Dampak Pandemi, Sekolah Kopi di Lambar Fokus Bangun Jejaring Komunikasi dengan Pengelola Wisata

DL/22112021/LAMPUNG BARAT

---- Dampak refocusing anggaran di masa Pandemi Covid-19 yang belum juga usai, Sekolah Kopi di Kabupaten Lampung Barat (Lambar) tahun 2021 tidak ada pembangunan, baik pembangunan gedung maupun fasilitas pendukung lainnya.

Karenanya tahun ini Sekolah Kopi fokus menjalin atau menguatkan jejaring komunikasi dengan pelaku wisata dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di Kabupaten setempat.

Kabid Perkebunan pada Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Lambar Sumarlin, mengatakan untuk saat ini banyak aktivitas di Sekolah kopi menjadi bagian dari paket wisata beberapa pengelola wisata.

"Contohnya pengelola wisata Arum Jeram Way Besai di Bulan Oktober lalu, mereka menjadikan sekolah kopi itu sebagai camping ground serta mengenalkan berbagai jenis kopi di sekolah kopi kepada peserta arum jeram," ujar Sumarlin, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin, 22 November 2021.

Sumarlin menuturkan, pada tanggal 23 sampai 24 mendatang, sekolah kopi Rigis Jaya akan membuka paket pengenalan kopi dan klon kopi.

"Ditengah kekosongan aktivitas pelatihan, yang dilakukan sekolah kopi adalah menguatkan jejaring dengan pengelola wisata maupun dengan komunitas-komunitas penggiat kopi, selain paket untuk paket wisata, pegiat kopi juga dapat memperkaya wawasan tentang kopi robusta yang ada di Lambar," tuturnya.

"Jadi tidak ada beban APBD namun tamu selalu ada, mungkin itu yang akan kita lakukan untuk beberapa bulan kedepan. Termasuk menawarkan pembiayaan oleh pihak Non Pemerintah untuk melakukan pelatihan di sekolah kopi ini," sambungnya.

Menurut Sumarlin, menjadikan sekolah kopi sebagai agro eduwisata merupakan salah satu inovasi di tengah keadaan sulit seperti saat ini.

"Karena Sekolah kopi masih bersifat gratis, sehingga kita melakukan inovasi dengan menguatkan sekolah kopi sebagai bagian agro eduwisata dengan link para pegiat wisata yang ada di Lambar, selanjutnya mendorong pembiayaan dari pihak lain untuk kebutuhan pelatihan, termasuk berkoordinasi dengan beberapa kelompok tani yang membutuhkan pembinaan yang sifatnya secara swadaya, sekolah kopi siap melakukannya untuk keluar membina kelompok tani terkait pengolahan kopi secara baik," ungkap Sumarlin.

"Tetapi kalau pembiayaan melalui APBD, kita utamakan untuk warga Lambar, untuk saat ini mungkin itu aktivitas yang dilakukan sekolah kopi," tambahnya.

Lebih lanjut Sumarlin mengatakan, mudah-mudahan tahun depan pembangunan jalan menuju sekolah kopi selesai dibangun, serta fasilitas pendukung lainnya, seperti toilet umum untuk dilakukan perbaikan.

"Mudah-mudahan juga ada penambahan gedung dan juga pendopo seduh di sekolah kopi tahun depan," harapnya.

Dirinya juga berharap kedepan pengelola sekolah kopi dapat berkolaborasi dengan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) dalam memajukan kopi sekaligus destinasi wisata yang ada di Lambar.

"Kita akan coba komunikasikan dengan Dispora untuk dapat menempatkan papan informasi yang ranahnya terkait dengan informasi destinasi wisata, jadi di sekolah kopi orang tidak hanya mengenal kopinya saja melainkan destinasi wisata yang ada di Lambar juga," tandasnya. (Igun)