Meski Gagal, Catur Pulang Dengan Kepala Tegak

DL/26112019/Berastagi

---- Meski berhasil memenuhi target menang di partai akhir, Adhi Margana Rahmatullah, pecatur putra Lampung yang tampil di Pra PON 2020, menang atas pecatur kalimantan selatan Abu Ali, namun akhirnya gagal melaju ke PON Papua, karena kalah head to head dengan pecatur asal Maluku, M Ishak.

Ini menjadi sangat menyakitkan bagi Adhi Margana, karena poin mereka berdua sama 5, sementara satu tiket sebelumnya sudah dipastikan diraih pecatur Daerah Istimewa Jogjakarta, Kahfi Maulana dengan poin 5,5.

Dengan demikian Adhi gagal melaju lantaran kalah head to head melawan M Ishak dari Maluku. “Ini sudah penampilan terbaik Adhi. Namun apa boleh buat kondisinya seperti ini dan belum rejeki Adhi untuk tampil di PON 2020. Kalau soal permainan sudah sangat memuaskan, buktinya Adhi hanya kalah sama dua pecatur yang lolos ini, selebihnya dia kalahkan,” ujar Sekum Percasi Lampung, Arya Kalif.

Sementara pecatur perorangan putri, nefti juga gagal melaju. Meskipun dalam permainan pecatur belia ini sudah membuat para pecatur senior dari seluruh Provinsi yang ikut Pra PON ini was-was. Nefti yang masih duduk di bangku kelas 2 SMAN I Gadingrejo ini mampu menahan imbang para pecatur handal Indonesia, bahkan membuat pecatur andalan DKI Jakarta menangis usai ditahan remis.

Beregu Juga Gagal

Sementara di beregu putri, para pecatur Lampung Via Lastiningtyas, Vioren dan Skolatika dengan lapang dada harus kalah bersaing mauk PON, denga n regu catur Sumatera Selatan meskipun nilai mereka sama-sama 10 pada akhir pertandingan.

Kekalahan ini ada berbagai pertimbangan yang diberlakukan di cabang olaraga catur pra PON kali ini. “Ya memang menyakitkan kalau melihat hasil kami tidak lolos. Tetapi kami puas dengan penampilan anak-anak belia dari Lampung ini. Mereka sudah mengobrak abrik mental para pecatur Indonesia yang ada di Pra PON.” Kata Arya.

Regu Lampung ini mengalah regu-regu dari daerah yang mapan dengan pecatur senior dan beberapa yang sudah bergelar master nasional (MN) bahkan master fide (MF).

Via dan kawan-kawan mengumpulkan nilai 10, sama dengan Sumatera Selatan. Namun akhirnya panitia menetapkan Sumatera Selatan yang menempati peringkat 9, dan Lampung peringkat 10. Padahal regu yang lolos adalah peringkat 1 sampai 9 saja.

“Anak-anak memang mentalnya masih labil diusai seperti ini, saat mendapat tekanan dari lawan-lawan seniornya. Namun  ini menjadi catatan sejarah penting, bahwa Lampung sudah mempunyai bibit pecatur putri yang andal. Mereka asset Percasi masa depan,” tambahnya.

Arya mengatakan bahwa semua sudah bekerja keras, dan apapun hasilnya harus diterima dengan lapang dada. Ia berterima kasih kepada KONI Lampung yang sudah memberikan dukungan luar biasa. “Pengurus Percasi juga sudah bekerja keras, pelatih dan atlet demikian juga. Apapun namanya kami gagal. Tetapi bukan gagal secara menyeluruh, ada hal-hal yang kami dapatkan untuk masa depan,” tambahnya. (hmskoni)

Tags