Citra Kepingin Ketemu Pak Erick dan Presiden

DL/22122020/Bandarlampung

----- Salah satu kebanggaan bagi seorang atlet adalah bisa ketemu dengan pemimpin daerah dan atau pemimpin negaranya. Namun untuk bisa bertemu biasanya harus ada syaratnya, yakni prestasi yang mentereng. Tanpa itu, maka mereka hanya bisa menghayal.

Demikian juga yang diinginkan oleh Citra Febrianti, Lifter putri Indonesia asal Lampung ini. Citra sudah sangat lama berkeinginan bisa bertemu dengan presiden Indonesia.

Bahkan ketika Pekan Olahraga Nasional, Citra sudah sering memberikan medali emas dan perak untuk provinsi Lampung, namun untuk ketemu presiden belum cukup rasanya.

“Saya kok kepingin ketemu sama pak Erick Tohir dan Presiden Jokowi. Pak Erick dulu kan memimpin kontingen Indonesia di Olimpiade. Saya ingin laporan, akhirnya saya dapat medali Perak. Kalau sama pak Jokowi, presiden Republik Indonesia, alasannya tentu besar bahwa saya sudah berjuang untuk Indonesia juga, dan kemungkinan menaikkan peringkat Indonesia dari peringkat 63 saat itu, kemungkinan dengan tambahan 1 medali perak akan naik juga,” katanya Citra di Jakarta usai menerima bonus dari Menpora, 21 Desember 2020.

Rasanya antara percaya diri atau tidak, kata Citra. “Pantaskah saya bertemu dengan kedua pejabat negara itu? Meskipun saya rakyat Indonesia yang juga pernah berjuang untuk negara ini di bidang olahraga,” ungkap ibu dua anak itu.

Dia ingin sekali ada yang bisa menjembatani bertemu dengan Erick dan Jokowi. “Ya meskipun saya ingin sekali bertemu, tapi gak tau harus gimana. Dan mungkin nanti malah tambah kecewa yaa,” ujarnya.

Masih Kecewa

Kenapa Citra kecewa dan apa yang dikecewakannya?

Meskipun sudah menerima bonus dari Menpora, Citra terus mengungkapkan kekecewaan atas apa yang dilakukan oleh para petinggi dan pengurus induk olahraga Angkat Besi Indonesia, PB PABBSI.

“Saya sejak 2016 sudah tahu bahwa ada kemungkinan saya naik peringkat di Olimpiade, karena kasus dopin dua lifter diatas saya. Dan itu sudah sering saya tanyakan ke PB PABBSI. Namun jawabanya selalu disuruh menunggu karena sedang diproses.” Tuturnya.

Tapi ternyata porses itu sama sekali tidak ada. Sampai akhirnya Citra dan suaminya nekat ke Jakarta untuk menelusurinya. Bahkan pada 4 November 2020 itupun PB PABSSI masih bergeming, bahwa sudah diurus ke Komite Olimpiade Indonesia (KOI), sebagai pihak yang berwenang menanyakan persoalan Citra ke Komite Olimpiade Internasional (IOC).

“Nyatanya bohong. Ternyata PB PABBSI tak melakukan apapun. Citra pun akhirnya mendatangi kantor KOI bersama suami dan kedua anaknya pada 4 November 2020 dan diterima Wakil Sekretaris Jenderal Wijaya M. Noeradi.

“Pak Wijaya dan stafnya kemudian menanyakan ke pak Joko Pramono tentang surat yang katanya dikirim ke KOI, padahal ternyata tidak ada. Dan akhirnya KOI lah yang meminta PB PABSSI segera membuatkan surat sebagai dasar mempertanyakan peringkat itu. Baru dibuatkan. Jadi selama ini nihil,” tutur anak Pringsewu ini, agak kesal.

Dari sini, kata Citra, saya tahu apa yang dikerjakan PB. Selama ini kami kan hanya ikut bertanding dan semua diurus. “Nah sekarang saya baru tahu liku-likunya,” tambahnya. (don)

Tags