Pernyataan Walikota Tidak Sinkron Dengan Pengakuan RSUD A Yani Metro Terkait Kelangkaan Oksigen

DL/30072021/Kota Metro

---- Kelangkaan oksigen dirumah sakit dikota Metro menjadi cerita tersendiri, hal ini sampai dengan penolakan pasien gawat darurat oleh beberapa rumah sakit di Bumi Sai Wawai ini. 

Hingga akhirnya pasien bernama Yohanes meninggal dunia beberapa hari yang lalu.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Yani (RSUDAY) Metro mengaku angkat tangan atas persoalan keterbatasan oksigen yang dinilai darurat. 

Hal tersebut disampaikan Plt. Direktur RSUDAY Metro Dr. Hartawan dalam konferensi Pers yang berlangsung di kantor RSUD setempat, Jumat 30 Juli 2021.

Konferensi Pers itu digelar menindaklanjuti kabar viral atas meninggalnya Yohanes Erlangga (27) warga Jalan Banteng RT 39 RW 15, Kelurahan Hadimulyo Timur, Kecamatan Metro Pusat diduga akibat tidak mendapatkan pelayanan kesehatan pada sejumlah Rumah Sakit di Metro.

Dikatakan Hartawan, pihak RSUD A Yani membantah menolak pasien, saat ini yang terjadi adalah kelangkaan oksigen di rumah sakit tersebut.

“Betul waktu itu pasien datang sekira pukul 14.30 wib. Kondisi saturasi oksigen pasien waktu itu hanya 50%. Kalau kondisi kita normal ini, saturasi oksigen di atas 90%. Jadi memang betul-betul Dia membutuhkan oksigen, hal ini yang membuat dilema pihak RS, lantaran hanya ada dua pilihan dalam upaya penanganan pasien. Pertama jika pasien diterima namun tidak bisa mendapatkan oksigen. Sedangkan jika tidak mendapatkan oksigen dipastikan keluarga pasien akan mengajukan complain,” katanya. 

Dijelaskan oleh Hartawan, pasien Covid-19 yang ditangani oleh RSUDAY Kota Metro saat ini penuh sehingga tidak dapat menampung Yohanes. 

Selain itu, kondisi oksigen juga sangat kritis bahkan di ruang IGD terdapat 27 Pasien, sementara oksigen yang terpakai ada 24 tabung.

Namun hal ini berbanding terbalik dengan pengakuan Walikota Metro, Wahdi Sirajudin saat dikonfirmasi oleh awak media, saat membagikan sembako untuk pasien yang sedang menjalani Isoman di Hadimulyo Timur Metro Pusat Jumat 30 Juli 2021.

Menurut Wahdi, tidak ada penolakan pasien oleh pihak rumah sakit di Kota Metro. Bahkan dirinya sanggup menjadi jaminannya.

“ Ya Allah tidak ada penolakan, saya jaminannya nggak ada penolakan,” tegasnya.

Saat ditanya soal ketersediaan oksigen di rumah sakit, Wahdi menjelaskan, saat Ia mengetahui ada salah satu rumah sakit yang mengalami kekosongan oksigen pihak Pemkot langsung mendistribusikan. Artinya tidak ada kekosongan oksigen di rumah sakit-rumah sakit yang ada di kota Metro.

“ Kalau Mardi Waluyo menulis oksigen habis, saya langsung turunkan. Tiap malam anda boleh ikuti saya,” jelasnya. 

Sementara, Ponijan, paman korban mengatakan, pihaknya sudah mengikhlaskan atas kematian Yohanes keponakanya. Namun, dirinya akan memperjuangkan keadilan agar tidak ada lagi kejadian serupa menimpa orang lain.

“ Kami hanya menginginkan satu hal, misi kami adalah untuk kemanusiaan .jangan sampai terjadi lagi kepada orang lain seperti yang kami alami ini,” katanya.

Hingga saat ini, jelas Ponijan, tidak ada tanggapan apapun dari pihak RSUAY maupun Pemkot Metro. 

Apalagi untuk datang hanya sekedar mengucapkan berbela sungkawa. Ia mengaku berterimakasih atas tanggapan Walikota Metro yang menyatakan bahwa ketersediaan oksigen di Kota Metro aman. Selain itu, Ponijan akan melakukan langkah-langkah dengan menyurati Ombudsman hingga ke Presiden Joko Widodo terkait kasus tersebut.

“ Terimakasih atas pernyataan pak Walikota Metro, tapi di sini yang perlu saya sampaikan ke publik, kami ini pelaku yang mengalami musibah. Baru kemarin adik saya meninggal. Kalau dibilang oksigen di kota Metro itu kondisi aman, kami ini pelaku dan pernyataan setiap rumah sakit kami ada buktinya yang menyatakan kalau oksigen itu tidak ada. Nah perkataan seorang bapak seperti itu perkataan yang bagaimana? ini yang perlu saya pertanyakan kembali pada bapak Walikota Metro. Bukti video dari proses pertama dan dari mereka sendiri yang menjawab pihak rumah sakit pun masih kami simpan, di empat Rumah Sakit,”tandasnya. (Gun)