
"Kita minta pemerintah buat kebijakan yang policy-nya
jangan sampai membenturkan kami seniman dalang. Kami diberi kelonggaran, agar
tidak berbenturan dengan di bawah. Kami berharap keluhan kami direspons dan
teruskan dengan baik oleh Pak Airlangga," harapnya. (*Lis)
Comments