Margiono Mencontohkan Bahwa Wartawan Tidak Sama dengan Polisi dan Jaksa
Dunia Pers Indonesia Berduka (3)
DL/03022022/Bandarlampung
---- Sangat banyak orang yang kehilangan sosok Margiono di dunia wartawan. Margiono memberikan pemahaman bahwa Wartawan Indonesia harus mempunyai martabat yang tinggi dalam profesi mulai ini. Berikut dua sosok wartawan senior Lampung memberikan kesannya tentang Margiono.
H. Darwin Ruslinur, SE, MM, Owner harian Koridor
Sosok Margiono (MG) dimata jurnalis senior Lampung Darwin
Ruslinur merupakan figur yang sangat pantas diteladani, karena sikapnya sebagai
seorang wartawan sangat profesional.
“Saya mengenal Pak Margiono ketika saya masih aktif sebagai
wartawan harian umum Suara Karya Jakarta.
Sebagai wartawan Suara Karya, saya selalu bolak-balik Lampung - Jakarta. Masih
teringat pesan pak MG, bahwa seorang wartawan sangat berbeda dengan tugas
seorang Polisi dan Jaksa.
Karena, polisi atau jaksa ketika bertanya bisa dangan
paksa. Sementara, wartawan tidak demikian.” Kata Darwin Ruslinur yang saat
menjadi owner harian Koridor.
Menurutnya sebagai wartawan harus mampu melakukan
pendekatan dengan nara sumber untuk bersedia memberikan informasi dengan sukarela.
Profil pak MG dimata Darwin adalah sosok yang humble, namun cukup tegas dalam bersikap terutama dalam mengejewantahkan aturan wartawan. “Inipun terlihat dari karya jurnalistiknya.” Tambah Darwin.
DR H Iskandar Zulkarnain, Pimpred HU Lampung Post
Menurut Iskandar Zulkarnain, sebagai insan pers yang mempunyai
banyak sumbangsih pemikiran dan strategi kewartawanan ada pada Margiono. “Saya
mengenal pak MG sejak kongres PWI di Aceh yang saat itu pak MG terpilih sebagai
ketua PWI Pusat untuk periode pertamanya. Sosok ini sudah membuat saya kagum Ketika
berorasi. Bicaranya santun, mapan dan terarah,” ungkapnya.
Sejak kepemimpinan Margiono, PWI menjadi organisasi yang
makin memperhatikan sisi pentingnya Pendidikan dan kompetensi Wartawan. “Sejak
beliau pimpin, PWI meningkatkan segi Pendidikan dan kompetensinya. Wartawan
haru berilmu dan wartawan tidak boleh menulis berita hoax,” tambahnya.
Iskandar mengaku sangat terkesan dengan pribadi pak Margiono
dalam keseharian. “Beliau sangat supel dan humble. Tidak memisahkan antara
teman, pejabat dan koleganya. Di matanya semua adalah sama,” kata Iskandar.
Sosok MG juga selalu hadir dalam setiap perhelatan Hari
Pers Nasional dan selalu memberikan
pemikiran yang konstruktif untuk memajukan organisasi dalam pergaulan di
masyarakat.
“Banyak pemikiran pak MG yang sampai saat ini terus
dikembangkan oleh PWI, bukan saja di bidang Pendidikan dan mencerdaskan
wartawan termasuk hal-hal yang lain. Intinya, kami sangat kehilangan seorang
bapak yang mampu membimbing wartawan Indonesia saat ini. Semoga Almarhum
mendapatkan tempat yang nyaman di sisiNya, Aamiin.” Ungkapnya. (don)
Comments