Revie Salsabila: Terima Kasih Pak Rektor
DL/25092021/Jayapura
----- Pesta olahraga empat tahunan di bumi Cendrawasih
Papua, bukan saja menjadi milik para atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) murni,
melainkan juga milik para atlet cabang olahraga eksibhisi. Salah satunya, Revie
Salsabila.
Gadis manis berusia 18 tahun ini berbunga-bunga setelah
meraih medali emas dari cabang olahraga Kick Boxing dari nomor seni. Dalam
nomor ini memang sangat rawan dengan penilaian juri, dengan kata lain adalah
sangat subyektif.
“Ya itu dia, saya pun dengan kepercayaan diri saja
tampil, karena hasilnya kan ditentukan oleh penilaian juri. Ya Alhamdulillah
saya bisa juara satu. Ini sebuah kebanggaan buat saya. Terima kasih pak Rektor
Unila, bapak Karomani. Karena kami diberikan kebebasan untuk mengikuti olahraga
prestasi ini dan tidak khawatir tentang absen di perkuliahan kami, sehingga
kami bisa sangat fokus,” ujar anak pertama dari tiga bersudara ini.
Untuk turun di nomor ini memang bukan dadakan. “Sebenernya
sih nggak pindah dadakan, memang di Lampung pun disiapin buat yang seni untuk
ngisi kelas yang kosong jadi cari peluang lah,” tutur gadis manis yang sekarang
masih kuliah di Penjas Unila itu.
Proses untuk menjadi nomor satu ini memang sangat
panjang. Revi, sebelum terjun ke Kick Boxing sudah lebih dahulu menekuni cabang
olahraga Karate sejak tahun 2013. “Saya terjun di olahraga keras seperti ini ingin
mencoba olahraga yang lebih berani dan menantang. Perbedaannya sangat jelas
dari cara bertarung antara Karate dan Kick Boxing. Sama-sama full body contac, dan
lebih adu siapa kuat, siapa yang keras, dia yang bisa unggul,” katanya tanpa
segan.
Sejak 2017, kala itu sedang berlangsung Pekan Olahraga Provinsi
dan Revi meraih medali emas tetapi masih di cabor Wushu nomor Sanda.
Satu alasan lain kenapa masih tetap bertahan untuk
bermain di olahraga keras ini karena memang sudah cocok. “Dulu waktu di karate
malah jadi pemain katta bukan kumite. Terus coba-coba lah di Porprov Wushu. Tapi
kok saya merasa saya cocok di sini jadi saya terus. Memang orang tua awalnya mereka
was was gitu. Yaa anak perempuannya pukul-pukulan kayak gitu. Tapi lama-lama
mereka ngerti kok,” tuturnya.
Dengan medali emas tingkat nasional ini membuat hati Revi
berbunga-bunga. “Alhadmdulillah saya benar-benar merasa senang dan sangat
terharu, karena sebenernya bukan saya yang ditargetkan bisa emas di eksibisi
ini,” kata gadis yang mengaku belum punya pacar ini.
Pedoman dalam pertandingan memang sangat dipegangnya
erat-erat. Sesuai dengan masukan dari pelatihnya. “Kalo kata pelatih saya coach
Charles, begini. Latihan terus yang keras bahkan kalau bisa melebihi lawan-lawan
kita di luar sana dan mempersiapkan diri, mental dan fisik dengan baik, do’a
dari orang tua dan keluarga juga penting. Karena kita sudah latihan keras usaha
juga sudah, tinggal Allah yang menentukannya. Yang penting percaya dengan diri
sendiri dan jangan takut mau ketemu siapa pun lawannya,” ungkap Revie.
Di eksibisi Kick Boxing ini diikuti oleh Lampung dengan
daerah lainnya diantaranya DKI Jakarta, Sumut, Sulut, Sulteng, Jateng, Jabar, Gorontalo,
Maluku, Aceh dan lain-lain. Yang dipertandingkan di Wisma Haji Jayapura, Papua.
(don)
Comments