Teman Tak Mau Social Distancing, Ingatkan 5 Hal Ini
DL/03042020/Jakarta
---- Terlepas dari kenyataan bahwa Presiden Joko
Widodo, Pemerintah Provinsi dan Organisasi Kesehatan Dunia telah mendesak
orang untuk tinggal di rumah, Anda mungkin mengetahui ada seseorang yang
menolak berlatih social distancing selama pandemi
virus corona.
Melansir laman
Bustle Senin 23 Maret 2020, Psikoterapis Jeffrey Rubin menyarankan untuk
mencari tahu apa yang penting bagi orang yang Anda ajak bicara, dan memberi
argumen Anda untuk kepentingan mereka. "Dengar dan cari
apa yang dihargai orang itu dan kemudian bantu mereka melihat bagaimana coronavirus bisa membahayakan. Lakukan
secara personal buka melalui perang media sosial," kata Rubin.
Berikut cara
berargumen dengan teman Anda yang tidak menganggap serius desakan kerja di
rumah dan social distancing.
1. Virus corona tidak membuat
orang yang lebih muda sakit
Kenyataannya adalah bahwa kita semua berisiko tertular dan atau
menyebarkan corona. Meskipun orang yang berusia di atas 60 tahun atau
memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya paling terpengaruh oleh virus,
orang-orang yang masih muda juga dapat terpengaruh dan menularkan penyakit ini
kepada orang lain tanpa menyadarinya.
Direktur jenderal
kesehatan Prancis, Jerome Salomon, mengatakan kepada CNN pada 15 Maret bahwa
dari 300 kasus serius dalam perawatan intensif di Prancis, lebih dari 50
persen orang berusia di bawah 60 tahun.
Menurut sebuah
penelitian yang diterbitkan oleh JAMA, seperempat dari kasus
corona paling serius di Italia juga terjadi pada orang
dewasa di bawah 50 tahun.
Di California, ada
lebih dari 180 kasus yang terdeteksi pada pasien berusia di atas 64 tahun,
dibandingkan lebih dari 390 kasus untuk pasien di bawah usia
64 tahun.
2. Jika Anda tidak sakit, Anda tidak dapat
menyebarkan corona
Menurut Dewan Penasihat
Medis Nutrisi Persona Lou Malinow mudah untuk melihat seseorang dan
mengetahui apakah mereka tertuular, maka akan mudah untuk menghindari kontak
langsung. "Sebagian besar dari mereka yang menularkan virus ke orang lain
tidak memiliki gejala atau hanya gejala yang sangat kecil," ucapnya.
Profesor di
Sekolah Kedokteran Vanderbilt University dan penasihat CDC William Schaffner
mengatakan bahwa orang yang terinfeksi tanpa gejala sebenarnya adalah
salah satu kontributor terbesar untuk jangkauan wabah
corona.
Sebuah studi baru
dari University of Massachusetts Amherst, menghitung bahwa
masa inkubasi rata-rata untuk COVID-19 hanya lebih dari
lima hari dan bahwa 97,5% orang yang mengembangkan gejala akan melakukannya
dalam 11,5 hari infeksi.
Ahli penyakit dalam
dan ahli pencernaan yang berbasis di New York, Niket Sonpal mengatakan kepada
Bustle bahwa semakin cepat kita menjauhkan diri kita selama beberapa minggu ke
depan, semakin cepat kurva curam dari kasus baru turun mendatar.
3. Membatalkan liburan karena virus corona
Menurut Pusat Studi Neuroekonomi
Paul J. Zak mengatakan secara biologis pembawa virus corona yang tidak
menunjukkan gejala dapat menginfeksi orang lain, tanpa
disadari. "Selama perjalanan, orang-orang berkumpul di restoran,
pantai, dan kolam renang, yang semuanya mempercepat efek ini," kata Dr.
Zak kepada Bustle.
Menolak untuk
membatalkan liburan itu karena Anda "berusaha membantu perekonomian"
bukanlah alasan. "Ekonomi tumbuh dan sedikit orang yang berlibur
tidak akan berpengaruh pada ekonomi secara keseluruhan," kata Dr. Zak.
Jika Anda menjaga
kesehatan Anda sekarang, Anda akan memiliki banyak peluang untuk melihat dunia
ketika kita pulih dari pandemi ini.
4. Tidak menyerah pada ketakutan
Sebenarnya, dalam hal ini Anda harus menyerah pada ketakutan rasional.
Menurut Dr Rubin, Anda harus memiliki perspektif dan menemukan garis antara
kehati-hatian dan kepanikan yang tidak rasional.
Banyak tenaga
medis dan dokter di rumah sakit telah meminta orang untuk tinggal di
rumah karena mereka sudah bekerja berjam-jam dan mempertaruhkan kesehatan
mereka sendiri untuk merawat orang lain.
Dr. Sonpal
menekankan bahwa ada peningkatan kasus orang yang lebih muda dan sangat bugar
telah terinfeksi covid-19.
Salah satu alasannya adalah kaum muda menggunakan vape atau E-rokok, yang
dapat meningkatkan risiko infeksi corons yang parah.
5. Anda akan tinggal di rumah ketika situasi
semakin buruk
Jika Anda mengabaikan peringatan
dan rekomendasi, Anda bisa berisiko terpapar virus
corona dan menularkan kepada orang lain. Menurut
Dr. Rubin, mentalitas semacam itu sebenarnya merupakan tanda ketakutan dan
penyangkalan, meskipun itu hanya terlihat seperti kecerobohan.
"Daripada
merasa takut, beberapa orang ingin meminimalkan ancaman," Dr Rubin
menjelaskan, menunjukkan bahwa jika lebih sulit untuk menangani perasaan Anda,
Anda mungkin mencoba untuk mengatasinya," kata Rubin.
Jika
Anda masih muda dan berisiko minim, tinggal di rumah dan berlatih menjaga jarak
sosial adalah cara terbaik untuk masa depan yang melibatkan perjalanan dan
kesenangan lainnya. (*sumber tempo.com
Comments