Potensi Sorgum untuk Menangani Covid-19
DL/05042020/Bogor
---- Sorgum merupakan tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak, dan bahan baku bioetanol. Pada peristiwa pandemi Covid-19 seperti saat ini, etanol sorgum dapat dimanfaatkan menjadi sanitizer.
Kepala Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen) Balitbangtan, Mastur PhD mengatakan pemanfaatan etanol sorgum ini dapat dijadikan solusi dalam mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga etanol saat pandemi Covid-19. “Nira sorgum selain diolah menjadi gula, juga dapat difermentasi menjadi etanol,” ujar Mastur PhD di Bogor, Kamis 2 April 2020.
Guna mendukung
ketersediaan pangan, pakan dan etanol sekaligus meningkatkan pendapatan petani,
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) terus mengembangkan
komoditas ini dalam bentuk ketersediaan benih, transfer teknologi budi daya,
maupun pascapanen.
“Tanaman sorgum dapat bertahan dalam
ketersediaan air yang sedikit, sehingga cocok dikembangkan di daerah beriklim
kering seperti di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, Jawa dan daerah-daerah lain di Indonesia,” jelas Mastur.
Dengan adanya pandemi
Covid-19 di berbagai negara, terangnya, maka penanaman sorgum diberbagai
pelosok itu sangat penting.
"Tanaman ini juga dapat diratun sehingga tidak banyak memerlukan tenaga kerja. Dengan cara ini diharapkan dampak Covid-19 dapat ditekan seminimal mungkin,” tambahnya.
Lebih lanjut Mastur menjelaskan, Balitbangtan telah melepas sejumlah varietas unggul baru (VUB) sorgum seperti Sorgum Bioguma 1, Bioguma 2 dan Bioguma 3. Ketiga VUB ini memiliki karakteristik produktivitas mencapai 9 ton/ha, produksi biomasa mencapai 50 ton/ha, serta kandungan kadar gula dan brix mencapai 15 persen.
Sorgum merupakan makanan pokok penting di beberapa negara Asia dan Afrika. Tanaman ini mengandung protein sekitar 10% atau lebih, mengandung serat tidak larut air atau serat kasar 6,5-7,9%, serat pangan sebesar 1,1-1,23%, serta kandungan pati sebesar 80%. (AB/MHZ)
Comments