Jelajahi Ikon Wisata Tubaba, Bupati Umar Gowes Bareng Kejati Lampung
DL/23062021/Tulangbawang Barat
---- Bupati Tulangbawang Barat (Tubaba) H. Umar Ahmad SP,
bersama Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung, Dr.Heffinur, SH.M.Hum, dan
Forkopimda kabupaten setempat lakukan gowes bareng jelajahi sejumlah ikon
wisata Tubaba, Sabtu pagi 5 Juni 2021 sekitar 07.30 WIB.
Rombongan Kejati tiba di exit tol Menggala di Tiyuh
Penumangan Kabupaten Tubaba sekitar pukul 07.00 WIB, setibanya di sana mereka
bergegas untuk melakukan gowes bersama pukul 07.30 WIB, para peserta gowes
bersiap-siap menempuh rute yang telah ditentukan dengan menempuh jarak sekitar
20 kilometer.
Para peserta gowes tersebut mulai start dari titik exit
tol Menggala-Patung Megow Pak di
Simpang Tiga Panaragan menuju Komplek Uluan Nughik Kecamatan Tulangbawang
Tengah sebagai lokasi finish.
Pukul 07.55 WIB para peserta gowes wisata bersama tiba di gerbang perkantoran Pemkab Tubaba, dilanjutkan pukul 08.05 WIB peserta tiba di Patung Megow Pak.
Sekitar pukul 08.45 WIB peserta gowes sampai di Komplek
Uluan Nughik dilanjutkan dengan kegiatan ramah tamah di kafe rumah adat Baduy
Kelurahan Panaragan Jaya, sembari menyaksikan persembahan tari Nenemo yang
mengandung arti kerja keras, keserasian, keselarasan dan keseimbangan serta
keikhlasan bergotong-royong.
Setelah itu pukul 09.35 WIB, Umar Ahmad bersama jajaran
Kejati Lampung melakukan penyerahan bibit durian musang king, alpukat mentega
dan jeruk banjar kepada sejumlah perwakilan petani di Tubaba. Kemudian, pukul
09.40 WIB jajaran kejati dan rombongan Forkopimda meninjau dan berkeliling komplek
Uluan Nughik dengan menggunakan kendaraan motor ATV.
Pada kesempatan itu Umar Ahmad berkesempatan memaparkan
mula terbentuknya komplek Kota Budaya Uluan Nughik di hadapan kajati, dan
peserta gowes.
Umar mengulas, saat memulai pembukaan kawasan Uluan
Nughik ini, datang 7 orang menghadiahkan satu unit rumah yang diperuntukkan
untuk rumah Baduy, itulah yang dijadikan simbol peletakan batu pertama
pembangunan kawasan Ini.
Menurutnya, pada waktu itu dirinya mendapat sejumlah
kritikan negatif dari beberapa kalangan. Kenapa harus diberi nama Baduy,
bukankah ini adalah tanah Lampung yang memiliki keagungan, dan keluhuran
budaya.
“Karena sering ditanya akhirnya kami menemukan jawaban kenapa diberi nama Baduy di tempat ini, ternyata tempat ini banyak sekali nilai yang tidak lagi berada di tubuh keluarganya jadi nilai-nilai itu hanya ada di ceramah bupati, ceramah para ustadz tapi tidak menjadi perilaku hidup dari warga masyarakat sejatinya. Nilai-nilai itu adalah yang diingatkan oleh Baduy yakni kesederhanaan, kesetaraan dan kelestarian,” ulas bupati.
Kata dia, jika ditanya ciri-ciri orang Tubaba itu seperti
apa, tentu orang yang memegang teguh prinsip Nenemo bekerja keras, tidak kenal
menyerah dan keikhlasan ditambah 3 nilai sederhana, setara dan lestari.
“Proses-proses kami membentuk orang dan membangun ruang
yang ada di Tubaba, inilah yang disebut dengan perjalanan Pulang ke Masa
Depan,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama Heffinur mengucapkan apresiasi
kepada bupati, atas sambutan dan penyiapan kegiatan gowes bareng hari ini.
Menurutnya, tahun ini merupakan kali kedua dirinya
berkunjung ke Tubaba untuk jelajahi wisata, meskipun dulu mungkin kunjungan
kerja sudah pernah bertemu bupati di Menggala, Tulangbawang. Tapi, dengan
kegiatan ini kumpul bersama suasana menjadi cair dengan kebersamaan.
Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada jajaran
Kejari Tuba yang bisa turut serta gowes bareng.
“Kita berada di sini tidak lain dan tidak bukan
sebenarnya melaksanakan gowes saja, kemudian bagaimana kita bisa mengenalkan
Tubaba ini pada khalayak ramai di Lampung dan dengan siapa saja mulai dari
destinasinya, adat istiadat dan juga makanan khas rumahan buatan tangan
penduduk asli Tubaba,” imbuhnya. (ADV)
Comments